Minggu, 31 Desember 2017

Sabtu, 30 Desember 2017

Pilot-pilot dan pesawat tempur Jepang di Kupang, 1943

(klik untuk memperbesar | © ww2db.com)
Waktu: Februari 1943
Tempat: Kupang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: ww2db.com
Catatan: Catatan foto menyebutkan dua nama yaitu Yoshiro Hashiguchi (pilot paling kiri), dan Kiyoshi Ito (pilot paling kanan).

Kamis, 28 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (6)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.


39 warga Jepang di depan Willemskerk (sekarang Gereja Immanuel, Jakarta), 35 di antaranya berpakaian sipil, hanya 4 yang memakai seragam militer. Empat dari 39 ini adalah perempuan.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Foto bersama beberapa warga aparat sipil Jepang; empat di antaranya wanita berkimono.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Foto bersama dengan banyak peserta berpakaian sipil. Di sebelah kiri ada sekelompok perempuan Jepang; di tengah-belakang kanan tampaknya warga Indonesia dengan pecinya.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Rabu, 27 Desember 2017

Soekarno di sekitar tahun 1940

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: sekitar 1940
Tempat:
Tokoh: Soekarno (pejuang kemerdekaan Indonesia)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Selasa, 26 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (5)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.

Tiga foto di bawah memperlihatkan beberapa warga Jepang berpakaian sipil yang bisa dipastikan memiliki posisi tinggi. Mereka mendapat jatah rumah besar, memiliki staff warga Jepang, dan mendapat pembantu warga Indonesia yang tampaknya mengurus rumah dan menjadi supir. Sayang tidak ada informasi mengenai siapa dan apa jabatan mereka di Indonesia.


(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Senin, 25 Desember 2017

Permainan "Toekoe Oemar" di Belanda, 1896

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 1896
Tempat: Belanda
Tokoh:
Peristiwa: Perang Aceh dan Teuku Umar begitu menjadi perhatian warga Belanda (dan sejatinya juga warga Eropa lain), sampai-sampai di akhir abad ke-19 orang mengeluarkan permainan dengan nama Toekoe Oemar.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:


(klik untuk memperbesar)

Minggu, 24 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (4)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.

Dua foto di bawah memperlihatkan dua pasang warga Jepang (yang kemungkinan suami isteri), di kediamannya. Foto pertama malah memperlihatkan dua anjing piaraan keluarga. Saya tidak ada informasi mengenai siapa mereka, dan apa tugas mereka di Indonesia.


(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 23 Desember 2017

Sultan Hamengkubuwono VIII dan para petinggi Belanda di Kraton Yogyakarta, 1937

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 9 November 1937
Tempat: Kraton Yogyakarta
Tokoh: Hamengkubuwono VIII (Sultan Yogyakarta). Dari beliau ke arah kiri: W.H. van Helsdingen (ketua Volksraad), Louise Abbenhuis-Verschueren (istri asisten residen), berikutnya tidak di kenal. Dari beliau ke arah kanan: Christiaan Abbenhuis (asisten residen), tidak dikenal, Ratu Pembayun (?), tidak dikenal, tidak dikenal, H.J. van Mook (Direktur Urusan Ekonomi).
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Jumat, 22 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (3)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.

Foto-foto di bawah memperlihatkan seorang Jepang lainnya yang tampaknya juga memiliki posisi penting. Dia berpose sendiri di meja kerjanya; kemudian dikelilingi tiga warga Jepang lainnya yang tampaknya adalah staffnya; dan kemudian berpose di luar gedung kantornya. Sayang tidak ada informasi lebih lanjut mengenai orang ini.


(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Kamis, 21 Desember 2017

Rabu, 20 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (2b)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.

Posting sebelum ini menunjukkan seorang warga Jepang yang tampaknya menjabat posisi tinggi di percetakan di Jakarta, atau kemungkinan propaganda. Foto-foto di bawah menunjukkan warga Jepang ini di kediamannya, yang terlihat mewah. Ini tampaknya mengkonfirmasi tingginya posisi dia. Sayang tidak ada informasi lebih lanjut mengenai siapa orang ini.



(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Selasa, 19 Desember 2017

Senin, 18 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (2a)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.

Foto di bawah menunjukkan seorang Jepang (berdiri paling kiri di foto pertama) yang tampaknya menjabat posisi penting di bagian percetakan di Jakarta, kemungkinan bagian propoganda. Dia juga tampak berpidato di depan bendera Jepang berukuran besar; dan di posting sesudah ini juga berpose di rumahnya yang terlihat mewah. Sayang tidak ada informasi lebih lanjut mengenai siapa orang ini.


(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 17 Desember 2017

Pembukaan Sekolah Abadiah milik Sarekat Oesaha di Padang, 1915

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 23 Agustus 1915
Tempat: Padang
Tokoh:
Peristiwa: Guru dan murid Sekolah Abadiah di hari pembukaan sekolah yang didirikan oleh Sarekat Oesaha.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Sabtu, 16 Desember 2017

Aparat sipil pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia (1)

PENGANTAR

Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.

Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.


Beberapa wanita Jepang di depan sebuah kantor (yang nomer dua dari kiri tidak terlihat Jepang?)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Sebelas aparat Jepang di depan kebun pisang
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Enam wanita Jepang berseragam putih di antara pria Jepang yang berseragam sipil dan militer. Plakat di tembok bertuliskan "Penerimaan Oedjian Menengah ... A+B".
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Warga Jepang berpakaian sipil ditemani beberapa orang Indonesia. Kemungkinan warga Indonesia ini dipekerjakan untuk mengurus gedung (pemerintahan?) di latar belakang.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta?
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Jumat, 15 Desember 2017

Istana Negara di tahun 1905

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 1905
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa: Paleis te Rijswijk yang kelak dijadikan Istana Merdeka.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:


UPDATE 14 Oktober 2020: Nama "Istana Merdeka" sekarang sudah dibetulkan.

Kamis, 14 Desember 2017

Foto bersama aparat militer dan sipil Jepang di Indonesia

(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang, antara lain foto-foto di atas yang memperlihatkan beberapa tentara Jepang, dan warga Jepang lain berpakaian putih dengan secarik kain di lengan kiri. Kemungkinan ini foto bersama dari sebuah instansi yang terdiri dari aparat militer dan sipil.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Rabu, 13 Desember 2017

Foto bersama anggota Volksraad, 1935

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: 1935
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa: Para anggota Volksraad (Dewan Rakyat) berfoto bersama, a.l. R.M.A.A. Kusumo Utoyo (duduk berblangkon), Todung Sutan Gunung Mulia (berdiri keempat dari kanan), Soangkupon (berdiri ketujuh dari kanan),Muhammad Husni Thamrin (duduk ke-6 dari kanan)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Selasa, 12 Desember 2017

Foto bersama beberapa perwira Jepang bersama staffnya

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang, antara lain foto-foto di atas yang memperlihatkan pose bersama beberapa perwira Jepang dengan warga Jepang lain yang kemungkinan anggota tim-nya. Tidak ada catatan tentang nama dan tempat; foto kedua tetapi menunjukkan adanya kalender Jawa tertempel di dinding, yang mengindikasikan lokasinya di pulau Jawa.
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Senin, 11 Desember 2017

Acara khitanan dua anak bupati Serang sekitar tahun 1900

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: sekitar 1900
Tempat: Serang
Tokoh:
Peristiwa: Acara khitanan dua anak dari bupati (regent) Serang, Raden Tumenggung Akhmad Jayadiningrat. Dua anak tsb. diberi pakaian wayang, yaitu Hilman (Iman) dan Rifki (Kikok). Tulisan di foto menunjukkan nama-nama lain seperti Said, Hasan Jayadiningrat (kakak dari anak yang dikhitan), Ejang Lomang, dan Iskandar.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Minggu, 10 Desember 2017

Foto bersama para prajurit Jepang di Jakarta

Delapan prajurit Jepang di depan gedung bertuliskan Otoritas Militer Jawa
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Sekelompok prajurit Jepang, lima di antaranya wanita, berpose di depan gedung percetakan di wilayah Pecenongan
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa: Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang, antara lain foto-foto di atas yang memperlihatkan tentara Jepang di bekas gedung-gedung Belanda yang mereka kuasai.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 09 Desember 2017

Van Mook dan Max van Poll dalam pertemuan internal Belanda paska Perjanjian Linggarjati, 1947

Van Mook berbicara di samping Max van Poll
(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 13 Januari 1947
Tempat: Jakarta
Tokoh: Hubertus Johannes van Mook (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda); Maximus Josephus Maria van Poll (politikus Belanda, anggota delegasi Belanda di dalam perundingan Linggarjati)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Jumat, 08 Desember 2017

Potret diri beberapa prajurit Jepang di Indonesia

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta (?)
Tokoh:
Peristiwa: Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang, antara lain foto-foto di atas yang memperlihatkan beberapa prajurit Jepang, sebagian di antaranya dipastikan perwira. Sayang tidak ada catatan tentang siapa dan di mananya.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: