Ernest Alfred Hardouin aalah seorang pelukis yang lahir di Versailles, Perancis, pada tanggal 23 Januari 1820. Garis nasib membawanya ke Nusantara, di mana dia banyak mengabadikan wajah-wajah manusia di Jawa dalam bentuk lukisan. Hardouin wafat dalam usia relatif muda, yaitu 33 tahun, di kota tempat dia banyak mengeluarkan karyanya, yaitu di Jakarta pada tanggal 21 September 1953.
Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Hardouin ini, a.l. yang dimulai di posting ini. Warisan Hardouin ini turut berjasa untuk memperlihatkan bagaimana keadaan dan penampilan nenek moyang kita di sekitar 200 tahun lalu. Kali ini kita mencoba menayang ulang beberapa gambar yang sejatinya sudah pernah muncul, tetapi sekarang dari sumber lain dan dalam ukuran yang lebih besar. Kali ini kita coba juga untuk meminta bantuan AI untuk mereka-reka bagaimana penampilan sesungguhnya dari orang-orang yang digambar oleh Hardouin. Tentu saja, keluaran AI ini hanya merupakan pendekatan, bukan aslinya. Bahkan di beberapa detail, AI, karena keterbatasan di data latihannya harus menyerah dan menampilkan hal yang berbeda, atau malah mengambil kebebasan untuk menggambar menurut kemauan dia sendiri.
|  | 
| Seorang "nyai" menurut Hardouin, atau pengelola rumah tangga dari sebuah rumah besar, biasanya milik warga Belanda. Seorang "nyai" memiliki status yang lebih tinggi daripada warga biasa, meski kata ini juga bermakna gundik lokal yang mendampingi seorang pria Belanda. Lokasi gambar ini kemungkinan besar di Jakarta, terlihat dari kawasan pecinan di tepi sebuah kali. Nyai ini membawa payung kertas, yang menunjukkan statusnya yang lebih tinggi, serta sepatu. Pakainnya adalah baju kurung di atas sebuah sarung, dengan kain batik coklat yang menutupi pundaknya. (klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
 | 
|  | 
| Rekaan AI bisa menampilkan dengan jelas bagaimana penampilan seorang "nyai" di abad ke-19. AI juga menggambarkan jembatan dan perumahan di latar belakang dengan cukup jelas, meskipun di aslinya cukup kabur. Tapi dia keliru menampilkan kusir dan "kernet" kereta kuda, dia mana dua-duanya digambarkan duduk di bagian belakang kereta. Kemudian, atap perahu yang segitiga juga ditampilkan bundar. (klik untuk memperbesar)
 | 
|  | 
| Topeng Babakan merupakan sebuah tarian yang berasal dari kawasan Cirebon. Hardouin cukup bisa menampilkan karakter khas jalur pantai utara Jawa yang muncul di tarian ini: muncul di kalangan rakyat kecil. Ini terlihat dari jenis pakaian yang dikenakan para pria, yang bukan merupakan baju perlente atau ningrat; serta kostum penari perempuan yang diramaikan oleh gantungan dari kain-kain aneka corak, musik pengiring yang sederhana, dan tentunya pertunjukannya yang di tempat ramai terbuka, bukan di gedung atau keraton. (klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
 | 
|  | 
| AI mendapat kesulitan untuk menampilkan tarian ini dengan benar, sehingga perlu suntingan lebih lanjut. Secara umum, subjek lukisan bisa digambarkan dengan lumayan bagus. Tetapi, dalam tarian ini, pose tangan penari, lelaki yang ikut menari, serta pemukul gendang, bukan postur tangan yang biasa terlihat sehari-hari, sehingga AI sejatinya gagal menggambarkannya. Kemudian, AI tidak melihat bahwa hidung bundar di penari lelaki merupakan bagian dari sebuah topeng, bukan benjolan daging abnormal di kepala. (klik untuk memperbesar)
 | 
Tahun terbit: 1855
Tempat terbit: Paris
Tokoh: 
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Ernest Alfred Hardouin
Sumber / Hak cipta: 
Indies Gallery
Catatan: 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar