Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.
Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.
![]() |
| (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
- Teks asli penyerta foto: Loyaliteits-demonstratie te Medan na de bevrijding. De rood-witte vlag is vervangen door rood-wit-blauwe
- Terjemahan: Demonstrasi loyalitas [masyarakat] di Medan paska-pembebasan [dari kekuasaan Republik]. Bendera merah-putih telah diganti oleh bendera merah-putih-biru.
- Bahasan: Foto ini dibuat pada tanggal 30 April 1946, dan menggambarkan warga Jakarta yang merayakan ulang tahun ke-37 dari Putri Juliana. Jadi bukan di Medan, dan bukan pula menunjukkan dukungan masyarakat Medan atas datangnya kembali Belanda.
- Catatan: Lihat juga posting sebelum ini.
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar