Selasa, 16 Februari 2021

Stasiun akhir repatriasi warga Belanda dan pengungsian warga Indonesia pro-Belanda, 1958

Bubarnya Republik Indonesia Serikat dan tidak berjalannya Uni Belanda-Indonesia, yang kemudian disusul oleh nasionalisasi aset-aset Belanda di Indonesia, membuat warga Belanda meninggalkan Indonesia dan berepatriasi ke negeri leluhurnya, dengan diikuti juga oleh sebagian warga lokal dan Indo-Belanda yang lebih memilih tinggal di Belanda daripada menetap di Indonesia.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Dua bocah berwajah Nusantara tampak turun dan dituntun dari kapal Willem Ruys yang mengangkut mereka dari Indonesia ke Rotterdam.

(klik untuk memperbesar | © Guust Hens / AVS)

Dua anak di foto pertama di atas mungkin menjadi inspirasi buat Guust Hens untuk membuat sketsa di atas, paling tidak dalam menggambarkan dua bocah lelaki dan perempuan di barisan paling depan dari antrian warga yang turun dari kapal Willem Ruys ini. Berbeda dengan foto sebelumnya yang memperlihatkan wajah yang ceria, wajah-wajah di sketsa ini, terutama di kalangan dewasa, cenderung lebih dingin.

(klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS)

Suasana lebih dingin ditampilkan oleh Leo Jordaan dalam karikatur di atas. Tampak satu keluarga yang melakukan repatriasi (si ibu tampaknya mengenakan bawahan kain batik) harus menghadapi bukan hanya cuaca yang dingin, pepohonan yang kering, rumah susun yang sepi dan gelap, tapi juga penghuni lama yang tampak apatis. Leo Jordaan tampaknya ingin memperlihatkan itulah sambutan dan tempat tinggal yang menanti mereka di Belanda.

Waktu: 1958
Tempat: Rotterdam
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Guust Hens | Leo Jordaan
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar