Senin, 31 Agustus 2020

Dari ekspedisi di Sumatera Tengah 1877-1879: Lolo dan Surian

PENGANTAR

Pada tahun 1873 Belanda mendirikan Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap (Masyarakat Ilmu Bumi Kerajaan Belanda), mengikuti langkah serupa yang sebelumnya dilakukan oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Rusia. Ekspedisi besar pertama organisasi ini berlangsung empat tahun kemudian, yaitu penjelajahan di Midden-Sumatra ("Sumatera Tengah"), yang berlangsung dari tahun 1877 hingga 1879. Ekspedisi ini dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri dari Arend Ludolf van Hasselt, Daniël David Veth, Johannes François Snelleman, serta Johannes Schouw Santvoort, dengan ditemani pendamping lokal.

Peta ekspedisi, dengan tambahan info tentang lokasi fotonya akan ditampilkan di blog ini (ikon biru), dan lokasi lain sebagai patokan (ikon merah)
(klik untuk memperbesar)

Peta di atas ini, dalam garis-garis merah, menunjukkan rute penjelajahan yang dilakukan oleh tim ini, yang mencakup wilayah Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan. Tim ini selain mengamati aspek geografi dan geologi dari tempat-tempat yang dijelajahi, juga mendokumentasikan aspek lain seperti flora dan fauna, hingga etnografi dan adat istiadat. Situs archive.org mengarsipkan publikasi-publikasi hasil penjelajahan ini, dalam bahasa Belanda.

Selain itu, ada juga album foto yang memuat 145 foto, yang sayangnya tidak ada di situs archive.org tsb. Untungnya, National Gallery of Australia, memiliki salah satu eksemplar dari album ini, meskipun beberapa halaman di antaranya hilang. Blog ini akan menampilkan foto-foto dari album ini, sejauh mungkin dalam format lembar aslinya, dengan warna yang sudah menguning.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Beruntung pula, Universiteit Leiden memiliki pula koleksi foto-foto ini, meskipun tampaknya dalam bentuk satuan, tidak dalam bentuk album. Bahkan, Universiteit Leiden tampaknya memiliki akses ke foto-foto lain dari ekspedisi ini yang tidak masuk ke dalam album. Blog ini pun akan menampilkannya, kali ini dalam format skala-abu. Lokasi-lokasi yang fotonya ditampilkan akan ditandai dengan ikon biru di peta di atas.


Foto dari album Daniel Veth:
Pasar di Nagari Lolo
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Rumah kontroleur (atas perkebunan kopi?) di Lolo
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Foto dari arsip Universiteit Leiden:
Pemukiman warga Lolo
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jembatan beratap di Lolo
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Pasar di Nagari Lolo
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Pesawahan di Lolo
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Perkebunan kopi di Surian
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Rumah administrateur perkebunan kopi di Surian
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Waktu: antara 1877 dan 1879
Tempat: Lolo dan Surian di Solok
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia / Universiteit Leiden
Catatan:

Minggu, 30 Agustus 2020

Kartu pos kuno tentang Keraton Solo dan Pakubuwono X

Antara 1900 dan 1904: Pakubuwono X
(klik untuk memperbesar | © Albrecht & Co. / AVS)

Antara 1900 dan 1904: Alun-alun Keraton Solo
(klik untuk memperbesar | ©  Vogel vd Heijde & Co. / AVS)

Keraton Solo
(klik untuk memperbesar | © Nanyo & Co. / AVS)

Bagian depan Keraton Solo
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: antara 1900 dan 1904 (dua foto pertama)
Tempat: Solo
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar/foto:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Sabtu, 29 Agustus 2020

Dari ekspedisi di Sumatera Tengah 1877-1879: Alahan Panjang

PENGANTAR

Pada tahun 1873 Belanda mendirikan Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap (Masyarakat Ilmu Bumi Kerajaan Belanda), mengikuti langkah serupa yang sebelumnya dilakukan oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Rusia. Ekspedisi besar pertama organisasi ini berlangsung empat tahun kemudian, yaitu penjelajahan di Midden-Sumatra ("Sumatera Tengah"), yang berlangsung dari tahun 1877 hingga 1879. Ekspedisi ini dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri dari Arend Ludolf van Hasselt, Daniël David Veth, Johannes François Snelleman, serta Johannes Schouw Santvoort, dengan ditemani pendamping lokal.

Peta ekspedisi, dengan tambahan info tentang lokasi fotonya akan ditampilkan di blog ini (ikon biru), dan lokasi lain sebagai patokan (ikon merah)
(klik untuk memperbesar)

Peta di atas ini, dalam garis-garis merah, menunjukkan rute penjelajahan yang dilakukan oleh tim ini, yang mencakup wilayah Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan. Tim ini selain mengamati aspek geografi dan geologi dari tempat-tempat yang dijelajahi, juga mendokumentasikan aspek lain seperti flora dan fauna, hingga etnografi dan adat istiadat. Situs archive.org mengarsipkan publikasi-publikasi hasil penjelajahan ini, dalam bahasa Belanda.

Selain itu, ada juga album foto yang memuat 145 foto, yang sayangnya tidak ada di situs archive.org tsb. Untungnya, National Gallery of Australia, memiliki salah satu eksemplar dari album ini, meskipun beberapa halaman di antaranya hilang. Blog ini akan menampilkan foto-foto dari album ini, sejauh mungkin dalam format lembar aslinya, dengan warna yang sudah menguning.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Beruntung pula, Universiteit Leiden memiliki pula koleksi foto-foto ini, meskipun tampaknya dalam bentuk satuan, tidak dalam bentuk album. Bahkan, Universiteit Leiden tampaknya memiliki akses ke foto-foto lain dari ekspedisi ini yang tidak masuk ke dalam album. Blog ini pun akan menampilkannya, kali ini dalam format skala-abu. Lokasi-lokasi yang fotonya ditampilkan akan ditandai dengan ikon biru di peta di atas.


Foto dari album Daniel Veth:
Rumah tradisional
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Rumah gadang
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Rumah tabuah
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Foto dari arsip Universiteit Leiden:
Rumah tradisional
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Rumah gadang
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Rumah gadang
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Pesawahan di Alahan Panjang
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Istana Rajo Alam Alahan Panjang
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Istana Rajo Alam Alahan Panjang dengan rumah tabuah
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Rumah gadang
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Rumah tabuah
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Pohon mangga
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Perumahan di pinggir sawah
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Versi sketsa:
Pesawahan di Alahan Panjang
(klik untuk memperbesar)

Waktu: antara 1877 dan 1879
Tempat: Alahan Panjang (Solok)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia / Universiteit Leiden
Catatan:

Jumat, 28 Agustus 2020

Kartu pos kuno tentang Surabaya

Menara Wilhelmina
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Kantor Pos dan Telegraf
(klik untuk memperbesar | © G.C.T. van Dorp & Co. / AVS)

Pemakaman seorang wanita terkemuka yang dijuluki "Raden Ayu"
(klik untuk memperbesar | © J.M.Chs. Nijland / AVS)

Antara 1900 dan 1904: Prosesi pemakaman Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © J.M.Chs. Nijland / AVS)

Waktu: antara 1900 dan 1904 (foto terakhir); foto lainnya tanpa tahun
Tempat: Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar/foto:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Kamis, 27 Agustus 2020

Dari ekspedisi di Sumatera Tengah 1877-1879: Danau Diatas dan lembah Batang Gumanti

PENGANTAR

Pada tahun 1873 Belanda mendirikan Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap (Masyarakat Ilmu Bumi Kerajaan Belanda), mengikuti langkah serupa yang sebelumnya dilakukan oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Rusia. Ekspedisi besar pertama organisasi ini berlangsung empat tahun kemudian, yaitu penjelajahan di Midden-Sumatra ("Sumatera Tengah"), yang berlangsung dari tahun 1877 hingga 1879. Ekspedisi ini dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri dari Arend Ludolf van Hasselt, Daniël David Veth, Johannes François Snelleman, serta Johannes Schouw Santvoort, dengan ditemani pendamping lokal.

Peta ekspedisi, dengan tambahan info tentang lokasi fotonya akan ditampilkan di blog ini (ikon biru), dan lokasi lain sebagai patokan (ikon merah)
(klik untuk memperbesar)

Peta di atas ini, dalam garis-garis merah, menunjukkan rute penjelajahan yang dilakukan oleh tim ini, yang mencakup wilayah Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan. Tim ini selain mengamati aspek geografi dan geologi dari tempat-tempat yang dijelajahi, juga mendokumentasikan aspek lain seperti flora dan fauna, hingga etnografi dan adat istiadat. Situs archive.org mengarsipkan publikasi-publikasi hasil penjelajahan ini, dalam bahasa Belanda.

Selain itu, ada juga album foto yang memuat 145 foto, yang sayangnya tidak ada di situs archive.org tsb. Untungnya, National Gallery of Australia, memiliki salah satu eksemplar dari album ini, meskipun beberapa halaman di antaranya hilang. Blog ini akan menampilkan foto-foto dari album ini, sejauh mungkin dalam format lembar aslinya, dengan warna yang sudah menguning.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Beruntung pula, Universiteit Leiden memiliki pula koleksi foto-foto ini, meskipun tampaknya dalam bentuk satuan, tidak dalam bentuk album. Bahkan, Universiteit Leiden tampaknya memiliki akses ke foto-foto lain dari ekspedisi ini yang tidak masuk ke dalam album. Blog ini pun akan menampilkannya, kali ini dalam format skala-abu. Lokasi-lokasi yang fotonya ditampilkan akan ditandai dengan ikon biru di peta di atas.


Foto dari album Daniel Veth:
Jembatan beratap di lembah Batang Gumanti
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Foto dari arsip Universiteit Leiden:
Danau Diatas, hulu utama Batang Hari
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Danau Diatas
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Danau Diatas
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Danau Diatas dilihat dari Gunung Talang
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Pemandangan ke arah Alahan Panjang dan Selimpat
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jembatan beratap di lembah Batang Gumanti
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jembatan beratap di lembah Batang Gumanti
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Versi sketsa:
Danau Diatas, hulu utama Batang Hari
(klik untuk memperbesar)

Waktu: antara 1877 dan 1879
Tempat: Alahan Panjang (Solok)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia / Universiteit Leiden
Catatan:

Rabu, 26 Agustus 2020

Kartu pos kuno tentang Aceh

1900-1904: Bivak Belanda di Samalanga, Bireuen
(klik untuk memperbesar | © C. Nieuwenhuis / AVS)
1901: Kartu pos bergambar bivak Belanda di Lamjamu, dan Panglima Tibang
(klik untuk memperbesar | © AVS)
1903: Kartu pos bergambar pastor Henricus Christiaan Verbraak, rohaniawan yang mendampingi prajurit Belanda semasa Perang Aceh dari tahun 1874 hingga 1899, dan tampaknya itu a.l. yang menyematkan tanda jasa di dadanya.
(klik untuk memperbesar | © AVS)
1905-1919: Konvoi logistik KNIL berisi bahan makanan dari Indrapuri semasa Perang Aceh
(klik untuk memperbesar | © Jean Demmeni / AVS)
1905-1919: Pintu masuk keraton di dekat jembatan Peunayong
(klik untuk memperbesar | © AVS)
Masjid Raya Baiturrahman
(klik untuk memperbesar | © Tio Tek Hong / AVS)
1900-1904: Ini kasus menarik. Kartu pos ini ngakunya Groet uit Atjeh (salam dari Aceh) dan dicetak di Kutaraja oleh studio Reicher & Co. Tapi gambar yang disebut Chineesche Gebauw (bangunan Tionghoa) jelas-jelas mesjid; yang kiri atas adalah Masjid Agung Palembang, yang di bawahnya kemungkinan mesjid yang sama tetapi dalam tahap pemugaran dan pengembangan. Tampaknya jualan informasi yang ngawur sudah ada sejak zaman dulu.
(klik untuk memperbesar | © Reicher & Co / AVS)

Waktu: 1901, 1903, 1904, 1919
Tempat: Aceh (catatan: kartu pos bergambar pastor Verbraak dikirim dari Padang)
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar/foto: C. Nieuwenhuis; Jean Demmeni; Reicher & Co; Tio Tek Hong
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan: (1) Link di deskripsi kartu pos, jika ada, adalah tautan ke posting terkait di blog ini yang pernah muncul sebelumnya. (2) Patung pastor H.C. Verbraak masih berdiri di Taman Maluku di Bandung. (3) Kartu pos tentang Masjid Agung Palembang akan dimuat pada tanggal 27 September 2020.