Selasa, 31 Oktober 2017

Aksi Polisionil 1: Propaganda Belanda di berbagai daerah, 1947

Karawang, 23 Juli 1947
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Padang
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Linggarjati, September 1947: Militer Belanda (yang kiri tanpa baju) berbicara kepada para pejuang yang tertangkap
(klik untuk memperbesar | © H. Wakker / gahetna)
Bandung, Juli 1947
(klik untuk memperbesar | © Hugo WIlmar / spaarnestad)

Waktu: 1947
Tempat: Bandung, Karawang, Linggarjati, Padang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: H. Wakker (foto ketiga), Hugo Wilmar (foto keempat)
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 29 Oktober 2017

Aksi Polisionil 2: Propaganda Belanda untuk warga Malang, 1948

Dengan pengeras suara dari kendaraan militer, pihak Belanda mengajak warga Indonesia untuk mendukung Belanda
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Warga Malang menyimak ajakan militer Belanda
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 23 Desember 1948
Tempat: Malang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: G.J. Aaldriks
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 28 Oktober 2017

Promosi pariwisata Sukabumi di zaman Belanda

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: antara 1906-1930
Tempat: Sukabumi
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Jumat, 27 Oktober 2017

Aksi Polisionil 1: Propaganda Belanda untuk warga Kopeng, Semarang 1947

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 1947
Tempat: Kopeng (Getasan, Semarang)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Th. van de Burgt
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Rabu, 25 Oktober 2017

Aksi Polisionil 1: Propaganda Belanda untuk warga Sukabumi, 1947

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 28 Juli 1947
Tempat: Alun-alun Sukabumi
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Hugo Wilmar
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Selasa, 24 Oktober 2017

Pertemuan Sarekat Islam di Blitar, 1914 (2)

Cokroaminoto (duduk kedua dari kiri) di pertemuan Sarekat Islam di Blitar
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: 1914
Tempat: Blitar
Tokoh: Haji Umar Said Cokroaminoto (pemimpin Sarekat Islam; pahlawan nasional)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: Sarekat Islam adalah organisasi modern pertama di Indonesia, dirikan tahun 1905, tiga tahun sebelum Budi Utomo. Foto-foto pertemuan di Blitar ini menunjukkan berbagai macam tutup kepala: blangkon, peci, sorban, topi kolonial, dan juga topi "koboy". Pakaian atas pun berbagai macam: setelan Jawa berbagai variasi, atau jas ala Belanda dengan dasi ke samping atau ke bawah. Bawahan pun ada celana panjang, ada sarung, ada sepatu, dan masih ada tanpa alas kaki. Kemungkinan ini menunjukkan bagaimana aneka ragamnya para pengikut Sarekat Islam.

Senin, 23 Oktober 2017

Aksi Polisionil 1: Penduduk Jawa mengungsi, 1947

Agustus 1947: Warga sipil mengungsi di dekat sebuah tank Belanda
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Yogyakarta: Warga sipil, kemungkinan dari luar Yogyakarta, antri di tempat pendaftaran evakuasi yang dikelola TNI
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 1947
Tempat: Yogyakarta, Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 22 Oktober 2017

Pertemuan Sarekat Islam di Blitar, 1914 (1)

Cokroaminoto (duduk paling kanan) di pertemuan Sarekat Islam di Blitar
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Cokroaminoto (di panggung sebelah kiri berjas gelap) di pertemuan Sarekat Islam di Blitar
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: 1914
Tempat: Blitar
Tokoh: Haji Umar Said Cokroaminoto (pemimpin Sarekat Islam; pahlawan nasional)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: Sarekat Islam adalah organisasi modern pertama di Indonesia, dirikan tahun 1905, tiga tahun sebelum Budi Utomo. Foto-foto pertemuan di Blitar ini menunjukkan berbagai macam tutup kepala: blangkon, peci, sorban, topi kolonial, dan juga topi "koboy". Pakaian atas pun berbagai macam: setelan Jawa berbagai variasi, atau jas ala Belanda dengan dasi ke samping atau ke bawah. Bawahan pun ada celana panjang, ada sarung, ada sepatu, dan masih ada tanpa alas kaki. Kemungkinan ini menunjukkan bagaimana aneka ragamnya para pengikut Sarekat Islam.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Seorang Jepang muslim di Indonesia di saat Perang Dunia II (2?)

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: ?
Tokoh:
Peristiwa: Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang, antara lain foto-foto di atas yang menampilkan seorang Jepang yang selalu bersarung dan berpeci, didampingi pembesar militer dan sipil Jepang, dan juga beberapa warga Indonesia (pekerja di rumah? keluarga?) dan warga Jepang berpakaian sipil (saudara?). Tidak ada keterangan siapa dia, namun tampaknya dia cukup dihormati dan disegani. Sejarah mencatat bahwa menjelang Perang Dunia II Jepang banyak mengirim warganya ke penjuru Asia Pasifik, a.l. untuk tujuan intelijen.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Jumat, 20 Oktober 2017

Kunjungan Soekarno, Hatta, dan Ki Bagus Hadikusumo ke Jepang, 1943 (5)

Soekarno berdiri, Muhammad Hatta dan Ki Bagus Hadikusumo duduk di sebelah kanannya
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Lihat deskripsi di bawah
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Soekarno berjalan di depan, diiringi Muhammad Hatta di kanannya, dan Ki Bagus Hadikusumo di kirinya
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: November 1943
Tempat: Jepang (Tokyo?)
Tokoh: Soekarno, Hatta, Ki Bagus Hadikusumo (para perintis kemerdekaan)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Kamis, 19 Oktober 2017

Aksi Polisionil 1: Warga Sidamanik mengungsi, 1947

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 27 Oktober 1947
Tempat: Sidamanik (Simalungun)
Tokoh:
Peristiwa: Warga sipil di sekitar Bah Butong dan Sidamanik, sebagian di antaranya kemungkinan besar warga Tionghoa, mengungsi menghindari tempat pertempuran antara TNI dengan militer Belanda di saat Aksi Polisionil 1.
Fotografer: B. Huisman
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

UPDATE 3 Agustus 2018
Tambahan foto dari peristiwa yang sama:
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Rabu, 18 Oktober 2017

Kunjungan Soekarno, Hatta, dan Ki Bagus Hadikusumo ke Jepang, 1943 (4)

Soekarno (ketiga dari kiri?), Muhammad Hatta (berpeci), Ki Bagus Hadikusumo (berblangkon)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: November 1943
Tempat: Jepang (Tokyo?)
Tokoh: Soekarno, Hatta, Ki Bagus Hadikusumo (para perintis kemerdekaan)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Selasa, 17 Oktober 2017

Perayaan 50 tahun bertahtanya Ratu Wilhelmina, 1948

Lomba gigit koin di alun-alun Banyumas
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Pawai masyarakat Alor Timur
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Pawai anak-anak di Purwakarta
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Upacara di istana Gubernur-Jenderal
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 6 September 1948
Tempat: Alor, Banyumas, Jakarta, Purwakarta
Tokoh:
Peristiwa: Pada tanggal 6 September 1948 warga Belanda merayakan 50 tahun bertahtanya Ratu Wilhelmina, termasuk di wilayah yang dikuasai Belanda di Indonesia. Wilhelmina sendiri, dengan perayaan 50 tahun ini, menjadi penguasa Belanda terlama dalam sejarah.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Senin, 16 Oktober 2017

Kunjungan Soekarno, Hatta, dan Ki Bagus Hadikusumo ke Jepang, 1943 (3)

D.ki.k.ka.: Ki Bagus Hadikusumo, Soekarno, Muhammad Hatta
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: November 1943
Tempat: Jepang (Tokyo?)
Tokoh: Soekarno, Hatta, Ki Bagus Hadikusumo (para perintis kemerdekaan)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: