Rabu, 31 Mei 2017

Van Mook datang ke Samarinda untuk menggalang dukungan atas Belanda, 25 Agustus 1947

Van Mook tiba di Samarinda disambut pasukan KNIL;
mengiringi di belakangnya kemungkinan besar adalah Jendral F. Mollinger
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Warga lokal menyambut kedatangan van Mook
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Pasukan Kesultanan Kutai menyambut kedatangan van Mook
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Van Mook berbincang dengan warga yang menjadi korban kekejaman pasukan Jepang semasa pendudukan Jepang
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Waktu: 25 Agustus 1947
Tempat: Samarinda
Tokoh: Hubertus Johannes van Mook (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda)
Peristiwa:
Fotografer: Hugo Wilmar
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:


UPDATE 2 Januari 2020
Foto yang sama dalam ukuran yang lebih besar:

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)

Selasa, 30 Mei 2017

Situasi anak-anak Belanda di kamp tawanan Jepang, 1945

Anak-anak Belanda mandi bareng di kamp Kampung Makassar
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Seorang bocah Belanda dengan baju seadanya dan tanpa alas kaki di kamp tawanan Cideng
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Seorang gadi cilik Belanda di gubuk bambu dengan alas tidur seadanya
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Kamp tawanan Kampung Makassar
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: Oktober 1945
Tempat: kamp tawanan Cideng dan Kampung Makassar, Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

UPDATE 13 Agustus 2019
Berikut foto kedua dengan ukuran yang lebih besar.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Senin, 29 Mei 2017

Aksi Polisionil 1: Warga Sumedang mengungsi, Juli 1947

(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Waktu: 23 Juli 1947
Tempat: antara Sumedang dan Bandung
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Hugo Wilmar
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:


UPDATE 2 Januari 2020
Foto yang sama dalam ukuran yang lebih besar:

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)


Minggu, 28 Mei 2017

Kereta api bertuliskan "Indonesia Merdeka Tetap Merdeka"

(klik untuk memperbesar | © Acme Neswpictures / gahetna)

Waktu: 1946 (?)
Tempat: Jakarta (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Acme Neswpictures / Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 27 Mei 2017

Aksi Polisionil 1: Warga Purwokerto mengungsi, Juli 1947

(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Waktu: 27 Juli 1947 Tempat: Purwokerto
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Hugo Wilmar
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:


UPDATE 2 Januari 2020
Foto yang sama dalam ukuran yang lebih besar:

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)

Jumat, 26 Mei 2017

Pejuang TNI bersenjata di sebuah stasiun kereta, 1948

(klik untuk memperbesar | © Acme Neswpictures / gahetna)

Waktu: 1948 (?)
Tempat: Jawa (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Acme Neswpictures / Het Nationaal Archief
Catatan:

Kamis, 25 Mei 2017

Aksi Polisionil 1: Warga Cilacap mengungsi, Juli 1947

(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Waktu: 28 Juli 1947
Tempat: Cilacap
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Hugo Wilmar
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:


UPDATE 2 Januari 2020
Foto yang sama dalam ukuran yang lebih besar:

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)

Rabu, 24 Mei 2017

Pasukan TNI menyergap serangkaian gerbong kereta, 1948

(klik untuk memperbesar | © Acme Neswpictures / gahetna)

Waktu: 1948
Tempat: Jawa (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Acme Neswpictures / Het Nationaal Archief
Catatan:

Selasa, 23 Mei 2017

Pasukan marinir Belanda menyerbu dan menduduki Pasir Putih, 21 Juli 1947

Menyerbu pantai
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Membersihkan pantai dari ranjau
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Mengamankan posisi pantai, juga dengan dukungan udara
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Menurunkan tambahan pasukan
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Menurunkan kendaraan perang
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Waktu: 21 Juli 1947
Tempat: Pantai Pasir Putih (Situbondo)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:


UPDATE 2 Januari 2020
Foto nomor 1 dan 3 dalam ukuran yang lebih besar:

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)

Senin, 22 Mei 2017

Lasykar Haji Daipin dengan persenjataannya di tahun 1948

20 April 1948: Kelompok Haji Daipin di Karawang
(klik untuk memperbesar | © R.G. Jonkman/gahetna)
29 April 1948: Kelompok Haji Daipin di Jakarta
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 20 & 29 April 1948
Tempat: Jakarta & Karawang (Jawa Barat)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: R.G. Jonkman (foto atas)
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Di masa perang kemerdekaan ada kelompok-kelompok bersenjata yang tidak termasuk TRI/TKR/TNI. Contohnya adalah kelompok Haji Daipin yang oleh pihak Belanda dikategorikan gang. Grup ini, yang beroperasi di wilayah Jakarta-Bekasi-Karawang terkadang tidak bersahabat dengan para pejuang. Bahwa mereka bersedia difoto oleh pihak Belanda, dengan memperlihatkan senjatanya, memperlihatkan rumitnya garis front perseteruan di masa perang kemerdekaan.

Minggu, 21 Mei 2017

Persiapan pasukan marinir Belanda menyerbu pantai Pasir Putih, 20-21 Juli 1947

20 Juli: menunggu masuk kapal LST "Soerabaja"
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
20 Juli: memasuki LST "Soerabaja"
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
20 Juli: LST "Soerabaja" menuju sasaran Pasir Putih
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
21 Juli: turun dari LST "Soerabaja" ke kapal pendarat
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
21 Juli: di kapal pendarat menuju Pasir Putih
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Waktu: 20-21 Juli 1947
Tempat: perairan Jawa Timur
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Hugo Wilmar
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:


UPDATE 2 Januari 2020
Tiga foto pertama dalam ukuran yang lebih besar:

(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)
(klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / Spaanerstad)

Sabtu, 20 Mei 2017

Kunjungan perintis penerbangan "The Black Eagle" ke Yogyakarta, 1949

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: Januari 1949
Tempat: Yogyakarta
Tokoh: Hubert Fauntleroy Julian (perintis penerbangan)
Peristiwa: "Kolonel" Hubert Julian berpose di sisa-sisa pesawat tempur Jepang yang tampak masih menunjukkan sisa cat bendera merah putih.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Hubert Fauntleroy Julian merupakan tokoh yang cukup menarik. Lahir di Trinidad, kemudian pindah ke Kanada dan menjadi anggota angkatan udara di sana. Dia kemudian pindah lagi ke Amerika Serikat dan meneruskan hasrat besarnya di dunia penerbangan, hingga dia dijuluki Black Eagle.
Dia kemudian memimpin angkatan udara Ethiopia dalam melawan serbuan Italia ke sana. Dia pernah pula secara sukarela datang ke Finlandia untuk membela negeri ini dalam perangnya melawan Uni Sovyet.
Ketidaksukaannya pada komunisme tampaknya juga membawa dia mengunjungi Indonesia di tahun 1949.