Senin, 03 November 2025

Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, dan para tamunya di tahun 1948 (5)

1 Januari 1948 di acara resepsi tahun baru yang diadakan Van Mook: Wakil Belgia di perundingan Renville, Paul van Zeeland, menyalami Amir Syarifuddin yang merupakan ketua delegasi Indonesia di perundingan yang sama
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Acara yang sama: Salah satu anggota delegasi Belanda di perundingan Renville, yang juga merupakan Menteri Keuangan Negara Indonesia Timur, J. Hamelink (menghadap kamera) berdiskusi sambil menikmati minuman
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, November 1948: Frank Graham (Ketua Komisi Jasa-Jasa Baik PBB, tengah) dan Menteri Luar Negeri Belanda, Dirk Stikker (kanan), kemungkinan di acara perpisahan Van Mook sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1948
Tempat: Jakarta
Tokoh:
  • Amir Syarifuddin Harahap (Perdana Menteri Indonesia, ketua delegasi Indonesia di perundingan Renville)
  • Frank Porter Graham (Ketua Komisi Jasa-Jasa Baik PBB)
  • Paul Guillaume Viscount van Zeeland (mantan PM Belgia yang menjadi salah satu anggota Komisi Jasa-jasa Baik PBB) 
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 02 November 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Ernest Alfred Hardouin tentang aneka penampilan manusia di Jawa di abad ke-19 (6)

Ernest Alfred Hardouin aalah seorang pelukis yang lahir di Versailles, Perancis, pada tanggal 23 Januari 1820. Garis nasib membawanya ke Nusantara, di mana dia banyak mengabadikan wajah-wajah manusia di Jawa dalam bentuk lukisan. Hardouin wafat dalam usia relatif muda, yaitu 33 tahun, di kota tempat dia banyak mengeluarkan karyanya, yaitu di Jakarta pada tanggal 21 September 1953.

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Hardouin ini, a.l. yang dimulai di posting ini. Warisan Hardouin ini turut berjasa untuk memperlihatkan bagaimana keadaan dan penampilan nenek moyang kita di sekitar 200 tahun lalu. Kali ini kita mencoba menayang ulang beberapa gambar yang sejatinya sudah pernah muncul, tetapi sekarang dari sumber lain dan dalam ukuran yang lebih besar. Kali ini kita coba juga untuk meminta bantuan AI untuk mereka-reka bagaimana penampilan sesungguhnya dari orang-orang yang digambar oleh Hardouin. Tentu saja, keluaran AI ini hanya merupakan pendekatan, bukan aslinya. Bahkan di beberapa detail, AI, karena keterbatasan di data latihannya harus menyerah dan menampilkan hal yang berbeda, atau malah mengambil kebebasan untuk menggambar menurut kemauan dia sendiri.


Kali ini Hardouin menampilkan pengantin Sunda, yang mengenakan pakaian dasar mirip pengantin Betawi sebelumnya, yaitu baju kurung merah dengan kain panjang berwarna ungu. Perbedaan terletak di hiasan kepala yang didominasi warna perak dengan motif seperti kuda. Kemudian tampaknya zaman dulu, pengantin perempuan Sunda mengenakan juga keris, serta membawa semacam pot bunga kecil dengan sebuah pohon di dalamnya. Sang pengantin juga tidak nyeker, tetapi memakain semacam terompah, yang juga memperlihatkan bahwa dia mengenakan celana panjang putih di balik kain ungunya.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Rekaan AI kali ini cederung mengulang si lukisan, tidak membuatnya realistis.
(klik untuk memperbesar)
Hardouin tidak hanya menggambarkan manusia di Jawa, tetapi juga seorang wanita yang disebut berasal dari sekitar Palembang. Dia duduk di bebatuan di tepi sebuah telaga atau sungai besar. Pakaian wanita ini memang berbeda dari yang biasa ditampilkan Hardouin untuk wanita Jawa: kain motif tenun, bukan batik, serta sepasang baju bercorak sama yang diikat sambuk, bukan baju kurung dan kain.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
AI lumayan bagus dalam menampilkan corak pakaian wanita dari sekitar Palembang ini
(klik untuk memperbesar)

Tahun terbit: 1855
Tempat terbit: Paris
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Ernest Alfred Hardouin
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Sabtu, 01 November 2025

Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, dan para tamunya di tahun 1948 (4)

1 Januari 1948: Menteri Urusan Jajahan, Jan Jonkman, berbicara dengan beberapa perwakilan warga Indonesia (bagian timur?) di acara resepsi tahun baru yang diadakan Van Mook
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Dua tamu Van Mook pada saat resepsi tahun baru 1 Januari 1948
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
November 1948, di gedung yang kelak menjadi Istana Negara: Amir Syarifuddin, ketua delegasi Indonesia di perundingan Renville, berdiskusi dengan Frank Graham, perwakilan Amerika Serikat 
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
November 1948 di acara perpisahan Van Mook sebagai Letnan Gubernur-Jenderal (?): Haji Agus Salim berbicang dengan seorang Belanda yang sama-sama perokok
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1948
Tempat: Jakarta
Tokoh:
  • Amir Syarifuddin Harahap (Perdana Menteri Indonesia)
  • Frank Porter Graham (Ketua Komisi Jasa-jasa Baik PBB) 
  • Haji Agus Salim (Menteri Luar Negeri)
  • Jan Anne Jonkman (Menteri Urusan Jajahan) 
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: