Minggu, 28 Februari 2021

Aneka wajah Nusantara dari album foto keluaran Kleynenberg & Co terbitan 1912-1914 (1)

PENGANTAR

Di sekitar tahun 1912-1914 penerbit Kleynenberg & Co. mengeluarkan album berisi 170 foto tentang jajahan Belanda. 150 di antaranya berasal dari Hindia-Belanda, sisanya dari Suriname. Kebanyakan foto-fotonya kemungkinan dibuat di awal abad ke-20, beberapa di antaranya berasal dari fotografer terkenal seperti Jean Demmeni (fotografer kelahiran Padang Panjang, campuran Perancis dan Madura), Christiaan Nieuwenhuis (mantan KNIL yang beralih jadi fotografer, menetap dan meninggal di Padang), Carl Kleingrothe (orang Jerman yang menjadi fotografer di Medan), atau Cassian Kephas (fotografer lokal yang autodidak), dsb.

Album ini menjadi menarik karena merupakan kompilasi keanekaragaman wajah Nusantara saat itu: dari pantai hingga ke pegunungan, dari Aceh hingga ke Papau, dari warga Dayak hingga ke warga Timor, dari perkebunan hingga ke industri tambang. Tak ketinggalan pula aneka macam bangunan mulai dari gua yang masih jadi tempat tinggal hingga ke rumah besar dan keraton. Dari candi, gereja, mesjid, hingga ke pura. Juga dari nelayan, petani, hingga ke penyepuh emas; serta dari bermain kartu, menenun kain hingga ke pacuan kuda.

Tentu tak mungkin semuanya terangkum hanya dalam beberapa foto; tetapi album ini berhasil menunjukkan satu sisi dari keanekaragaman ini.

Blog ini akan menampilkan 150 foto ini; beberapa di antaranya, terutama foto yang populer, pernah ditampilkan sebelumnya secara sendiri-sendiri. 42 foto pertama akan berasal dari yang tersedia di arsip Atlas Van Stolk, ini dipilih karena umumnya sudah menguning sehingga kental kesan kunonya; sisanya dari koleksi Universitas Leiden.


15. Menak Sunda, kemungkinan para bupati, bersama istri-istrinya
(klik untuk memperbesar | © AVS)
18. Gadis Sumatera Selatan dalam pakaian adat
(klik untuk memperbesar | © AVS)
19. Warga Timor, kemungkinan dalam prosesi penguburan jenazah Raja Amanatun (Kusat Muti Muti Banunaek?)
(klik untuk memperbesar | © AVS)
20. Warga Kristiani Minahasa
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: album foto terbit antara tahun 1912 dan 1914, kemungkinan foto-fotonya sudah lebih tua lagi
Tempat (d.a.k.b.): Jawa Barat, Sumatera Selatan, Timor, Minahasa
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Kleynenberg & Co (Haarlem) / Atlas Van Stolk
Catatan: Edisi lain dari foto no. 15 pernah dimuat di posting ini, no. 19 di posting ini.

Sabtu, 27 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Perkebunan jati, karet, dan kelapa

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Pepohonan karet berumur 8 tahun (atas);
6 tahun (tengah); pengangkutan getah karet (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Menyadap pohon karet berumur 12 tahun (atas kiri);
pohon ficus elastica (atas kanan);
pabrik karet di Tanjung Kasau, Batubara (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Suasana di pabrik karet: cuci dann gulung (atas), pemilahan (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perkebunan karet (atas); kopi robusta (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perkebunan jati
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Mengolah kayu di hutan (atas);
perkebunan kelapa (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Sumatera Utara
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Jumat, 26 Februari 2021

Poster propaganda anti-Belanda dari para pemuda Situbondo, 1947

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Poster ini tampaknya beredar di sekitar Aksi Polisionil I, dan menggambarkan bahwa persatuan warga Indonesia bisa merupakan senjata tangguh untuk mengungguli kekuatan militer Belanda. Poster ini bertera "BAD(AN KON)GRES PEMOEDA" serta cap "DEWAN PIMPINAN PEMOEDA SITOEBONDO ...". Poster ini cukup menarik karena dicetak berwarna, berbeda dengan poster perjuangan lain yang umumnya dua warna.

Waktu: 1947
Tempat: Situbondo
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Kamis, 25 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Perkebunan teh Nagahuta dan perkebunan kopi Greahan

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Pabrik kopi di desa Greahan, Deli Serdang (atas);
para perempuan asal Jawa memilah biji kopi (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pohon kopi robusta
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perempuan asal Jawa memanen kopi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perkebunan teh Nagahuta, Pematang Siantar
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pengolahan teh di pabrik
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Greahan (Deli Serdang), Nagahuta (Pematang Siantar)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Rabu, 24 Februari 2021

Infografik tentang pentingnya Indonesia untuk Belanda, 1939

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Peta di atas terbit antara tahun 1935 dan 1939 dan menampilkan beberapa statistik yang menunjukkan betapa berharganya wilayah jajahan Hindia-Belanda bagi Belanda. Selain jumlah penduduk yang mencapai 70 juta, serta wilayah yang mencapai 60 kali luas Belanda, juga ditampilkan porsi dari hasil bumi Hindia-Belanda di perdagangan dunia saat itu: kina 90%, lada 85%, coklat 81%, dst.

Waktu: antara 1935 dan 1939
Tempat: Hindia-Belanda
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Selasa, 23 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Sekitar Medan

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Medan: Balai kota dan Javasche Bank (atas); Istana Maimun (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Medan: Kantor pos dan telegraf
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pelabuhan Belawan: Pekerja Tionghoa turun dari kapal (atas);
kapal bertambat (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Belawan: Stasiun kereta (atas);
Sungai Deli di kawasan Belawan (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Medan: Kediaman Residen
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Medan: Jalan Nieuwenhuisweg
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Medan dan sekitarnya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Senin, 22 Februari 2021

Banjir di Solo sebagai motif kartu pos, 1905

Negeri orang Belanda, sesuai dengan namanya Nederland, berada di wilayah yang rendah, dan dalam sejarahnya harus menghadapi banyak banjir dan luapan air. Tantangan ini tapi membuat mereka menjadi pakar dalam hal pengaturan air, pembuatan bendungan, dan pencegahan banjir. Peristiwa banjir di wilayah Nusantara, yang sampai sekarang masih terus terjadi, menjadi hal yang menarik buat orang Belanda untuk diamati.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Ketika Solo dilanda banjir di tahun 1905, foto-fotonya menjadi motif dari kartu pos untuk dikirim ke warga Belanda lain, seperti terlihat di gambar di atas. Tampak cetakan bundar stempel pos masih terlihat, di bagian kiri atas malah masih terbaca kantor pengirimnya: (SUR)AKARTA (terbalik). Keterangan di kartu pos menunjukkan wilayah yang terkena banjir: belakang benteng, area Purbayan, kawasan Capkauking, perempatan Warung Pelem, dan Kampung Balong.

Waktu: 1905
Tempat: Solo
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Minggu, 21 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Fasilitas penunjang industri tembakau

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Tanjung Morawa: Perumahan para pekerja perkebunan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Ruangan tempat pengikatan dan penyusunan daun tembakau
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Padang Bulan (?): Fasilitas fermentasi dan pemilahan tembakau
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Ruangan pemilahan tembakau berdasarkan ukuran dan warna
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Ruangan tempat proses fermentasi, press, dan pengemasan tembakau
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kediaman adminsitrateur perkebunan Sungai Krio
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Sumatera Utara (a.l. Tanjung Morawa di Deli Serdang, Padang Bulan di Medan Baru)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Sabtu, 20 Februari 2021

Empat bangsawan Nusantara yang menghadiri penobatan Ratu Wilhelmina, dalam lukisan Nicolaas van der Waay, 1898

Pangeran Ario Mataram, menantu dari Pakubuwono X
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Aji Pangeran Mangkunegoro dari Kutai
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Sultan Siak, Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Pangeran Sosro dari Kutai
(klik untuk memperbesar | © AVS)


Waktu: 1898
Tempat: Belanda
Tokoh:
Peristiwa: Pelantikan Ratu Wilhelmina di tahun 1898 dihadiri oleh banyak bangsawan dari Hindia-Belanda. Pelukis Belanda, Nicolaas van der Waay, membuat sketsa dan lukisan cat air dari beberapa di antaranya.
Juru foto/gambar: Nicolaas van der Waay
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Jumat, 19 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Perkebunan tembakau

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Penanaman bibit tembakau (atas); perawatan pohon yang masih muda (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Perbukitan yang dijadikan lahan perkebunan tembakau
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penjejeran pohon tembakau (atas); daun yang siap dipanen (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Batang dan daun tembakau tampak dekat
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Mengangkut daun tembakau dari perkebunan ke gudang fermentasi
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Sumatera Utara
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Kamis, 18 Februari 2021

Foto-foto dari adegan di film Nyai Dasima, 1929

Tjerita Njai Dasima adalah sebuah kisah karya Gijsbert Francis yang diterbitkan di Jakarta pada tahun 1896. Cerita ini tampaknya sangat populer sehingga pada tahun 1929, sutradara Lie Tek Swie memfilmkannya dengan judul Njai Dasima; sebuah film bisu yang tampaknya sangat laku di masayarakat.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Film ini bercerita tentang Dasima, wanita lokal yang menjadi nyai (gundik) seorang Inggris bernama Edward William, dan dari hubungan ini mempunyai anak bernama Nancy. Seorang kusir delman bernama Samiun melirik Dasima, dan berusaha merebut hatinya, a.l. dengan jampi-jampi. Dasima meninggalkan Edward demi Samiun, tetapi kemudian tersadar bahwa Samiun ternyata mengincar hartanya belaka. Ketika sutau hari Dasima pergi ke kampung sebelah untuk menonton pertunjukan sandiwara, Dasima dicegat oleh orang suruhan Samiun yang kemudian membunuhnya dan membuang jasadnya ke sungai. Jenazah Dasima terbawa air hingga ke belakang rumah Edward yang kemudian menemukannya.

Waktu: 1929
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Rabu, 17 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Dari wilayah Aceh

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Kutaraja: Masjid Raya Baturrahman dan pohon Kohler (atas);
Vredespark sekarang Taman Sari (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Rantau Panjang (Peureulak): Sumur minyak dan gas bumi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Rantau Panjang (Peureulak): Pembuatan kaleng minyak (atas);
pengisian minyak ke kaleng (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Aceh Tamiang: Kuala Simpang (atas);
pasar di Binjai (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sabang: Pelabuhan (atas); kapal pos pengangkut tembakau ke Belanda (bawah)
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Aceh (Binjai, Kuala Simpang, Kutaraja, Rantau Panjang, Sabang)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Selasa, 16 Februari 2021

Stasiun akhir repatriasi warga Belanda dan pengungsian warga Indonesia pro-Belanda, 1958

Bubarnya Republik Indonesia Serikat dan tidak berjalannya Uni Belanda-Indonesia, yang kemudian disusul oleh nasionalisasi aset-aset Belanda di Indonesia, membuat warga Belanda meninggalkan Indonesia dan berepatriasi ke negeri leluhurnya, dengan diikuti juga oleh sebagian warga lokal dan Indo-Belanda yang lebih memilih tinggal di Belanda daripada menetap di Indonesia.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Dua bocah berwajah Nusantara tampak turun dan dituntun dari kapal Willem Ruys yang mengangkut mereka dari Indonesia ke Rotterdam.

(klik untuk memperbesar | © Guust Hens / AVS)

Dua anak di foto pertama di atas mungkin menjadi inspirasi buat Guust Hens untuk membuat sketsa di atas, paling tidak dalam menggambarkan dua bocah lelaki dan perempuan di barisan paling depan dari antrian warga yang turun dari kapal Willem Ruys ini. Berbeda dengan foto sebelumnya yang memperlihatkan wajah yang ceria, wajah-wajah di sketsa ini, terutama di kalangan dewasa, cenderung lebih dingin.

(klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS)

Suasana lebih dingin ditampilkan oleh Leo Jordaan dalam karikatur di atas. Tampak satu keluarga yang melakukan repatriasi (si ibu tampaknya mengenakan bawahan kain batik) harus menghadapi bukan hanya cuaca yang dingin, pepohonan yang kering, rumah susun yang sepi dan gelap, tapi juga penghuni lama yang tampak apatis. Leo Jordaan tampaknya ingin memperlihatkan itulah sambutan dan tempat tinggal yang menanti mereka di Belanda.

Waktu: 1958
Tempat: Rotterdam
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Guust Hens | Leo Jordaan
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Senin, 15 Februari 2021

Koleksi foto dari masa kejayaan tembakau di utara Sumatera — Album V: Tanjung Pura dan Klumpang

PENGANTAR

Seperti sudah disinggung di posting sebelum ini, dan juga sebelumnya lagi, sejarah mewariskan banyak album foto tentang wilayah utara Sumatera dari masa kejayaan perkebunan tembakau. Isinya tentunya foto-foto yang terkait dengan perkebunan tembakau, serta manusia dan tempat atau tempat di sekitarnya. Foto-foto ini umumnya jepretan C.J. Kleingrothe atau keluaran dari studio foto miliknya. Kleingrothe adalah seorang Jerman yang menetap di Medan dari penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Beberapa foto tampaknya sangat populer, sehingga ia muncul di lebih dari satu album; blog ini akan menampilkan pengulangan foto seperti ini.


Tanjung Pura: Perahu di sungai Wampu dengan latar belakang istana Sultan Langkat
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Tanjung Pura: Jalanan diapit rimbun pepohonan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Tanjung Pura: Masjid Azizi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Klumpang: Kelenteng Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Klumpang: Tampak dalam kelenteng
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Tahun terbit album: antara 1903 dan 1920 (foto-foto bisa jadi lebih tua lagi)
Tempat: Klumpang (Deli Serdang), Tanjung Pura (Langkat)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Carl Josef Kleingrothe
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: