PENGANTAR
Selepas Perang Dunia I fasisme merebak di banyak negara di Eropa, dan memuncak di berkuasanya pengikut paham ini di Italia dan Jerman. Belanda, dan juga Hindia-Belanda, ikut dilanda ideologi ini. Warga Belanda di Nusantara yang terpikat fasisme mendirikan organisasi NIFO (Nederlandsch Indische Fascisten Organisatie) di awal tahun 1930an, yang kemudian melebur ke organisasi "induk" Belanda NSB (Nationaal-Socialistische Beweging) pimpinan Anton Mussert.
Ketika Jerman menyerbu serta menduduki Belanda di tahun 1940, dan pemerintah Belanda bersama pihak Kerajaan harus mengungsi ke Inggris, NSB menjadi kaki tangan pendudukan Jerman. Pemerintahan Hindia-Belanda yang loyal terhadap Ratu Wilhelmina, melarang NSB dan menutup semua kantornya di Nusantara.
Seri foto berikut menampilkan gambar dari masa maraknya NSB dan pengikutnya di Hindia-Belanda, termasuk kunjungan pucuk pimpinan NSB Anton Mussert dari Belanda ke Jawa bulan Juli/Agustus 1935.
Anton Mussert di tangsi tentara Darmo, Surabaya, bersama simpatisan NSB dari kalangan militer. D.ki.ke.ka.: Kruitbos (pemimpin NSB Surabaya, mantan kapten artileri), Koppers (kolonel kesatuan lapis baja), Anton Mussert, 2 petinggi NSB, J. de Mos (kapten KNIL) (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Kruitbos (kedua dari kiri) dan Anton Mussert (tengah), di teras sebuah rumah dengan lambang NSB (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Anton Mussert bersama para pendukung NSB di Tretes, Pasuruan (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 1935
Tempat: Surabaya, Tretes
(Pasuruan)
Tokoh: Anton Adriaan Mussert (tokoh utama fasisme di Belanda)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Lihat juga karikatur yang kritis atas kunjungan Anton Mussert ini di posting ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar