Sejarah kolonialisme di seluruh dunia menunjukkan bahwa bangsa yang dominan/menjajah dianggap sebagai warga kelas satu, sementara masyarakat lokal/terjajah menjadi warga kelas bawah; masing-masing hidup terpisah di kelompoknya sendiri-sendiri. Meski demikian, jodoh terkadang punya jalur sendiri, yang memunculkan pernikahan campuran antar dua etnis yang berbeda ini. Tak terkecuali di Indonesia; di zaman penjajahan pun sudah muncul pernikahan antara warga Belanda dengan warga pribumi.
Tapi perlu dicatat, perkawinan campur ini umumnya antara pria Belanda dan wanita pribumi. Hubungan antara wanita dari kelompok dominan dengan lelaki pribumi masih dianggap tabu.
Berikut beberapa foto dari pernikahan campuran itu, bersama buah "Indo"-nya.
Rangkaian foto menunjukkan perwira KNIL bernama A.J. Ten Velden beserta istri dan anaknya.
Sekitar 1930 (klik untuk memperbesar | © NGA / A.M.A. Susan) |
Sekitar 1921 (klik untuk memperbesar | © NGA / Beng Ik Tjian) |
(klik untuk memperbesar | © NGA) |
Waktu: 1921, 1930
Tempat: kemungkinan Bandung
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: A.M.A. Susan (foto pertama), Beng Ik Tjian (foto kedua)
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:
UPDATE 24 Mei 2021: Foto kedua dalam versi tanpa tanda tangan.
(klik untuk memperbesar | © NGA) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar