Senin, 10 November 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Ernest Alfred Hardouin tentang aneka penampilan manusia di Jawa di abad ke-19 (10)

Ernest Alfred Hardouin aalah seorang pelukis yang lahir di Versailles, Perancis, pada tanggal 23 Januari 1820. Garis nasib membawanya ke Nusantara, di mana dia banyak mengabadikan wajah-wajah manusia di Jawa dalam bentuk lukisan. Hardouin wafat dalam usia relatif muda, yaitu 33 tahun, di kota tempat dia banyak mengeluarkan karyanya, yaitu di Jakarta pada tanggal 21 September 1953.

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Hardouin ini, a.l. yang dimulai di posting ini. Warisan Hardouin ini turut berjasa untuk memperlihatkan bagaimana keadaan dan penampilan nenek moyang kita di sekitar 200 tahun lalu. Kali ini kita mencoba menayang ulang beberapa gambar yang sejatinya sudah pernah muncul, tetapi sekarang dari sumber lain dan dalam ukuran yang lebih besar. Kali ini kita coba juga untuk meminta bantuan AI untuk mereka-reka bagaimana penampilan sesungguhnya dari orang-orang yang digambar oleh Hardouin. Tentu saja, keluaran AI ini hanya merupakan pendekatan, bukan aslinya. Bahkan di beberapa detail, AI, karena keterbatasan di data latihannya harus menyerah dan menampilkan hal yang berbeda, atau malah mengambil kebebasan untuk menggambar menurut kemauan dia sendiri.


Hardouin menggambarkan seorang Tionghoa yang bekerja sebagai pandai besi di Jakarta. Dia sedang menempa sebatang besi di atas paron, sementara di belakangnya ada tungku pemanas, tong berisi air untuk pendingin, serta sebuah palu gada yang tergeletak di lantai. Dia memakai pakaian yang sangat minimalis, kemungkina karena hawa panas di bengkel itu, tetapi tetap mengenakan tutup kepala yang pada zaman itu tampaknya memang "wajib" untuk banyak kalangan.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Rekaan AI ini lumayan mantap menggambarkan si pandai besi ini, berikut peralatannya. AI malah menambahkan beberapa perkakas lain di latar belakang.
(klik untuk memperbesar)
Hardouin melukiskan seorang serdadu bayaran asal Afrika yang menaruh nyawa untuk membela kepentingan Belanda. Orang Jawa menyebut orang semacam ini londo ireng. Dia tampaknya berada di garis depan ketika armada Belanda mendarat di sebuah pesisir dan melakukan penyerbuan. Di belakang dia tampak seorang serdadu lain yang tewas dalam aksi militer ini.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Rekaan AI cukup bagus menampilkan si londo ireng, hingga ke sarung yang dia selempangkan dan kilatan bayonet yang terhunus di senapannya. Tetapi sabuk, celana, dan sepatu sang serdadu terkesan modern; tentunya karena si model AI ini lebih terlatih dengan bahan-bahan masa kini daripada masa lalu. Kemudian topi yang terjatuh tidak sesuai dengan tutup kepala yang dikenakan militer Belanda saat itu.
(klik untuk memperbesar)

Tahun terbit: 1855
Tempat terbit: Paris
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Ernest Alfred Hardouin
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar