Rabu, 30 Juni 2021

Kedatangan Cornelis de Houtman di Banten di tahun 1596, menurut lukisan yang dibuat 300 tahun kemudian

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: lukisan di atas dibuat sekitar 1904-1925, menggambarkan peristiwa tanggal 15 Juni 1596
Tempat: Karangantu (Banten lama)
Tokoh: Cornelis de Houtman (penjelajah Belanda yang merintis jaur laut dari Belanda ke Nusantara)
Peristiwa: Pada tanggal 15 Juni 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan kapalnya berlabuh di Banten dan diterima dengan ramah oleh Kesultanan Banten. Peristiwa ini menjadi tonggak kedatangan Belanda di Nusantara yang berujung pada penjajahan hingga ke ratusan tahun kemudian.
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Selasa, 29 Juni 2021

Dari sebuah album foto tentang Makassar dan sekitarnya 6: Pemilik album, 1910

PENGANTAR

National Gallery of Australia membeli banyak koleksi foto dari Leo Haks. Salah satunya adalah sebuah album foto yang kemungkinan besar awalnya dimiliki oleh seorang Belanda di Makassar, yang tampaknya bekerja di sebuah perkebunan, atau malah menjadi seorang pegawai penting di sana. Ini terlihat dari banyaknya foto tentang Makassar dan sekitarnya, serta rumah kediamannya, dan juga foto dia di lapangan. Foto-foto ini kemungkinan besar berasal dari fotografer E. Becker.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selain tentang Makassar, album yang diperkirakan berasal dari tahun 1900-1910 ini juga memuat foto dari lokasi di mana si pemiliki tampaknya pernah pergi, misalnya Ternate dan Jawa. Di Jawa, tampaknya dia berkunjung ke kawasan Bromo, dan membawa foto-foto karya fotografer Hermann Salzwedel. Selain itu, tampaknya dia juga pernah ke Semarang karena album ini berisi juga foto karya studio Yim Fong. Bagian akhir album ini memuat dua foto yang menjadi contoh manipulasi foto sebelum adanya Photoshop.


Rangkaian foto berikut berisi beberapa wajah Belanda; salah satunya kemungkinan besar adalah pemilik album ini.

Atas: sekelompok warga Belanda di depan sebuah kemah;
bawah: tiga warga Belanda menunggang kuda
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Di kawasan perkebunan kelapa (?)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: di hutan;
bawah: pertemuan warga Belanda dengan pemuka masyarakat lokal
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: di perkebunan kelapa (?);
bawah: dua wanita Belanda berkebaya
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Montase foto dengan latar belakang pantai
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Montase foto dengan latar belakang air terjun
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: sekitar 1910
Tempat: Makassar
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: E. Becker
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Senin, 28 Juni 2021

Pasukan Amerika menduduki posisi artileri pertahanan udara Jepang di Jayapura, 1944

(klik untuk memperbesar | © AP Photo)


Waktu: 17 Mei 1944
Tempat: Jayapura (Hollandia)
Tokoh:
Peristiwa: Pasukan Amerika merebut dan menguasai meriam artileri pertahanan udara Jepang di Jayapura
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: AP Photo
Catatan:

Minggu, 27 Juni 2021

Dari sebuah album foto tentang Makassar dan sekitarnya 5: Sebuah rumah Belanda di tempat terpencil, 1910

PENGANTAR

National Gallery of Australia membeli banyak koleksi foto dari Leo Haks. Salah satunya adalah sebuah album foto yang kemungkinan besar awalnya dimiliki oleh seorang Belanda di Makassar, yang tampaknya bekerja di sebuah perkebunan, atau malah menjadi seorang pegawai penting di sana. Ini terlihat dari banyaknya foto tentang Makassar dan sekitarnya, serta rumah kediamannya, dan juga foto dia di lapangan. Foto-foto ini kemungkinan besar berasal dari fotografer E. Becker.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selain tentang Makassar, album yang diperkirakan berasal dari tahun 1900-1910 ini juga memuat foto dari lokasi di mana si pemiliki tampaknya pernah pergi, misalnya Ternate dan Jawa. Di Jawa, tampaknya dia berkunjung ke kawasan Bromo, dan membawa foto-foto karya fotografer Hermann Salzwedel. Selain itu, tampaknya dia juga pernah ke Semarang karena album ini berisi juga foto karya studio Yim Fong. Bagian akhir album ini memuat dua foto yang menjadi contoh manipulasi foto sebelum adanya Photoshop.


Rangkaian foto berikut berkisar di sekitar sebuah rumah yang tidak terlalu besar dan tampaknya berada di kawasan yang relatif terpencil. Tetapi rumah Belanda ini memiliki sekelompok pembantu, kereta kuda, lengkap dengan kusir dan bujang kudanya. Model kebaya pembantu perempuan menyiratkan dia berasal dari wilayah Jawa Barat; jadi tidak begitu jelas apakah ini masih di Sulawesi Selatan, atau di Pulau Jawa.

(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
x
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: sekitar 1910
Tempat: sekitar Makassar (atau Jawa Barat/Tengah?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: E. Becker (atau Yim Fong?)
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: Bagian atas dari foto nomor 1 dan bagian bawah dari foto nomor 5 pernah dimuat di posting ini; bagian atas foto nomor 6 pernah dimuat di sini.

Sabtu, 26 Juni 2021

Peta Kalimantan menurut sebuah buku keluaran tahun 1613

Gambar di bawah merupakan dua halaman dari buku Spieghel ofte afbeeldinghe der Nederlandtsche Geschiedenissen karya Willem Luytsz van Kittensteyn yang dikeluarkan di Delft, Belanda, pada tahun 1613. Bagian atasnya memperlihatkan Pulau Kalimantan, sementara bagian bawahnya Pulau Mocha di Chili.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Peta Kalimantan ini memiliki arah utara di sebelah kiri, dan karenanya garis khatulistiwa digambarkan vertikal. Di bagian bawah tampak kepulauan Natuna, di pojok kanan bawah P. Cherimata (Karimata, yang digambarkan cukup dekat ke Kalimantan), sementara pojok kanan atas di isi Bogis dan Macasser Ins[ula] yaitu Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya, yang digambarkan dalam proporsi kecil. Gambar di halaman kanan tampaknya merupakan pembesaran dari sebuah teluk yang ada di utara Kalimantan.

Waktu: 1613
Tempat: buku diterbitkan di Delft, Belanda
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Willem Luytsz van Kittensteyn
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Jumat, 25 Juni 2021

Dari sebuah album foto tentang Makassar dan sekitarnya 4: Bangunan keramat, 1910

PENGANTAR

National Gallery of Australia membeli banyak koleksi foto dari Leo Haks. Salah satunya adalah sebuah album foto yang kemungkinan besar awalnya dimiliki oleh seorang Belanda di Makassar, yang tampaknya bekerja di sebuah perkebunan, atau malah menjadi seorang pegawai penting di sana. Ini terlihat dari banyaknya foto tentang Makassar dan sekitarnya, serta rumah kediamannya, dan juga foto dia di lapangan. Foto-foto ini kemungkinan besar berasal dari fotografer E. Becker.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selain tentang Makassar, album yang diperkirakan berasal dari tahun 1900-1910 ini juga memuat foto dari lokasi di mana si pemiliki tampaknya pernah pergi, misalnya Ternate dan Jawa. Di Jawa, tampaknya dia berkunjung ke kawasan Bromo, dan membawa foto-foto karya fotografer Hermann Salzwedel. Selain itu, tampaknya dia juga pernah ke Semarang karena album ini berisi juga foto karya studio Yim Fong. Bagian akhir album ini memuat dua foto yang menjadi contoh manipulasi foto sebelum adanya Photoshop.


Atas: makam Sultan Mahmud Badaruddin II di Ternate;
bawah: sebuah mesjid yang masih perlu identifikasi lebih lanjut
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: rumah tradisional;
bawah: tampaknya sebuah bangunan keramat
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: dua bangunan keramat (?);
bawah: perkampungan warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kuburan yang tertutupi pohon beringin dan belukar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: seorang wanita Belanda berpose di dekat kuburan di bawah pohon beringin;
bawah: sebuah jalan setapak
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Jalan setapak dan pohon beringin yang sama dengan yang di foto sebelumnya (?)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: sekitar 1910
Tempat: Makassar, Ternate
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: E. Becker
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: Foto makam Sultan Badaruddin II pernah dimuat di posting ini; bagian bawah dari foto nomor 3 pernah dimuat di sini.


Tambahan: Satu dari foto di atas dalam versi lepas dan ukuran 2048 piksel.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Kamis, 24 Juni 2021

Poster menyambut seperempat abad penobatan Ratu Wilhelmina, 1923

(klik untuk memperbesar | © Johan Isings / AVS)

Waktu: 1923
Tempat: lukisan dibuat di Belanda
Tokoh: Wilhelmina Helena Pauline Maria (Ratu Belanda, digambarkan di batu marmer di lukisan di atas)
Peristiwa: Poster di atas menyambut 25 tahun bertahtanya Wilhelmina sebagai Ratu Belanda, dan memuat banyak perlambang. Nona Belanda kali ini ditampilkan ada dua. Yang di sebelah kanan menyambut masyarakat Belanda yang a.l diwakili oleh kalangan bangsawan, militer, cendekiawan, masyarakat pedesaan, pekerja, pelaut, dll. dengan persembahan karya kebanggaan Belanda a.l. kapal laut dan lukisan. Yang di sebelah kanan, dengan latar belakang pepohonan, menyambut warga Nusantara seperti orang Jawa, Aceh, Minang, Bali, dan Dayak dengan didampingi (atau dijaga?) tentara KNIL dan pejabat kolonial Belanda. Persembahan dari arah kanan bentuknya adalah gamelan, kerajinan tangan, tenunan, dan buah-buahan.
Juru foto/gambar: Johan Isings
Sumber / Hak cipta: C.C. Callenbach | Atlas Van Stolk
Catatan:

Rabu, 23 Juni 2021

Dari sebuah album foto tentang Makassar dan sekitarnya 3: Penduduk sekitar Makassar, 1910

PENGANTAR

National Gallery of Australia membeli banyak koleksi foto dari Leo Haks. Salah satunya adalah sebuah album foto yang kemungkinan besar awalnya dimiliki oleh seorang Belanda di Makassar, yang tampaknya bekerja di sebuah perkebunan, atau malah menjadi seorang pegawai penting di sana. Ini terlihat dari banyaknya foto tentang Makassar dan sekitarnya, serta rumah kediamannya, dan juga foto dia di lapangan. Foto-foto ini kemungkinan besar berasal dari fotografer E. Becker.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selain tentang Makassar, album yang diperkirakan berasal dari tahun 1900-1910 ini juga memuat foto dari lokasi di mana si pemiliki tampaknya pernah pergi, misalnya Ternate dan Jawa. Di Jawa, tampaknya dia berkunjung ke kawasan Bromo, dan membawa foto-foto karya fotografer Hermann Salzwedel. Selain itu, tampaknya dia juga pernah ke Semarang karena album ini berisi juga foto karya studio Yim Fong. Bagian akhir album ini memuat dua foto yang menjadi contoh manipulasi foto sebelum adanya Photoshop.


Atas: kawanan kerbau;
bawah: sekelompok warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: sebuah perkampungan nelayan;
bawah: tarian warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Dua bangunan di sekitar telaga
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: wanita Makassar menenun;
bawah: sebuah perkampungan warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: sebuah air terjun landai;
bawah: sekelompok pemuda bersarung
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: sekitar 1910
Tempat: Makassar
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: E. Becker
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: Foto nomor 1, 2, dan 5, serta versi lepas dari nomor 4 bagian atas pernah dimuat di posting ini.


Tambahan: Foto wanita menenun dan air terjun dalam ukuran 2048 piksel.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selasa, 22 Juni 2021

Hendrik Merkus de Kock, panglima Belanda semasa penyerbuan ke Palembang dan Perang Diponegoro

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: gambar kemungkinan dibuat setelah 1842
Tempat:
Tokoh: Hendrik Merkus de Kock (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda)
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan: Foto De Kock di atas dihiasi sebuah emblem di bawahnya, yang bagian kirinya bertuliskan Palembang 1823 dan menggambarkan serangan laut Belanda ke Kesultanan Palembang (lihat a.l. posting ini), dan bagian kanannya bertuliskan Java 1825-1830 yang memperlihatkan Perang Diponegoro (lihat juga a.l. posting ini).

Senin, 21 Juni 2021

Dari sebuah album foto tentang Makassar dan sekitarnya 2: Sekitar Pelabuhan Makassar, 1910

PENGANTAR

National Gallery of Australia membeli banyak koleksi foto dari Leo Haks. Salah satunya adalah sebuah album foto yang kemungkinan besar awalnya dimiliki oleh seorang Belanda di Makassar, yang tampaknya bekerja di sebuah perkebunan, atau malah menjadi seorang pegawai penting di sana. Ini terlihat dari banyaknya foto tentang Makassar dan sekitarnya, serta rumah kediamannya, dan juga foto dia di lapangan. Foto-foto ini kemungkinan besar berasal dari fotografer E. Becker.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selain tentang Makassar, album yang diperkirakan berasal dari tahun 1900-1910 ini juga memuat foto dari lokasi di mana si pemiliki tampaknya pernah pergi, misalnya Ternate dan Jawa. Di Jawa, tampaknya dia berkunjung ke kawasan Bromo, dan membawa foto-foto karya fotografer Hermann Salzwedel. Selain itu, tampaknya dia juga pernah ke Semarang karena album ini berisi juga foto karya studio Yim Fong. Bagian akhir album ini memuat dua foto yang menjadi contoh manipulasi foto sebelum adanya Photoshop.


Atas: kawasan usaha;
bawah: Pelabuhan Makassar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: Pelabuhan Makassar;
kawasan: kawasan gedung pemerintahan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kawasan usaha di sekitar pelabuhan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: sebuah kelenteng di Makassar;
bawah: dua kapal layar di sekitar pelabuhan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: sebuah jembatan dengan sarana pemadam kebakaran di sebelah kanan;
bawah: kantin tentara
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: sekitar 1910
Tempat: Makassar
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: E. Becker
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:


Tambahan: Duar dari foto di atas dalam versi lepas.
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Minggu, 20 Juni 2021

Kegiatan tentara Belanda ketika tidak sedang menggempur pejuang Indonesia (19): Periksa, jaga, bengong

Jakarta, Desember 1948: Seorang tentara Belanda memeriksa buku identitas warga Indonesia
(klik untuk memperbesar | © Anefo / AVS)
Yogyakarta, Desember 1948: Sebuah kesatuan militer Belanda menjaga sebuah jalan setelah menduduki Yogyakarta semasa Aksi Polisionil 2
(klik untuk memperbesar | © AP / AVS)
Yogyakarta, Desember 1948: Dua tentara Belanda setelah menduduki Yogyakarta semasa Aksi Polisionil 2
(klik untuk memperbesar | © AP / AVS)

Waktu: Desember 1948
Tempat: Jakarta, Yogyakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Anefo | Associated Press
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan: Ketiga foto diatas dimuat di mingguan Ons Vrije Nederland, Geïllustreerd Weekblad, nr. 28 yang terbit 8 Januari 1949.

Sabtu, 19 Juni 2021

Dari sebuah album foto tentang Makassar dan sekitarnya 1: Makassar, 1910

PENGANTAR

National Gallery of Australia membeli banyak koleksi foto dari Leo Haks. Salah satunya adalah sebuah album foto yang kemungkinan besar awalnya dimiliki oleh seorang Belanda di Makassar, yang tampaknya bekerja di sebuah perkebunan, atau malah menjadi seorang pegawai penting di sana. Ini terlihat dari banyaknya foto tentang Makassar dan sekitarnya, serta rumah kediamannya, dan juga foto dia di lapangan. Foto-foto ini kemungkinan besar berasal dari fotografer E. Becker.

(klik untuk memperbesar | © NGA)

Selain tentang Makassar, album yang diperkirakan berasal dari tahun 1900-1910 ini juga memuat foto dari lokasi di mana si pemiliki tampaknya pernah pergi, misalnya Ternate dan Jawa. Di Jawa, tampaknya dia berkunjung ke kawasan Bromo, dan membawa foto-foto karya fotografer Hermann Salzwedel. Selain itu, tampaknya dia juga pernah ke Semarang karena album ini berisi juga foto karya studio Yim Fong. Bagian akhir album ini memuat dua foto yang menjadi contoh manipulasi foto sebelum adanya Photoshop.


Sebuah jalan besar di Makasar yang diapit pepohonan, kemungkinan yang sekarang menjadi Jalan Ahmad Yani
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: kantor pos dan telegraf;
bawah: jalan dan gerbang menuju sebuah taman (?)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: anak-anak di depan rumah ibadah yang kelak menjadi Gereja GPIB Immanuel Makassar;
bawah: pemandangan ke sebuah lapangan
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Atas: sebuah rumah pembesar Belanda;
bawah: bagian belakang rumah ini (?)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: sebuah rumah sakit di Makassar;
bawah: jalan yang kemungkinan sekarang menjadi Jalan Ahmad Yani
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: rumah seorang pembesar Belanda;
bawah: sebuah kawasan usaha
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar 1910
Tempat: Makassar
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: E. Becker
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Tambahan: Dua dari foto di atas dalam versi lepas.

(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)