Kamis, 31 Desember 2020

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album II: Gajah dan orang utan

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung sebelum ini, dan juga di posting tanggal 1 Desember 2020, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe, seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20, atau keluaran dari studio foto miliknya. Tapi album kali ini berisi foto-foto dari studio Ernst & Co.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini. Blog ini juga akan menampilkan hampir semua foto dua kali: sekali dalam tampilan halaman album penuh, dan yang kedua dipotong dengan fokus ke isi foto. Hal ini terpaksa dilakukan karena Blogger membatasi ukuran lebar/panjang foto ke maksimum 1600 pixel, sementara pengecilan ukuran akan mengurangi mutu informasi yang termuat di foto.


Versi fokus

Memandikan sapi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penggunaan gajah dalam pembukaan hutan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perawatan gajah pekerja
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sayang gajah juga dimusnahkan demi kesenangan …
(klik untuk memperbesar | © NGA)
… begitu juga orang utan
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Versi halaman penuh
Memandikan sapi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penggunaan gajah dalam pembukaan hutan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perawatan gajah pekerja
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sayang gajah juga dimusnahkan demi kesenangan …
(klik untuk memperbesar | © NGA)
… begitu juga orang utan
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar 1890
Tempat: Sumatera Utara
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Ernst & Co.
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Rabu, 30 Desember 2020

Karikatur karya Johan Braakensiek tentang Mbok Indonesia, 1905-1920

De Amsterdammer, 3 Desember 1905
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Karikatur ini menggambarkan kebingungan para politisi Belanda melihat rakyat Indonesia tak habis-habisnya beranak pinak. Si Mbok Indonesia bercerita kepada Dirk Fock (kelak menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda 1921-1926) dan rekan-rekannya bahwa dia melahirkan kembar empat, sebelumnya kembar tiga, sebelumnya lagi kembar empat, dst. Dirk Fock berkomentar bahwa mereka harus memikirkan pendidikan anak-anak ini, begitu kesempatan kerja, dan aspek lainnya.

De Amsterdammer, 16 Oktober 1908
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Jurnalis Belanda Charles Boissevain mengadakan perjalanan di Hindia-Belanda di tahun 1908 dan mempublikasikannya (a.l. sebagai buku yang terbit tahun 1909). Karikatur di atas menggambarkan bagaimana Mbok Indonesia merasa bahwa dia terlalu banyak didandani atau dipercantik oleh Boissevain sehingga menjauh dari realita. Boissevain menyahut bahwa kalau orang sudah mencintai seorang wanita, dia akan mengusahakan si wanita senantiasa tampak menawan.

De Amsterdammer, 7 November 1915
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Karikatur di atas tampak seperti adegan dari kisah pahlawan super, tapi sejatinya diinsprirasi oleh kisah Perseus yang akan membebaskan Andromeda dari cengkraman naga. Perseus menggambarkan Johan Paul van Limburg Stirum yang baru saja ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang baru, sementara Andromeda adalah (Mbok) Indonesia, dan naga adalah burokrasi yang tampaknya di saat itu pun sudah menjadi tantangan yang sulit untuk dihadapi seorang gubernur jenderal sekalipun.

De Amsterdammer, 28 Februari 1920
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Karikatur ini terbit dalam rangka menyambut hari kelahiran Multatuli (Eduard Douwes Dekker) yang ke-100, tepatnya 2 Maret 1920. Mbok Indonesia tampak digambarkan memberikan penghormatan kepada penulis yang telah membuka kekejaman penjajahan di Hindia-Belanda melalui karyanya Max Havelaar.

Waktu: 1905, 1908, 1915, 1920
Tempat: karikatur di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke persoalan terkait Indonesia (Hindia-Belanda)
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Johan Braakensiek
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk | Universiteit Leiden
Catatan:

Selasa, 29 Desember 2020

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album II: Potret berkelompok warga Batak/Karo

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung sebelum ini, dan juga di posting tanggal 1 Desember 2020, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe, seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20, atau keluaran dari studio foto miliknya. Tapi album kali ini berisi foto-foto dari studio Ernst & Co.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini. Blog ini juga akan menampilkan hampir semua foto dua kali: sekali dalam tampilan halaman album penuh, dan yang kedua dipotong dengan fokus ke isi foto. Hal ini terpaksa dilakukan karena Blogger membatasi ukuran lebar/panjang foto ke maksimum 1600 pixel, sementara pengecilan ukuran akan mengurangi mutu informasi yang termuat di foto.


Versi fokus

Dua gadis cilik
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sekelompok gadis
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Orang tua dan anak-anak
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sekelompok warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Versi halaman penuh

Dua gadis cilik
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sekelompok gadis
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Orang tua dan anak-anak
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sekelompok warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar 1890
Tempat: Sumatera Utara
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Ernst & Co.
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Senin, 28 Desember 2020

Gapura-gapura di Jakarta menyambut hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, 1898

Area yang sekarang merupakan kawasan Medan Merdeka
Hulde aan het stamhuis van Oranje
(Penghormatan atas Wangsa Oranje)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Pasar Senen
Leve Koningin Wilhelmina
(Hidup Ratu Wilhelmina)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Pecinan di Pasar Baru
Wij begroeten jubelend onze geliefde vorstin en den prins der Nederlanden
(Kami menyambut dengan sukacita Ratu tercinta kami dan Pangeran Belanda)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Pecinan di Pasar Baru
God zij met onze Koningin
(Tuhan beserta Ratu kami)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu:1898
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa: Gapura-gapura di Jakarta menyambut hari ulang tahun Ratu Wilhelmina
Juru foto/gambar: 
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Minggu, 27 Desember 2020

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album II: Pasar dan pedagang

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung sebelum ini, dan juga di posting tanggal 1 Desember 2020, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe, seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20, atau keluaran dari studio foto miliknya. Tapi album kali ini berisi foto-foto dari studio Ernst & Co.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini. Blog ini juga akan menampilkan hampir semua foto dua kali: sekali dalam tampilan halaman album penuh, dan yang kedua dipotong dengan fokus ke isi foto. Hal ini terpaksa dilakukan karena Blogger membatasi ukuran lebar/panjang foto ke maksimum 1600 pixel, sementara pengecilan ukuran akan mengurangi mutu informasi yang termuat di foto.


Versi fokus

Jalan menuju sebuah pasar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penjual dan pembeli di pasar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Para pedagang Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah warung Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Versi halaman penuh

Jalan menuju sebuah pasar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penjual dan pembeli di pasar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Para pedagang Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah warung Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar 1890
Tempat: Sumatera Utara
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Ernst & Co.
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Sabtu, 26 Desember 2020

Lukisan tentang Jakarta karya Joan Nieuhof dari tahun 1682 (2)

Goevernuers Huys Binnent Kasteel (kediaman Gubernur VOC di area Kastil Batavia)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

t' Wees Huys op Batavia (rumah yatim piatu)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Vismarkt op Batavia (pasar ikan)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu:1682
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: kemungkinan Joan Nieuhof
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Jumat, 25 Desember 2020

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album II: Potret gadis Batak/Karo

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung sebelum ini, dan juga di posting tanggal 1 Desember 2020, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe, seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20, atau keluaran dari studio foto miliknya. Tapi album kali ini berisi foto-foto dari studio Ernst & Co.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini. Blog ini juga akan menampilkan hampir semua foto dua kali: sekali dalam tampilan halaman album penuh, dan yang kedua dipotong dengan fokus ke isi foto. Hal ini terpaksa dilakukan karena Blogger membatasi ukuran lebar/panjang foto ke maksimum 1600 pixel, sementara pengecilan ukuran akan mengurangi mutu informasi yang termuat di foto.


Versi fokus

(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Versi halaman penuh

(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: sekitar 1890
Tempat: Sumatera Utara
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Ernst & Co.
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Kamis, 24 Desember 2020

Lukisan tentang Jakarta karya Joan Nieuhof dari tahun 1682 (1)

Kruiskerk (Gereja Salib); bangunan ini didirikan di area yang sekarang merupakan Jalan Pintu Besar Utara. Gedung ini rusak parah setelah gempa bumi di tahun 1808, dan diganti dengan bangunan yang sekarang menjadi Museum Wayang.
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Raet of Stadthuys (Balaikota)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Spinhuys (kemungkinan gudang perdagangan)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Het Slaght ofte Vlees Hal op Batavia (pejagalan)
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: 1682
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: kemungkinan Joan Nieuhof
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan: