Senin, 09 Desember 2024

Dari penjelajahan Carl Alfred Bock ke wilayah suku Dayak di tahun 1878/1879 (4)

PENGANTAR

Di kalangan bangsa Eropa terutama zaman dulu, suku Dayak acapkali dikonotasikan dengan dua hal: head hunters dan cannibalism, atau penggal kepala dan makan daging manusia. Salah seorang perintis berani yang mencoba untuk memeriksa pandangan ini adalah seorang peneliti Norwegia bernama Carl Alfred Bock. Dalam usia 29 tahun, di tahun 1878 dan 1879 dia melakukan perjalanan penjelajahan ke pedalaman Kalimantan –dan juga Sumatera– untuk bertemu langsung dengan masyarakat pedalaman yang menghuni kawasan yang hingga saat itu dijauhi orang. Carl Bock mendokumentasikan perjalanan ini dalam bukunya The Head Hunters of Borneo, yang diterbitkan di tahun 1881 di London, dua tahun setelah penjelajahannya berakhir. Buku ini banyak memuat gambar-gambar berwarna yang diabadikan Carl Bock selama berkelana di Kalimantan.

Halaman judul dari The Head Hunters of Borneo edisi kedua yang terbit 1882
(klik untuk memperbesar)

Blog ini akan menampilkan ilustrasi-ilustrasi yang berharga ini, yang berjasa menggambarkan suku Dayak menjelang akhir abad ke-19.


Kuburan keluarga dari seorang tokoh Dayak bernama Rajah Dinda dalam bentuk bangunan panggung tinggi dengan hiasan dan ukiran kayu serta penjagaan
(klik untuk memperbesar)
1. Pria Dayak Punan dari Long Wahau
2-3. Dua tengkorak manusia yang menjadi piala
4. Topeng yang dipakai dalam perayaan
(klik untuk memperbesar)
Seorang perempuan Dayak dari Long Wai dengan tutup kepala, kalung, serta tattoo di punggung tangan
(klik untuk memperbesar)
Tarian perang dari kaum pria Dayak Tring
(klik untuk memperbesar)
Seorang wanita Melayu yang dijumpai Carl Bock dalam perjalanannya di Sumatera
(klik untuk memperbesar)

Waktu: 1878/1879
Tempat: Kalimantan, Sumatera
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Carl Alfred Bock
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar