PENGANTAR
Selepas Perang Dunia I fasisme merebak di banyak negara di Eropa, dan memuncak di berkuasanya pengikut paham ini di Italia dan Jerman. Belanda, dan juga Hindia-Belanda, ikut dilanda ideologi ini. Warga Belanda di Nusantara yang terpikat fasisme mendirikan organisasi NIFO (Nederlandsch Indische Fascisten Organisatie) di awal tahun 1930an, yang kemudian melebur ke organisasi "induk" Belanda NSB (Nationaal-Socialistische Beweging) pimpinan Anton Mussert.
Ketika Jerman menyerbu serta menduduki Belanda di tahun 1940, dan pemerintah Belanda bersama pihak Kerajaan harus mengungsi ke Inggris, NSB menjadi kaki tangan pendudukan Jerman. Pemerintahan Hindia-Belanda yang loyal terhadap Ratu Wilhelmina, melarang NSB dan menutup semua kantornya di Nusantara.
Seri foto berikut menampilkan gambar dari masa maraknya NSB dan pengikutnya di Hindia-Belanda, antara lain di Surabaya.
19 Januari 1934: Deklarasi pendirian NSB di Surabaya, dengan bendera NSB, foto Ratu Wilhelmina, dan foto Anton Mussert (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
19 Januari 1935: Foto bersama para pengikut NSB memperingati satu tahun berdirinya NSB di Surabaya, sesi para lelaki … (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
… dan sesi foto bersama para wanita (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
22 Agustus 1936: Pimpinan Nationale Jeugdstorm (berseragam) bersama seorang petinggi NSB … (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
… dan bersama tiga petinggi NSB (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Tiga pimpinan NSB di Surabaya, salah satunya kemungkinan berdarah campuran (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 1930-an (a.l. 1934, 1935, 1936)
Tempat: Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar