Kamis, 30 April 2020

Hindia-Belanda dalam foto stereoskopi (7): Lintas bagian selatan Sumatera

PENGANTAR
Di akhir abad ke-19 foto stereoskop cukup populer untuk melihat foto dengan kesan tiga dimensi. Teknik yang digunakan saat itu adalah dengan membuat dua foto dengan sudut pengambilan yang sedikit berbeda. Kemudian kedua foto ini disandingkan, dan dilihat dengan menggunakan alat bersekat yang memisahkan pandangan mata kiri dan kanan. Gambar di kiri memperlihatkan contoh alat ini.

Wilayah Hindia-Belanda pun tak luput dari mode fotografi ini. Seri berikut akan menampilkan beberapa motif foto dari Hindia-Belanda yang ada di koleksi penggemar stereoskopi.

Sebuah iring-iringan di Manna, Lubuk Tapi, Bengkulu
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah sekolah di Tanjung Sakti, Lahat
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Desa Tinggi Hari di Pagar Alam
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pasar di Pagar Alam
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pasar di Pagar Alam
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pasar di Pagar Alam
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pasar di Pagar Alam
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar awal abad ke-20
Tempat: Bengkulu, Lahat, Pagar Alam
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: W. van Wessem
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Rabu, 29 April 2020

Dari album foto keluarga Kartini: Potret Kartini

PENGANTAR

(klik untuk memperbesar)
Sejarah Hindia-Belanda menunjukkan bahwa tokoh yang menjadi pahlawan bagi bangsa Indonesia, bagi pihak Belanda saat itu tak lebih dari pemberontak, pembuat onar, penyulut kerusuhan, dsb. Sebaliknya, orang yang diberi tanda jasa oleh Belanda, bagi bangsa Indonesia merupakan pembantai, penjahat perang, kolaborator, dsb.

Raden Ayu Kartini merupakan satu dari sedikit pengecualian: Orang Belanda dan Indonesia sama-sama kagum dan menghargai apa yang beliau rintis untuk memajukan bangsa Indonesia, terutama kaum perempuannya. Bahkan kemudian warga Belanda bersama warga Indonesia bersama-sama meneruskan dan mengembangkan apa yang telah beliau mulai, yaitu dengan menghidupkan sarana pendidikan untuk anak-anak perempuan Indonesia.

Seri foto berikut ini akan menampilkan foto-foto Kartini dan keluarganya, dan diteruskan dengan munculnya sekolah-sekolah Kartini di berbagai pelosok

Kartini (berdiri kanan), bersama adik-adiknya: Rukmini (berdiri kiri), Sumantri (duduk belakang kiri), dan Kardinah (duduk belakang kanan), di Jepara memberikan pelajaran kepada anak-anak, yang ternyata tidak semuanya perempuan.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Sebuah sketsa Kartini bertanggal 14 Oktober 1916 dengan tanda tangan "Samoed"
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Potret Kartini dari sekitar tahun 1900, yang menjadi dasar sketsa di atas
(klik untuk memperbesar | © Charls & Co. / NMVW)
Foto Kartini yang menjadi "gambar standard" di deretan para pahlawan
(klik untuk memperbesar | © NMVW)

Waktu: sekitar 1900
Tempat: Jepara (foto pertama), Semarang (kemungkinan foto ketiga dan keempat)
Tokoh: Raden Ayu Kartini (perintis pendidikan perempuan), Kardinah (adik Kartini), Rukmini (adik Kartini), Sumantri (adik tiri Kartini)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Universiteit Leiden / Nationaal Museum van Wereldculturen
Catatan:

Selasa, 28 April 2020

Hindia-Belanda dalam foto stereoskopi (6): Surabaya dan sekitarnya

PENGANTAR
Di akhir abad ke-19 foto stereoskop cukup populer untuk melihat foto dengan kesan tiga dimensi. Teknik yang digunakan saat itu adalah dengan membuat dua foto dengan sudut pengambilan yang sedikit berbeda. Kemudian kedua foto ini disandingkan, dan dilihat dengan menggunakan alat bersekat yang memisahkan pandangan mata kiri dan kanan. Gambar di kiri memperlihatkan contoh alat ini.

Wilayah Hindia-Belanda pun tak luput dari mode fotografi ini. Seri berikut akan menampilkan beberapa motif foto dari Hindia-Belanda yang ada di koleksi penggemar stereoskopi.

Pedagang makanan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sipir penjara Surabaya
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perempuan mandi di sungai
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kuli kapur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Tukang cukur terbuka di Surabaya
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Wanita mandi di sumur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Petani di sawah
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Petani di ladang
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Mandi di kali, Surabaya
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Berperahu di sungai
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Banjir
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar awal abad ke-20
Tempat: Jawa, Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia / Miss Blanche Stereo
Catatan:

Senin, 27 April 2020

Jepretan Charles Breijer 1947-1953: Anak-anak merayakan Hari Proklamasi yang keempat, 1949

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Nederlands Fotomuseum)

Waktu: 17 Agustus 1949
Tempat: Charles Breijer menyebut "dalam perjalanan menuju Jakarta"
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Charles Breijer
Sumber / Hak cipta: Het Geheugen van Nederland / Nederlands Fotomuseum
Catatan:

Minggu, 26 April 2020

Hindia-Belanda dalam foto stereoskopi (5): Lintas Jawa

PENGANTAR
Di akhir abad ke-19 foto stereoskop cukup populer untuk melihat foto dengan kesan tiga dimensi. Teknik yang digunakan saat itu adalah dengan membuat dua foto dengan sudut pengambilan yang sedikit berbeda. Kemudian kedua foto ini disandingkan, dan dilihat dengan menggunakan alat bersekat yang memisahkan pandangan mata kiri dan kanan. Gambar di kiri memperlihatkan contoh alat ini.

Wilayah Hindia-Belanda pun tak luput dari mode fotografi ini. Seri berikut akan menampilkan beberapa motif foto dari Hindia-Belanda yang ada di koleksi penggemar stereoskopi.

Penjual durian
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penari Jawa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah pasar di Jawa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Hutan bambu
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kebun Raya Bogor
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Karapan sapi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Candi Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah pegunungan di Jawa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pohon nangka
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Gunung Bromo
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: sekitar awal abad ke-20
Tempat: Bogor, Jawa, Magelang, Malang, Yogyakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia / Keystone View Company
Catatan: Foto nomor 3 dan 4 sudah dimuat sebelum ini dalam versi yang berbeda.

Sabtu, 25 April 2020

Soekarno mengunjungi Seminari Pineleng, Manado, 1957

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / KDC)

Waktu: 30 September 1957
Tempat: Pineleng, Manado
Tokoh: Soekarno (Presiden RI)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Geheugen van Nederland / Katholiek Documentatie Centrum
Catatan: Lima bulan kemudian wilayah Sulawesi Utara menjadi basis PRRI dalam penentangan beberapa perwira militer terhadap Soekarno.

Jumat, 24 April 2020

Hindia-Belanda dalam foto stereoskopi (4): Warga Karo, 1926

PENGANTAR
Di akhir abad ke-19 foto stereoskop cukup populer untuk melihat foto dengan kesan tiga dimensi. Teknik yang digunakan saat itu adalah dengan membuat dua foto dengan sudut pengambilan yang sedikit berbeda. Kemudian kedua foto ini disandingkan, dan dilihat dengan menggunakan alat bersekat yang memisahkan pandangan mata kiri dan kanan. Gambar di kiri memperlihatkan contoh alat ini.

Wilayah Hindia-Belanda pun tak luput dari mode fotografi ini. Seri berikut akan menampilkan beberapa motif foto dari Hindia-Belanda yang ada di koleksi penggemar stereoskopi.

Sebuah pemukiman Karo dengan rumah tradisionalnya
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Makam leluhur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Tiga gadis mencari kutu ...
(klik untuk memperbesar | © NGA)
... dan melempar senyum
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah keluarga
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Seorang kakek
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Seorang nenek di sawah
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Seorang nenek di pemukiman
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: 1926
Tempat: Karo
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Kamis, 23 April 2020

Propaganda Belanda yang menyeru rakyat Indonesia untuk melindungi warga Belanda, 1945

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / NIOD)
Waktu: September 1945
Tempat: lembaran ini disebarkan di sekitar Medan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Geheugen van Nederland / Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie
Catatan:

Rabu, 22 April 2020

Hindia-Belanda dalam foto stereoskopi (3): Colorized

PENGANTAR
Di akhir abad ke-19 foto stereoskop cukup populer untuk melihat foto dengan kesan tiga dimensi. Teknik yang digunakan saat itu adalah dengan membuat dua foto dengan sudut pengambilan yang sedikit berbeda. Kemudian kedua foto ini disandingkan, dan dilihat dengan menggunakan alat bersekat yang memisahkan pandangan mata kiri dan kanan. Gambar di kiri memperlihatkan contoh alat ini.

Wilayah Hindia-Belanda pun tak luput dari mode fotografi ini. Seri berikut akan menampilkan beberapa motif foto dari Hindia-Belanda yang ada di koleksi penggemar stereoskopi.


Wanita dan anak-anak Malang di pancuran
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah pasar, kemungkinan di Jawa Barat
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah alun-alun di Jawa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Patung di sekitar candi Singhasari (Arca Dwarpala)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Menyeberangi Bengawan Solo
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah pasar di Jawa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: 1903
Tempat: Jawa, Jawa Barat, Malang, Solo
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Truman W. Ingersoll
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: