Jumat, 15 Agustus 2025

Jakarta sekitar September 1945, ketika Republik Indonesia baru berumur beberapa hari (2)

Seorang prajurit Australia mengamati sebuah gundukan tanah yang menjadi kuburan dari kemungkinan seorang warga kulit putih yang dieksekusi Jepang di saat perang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seorang prajurit Australia (kiri), tampaknya ditemani seorang penerjemah (kanan) menanyai seorang warga (tengah), kemungkinan tentang lokasi yang digunakan Jepang untuk mengubur korban-korban eksekusi
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Berdasarkan tulisan Kanji-nya kemungkinan ini adalah rumah atau gedung yang menjadi markas polisi militer Kempetai
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah tempat yang tampaknya menjadi tempat penumpukan mobil-mobil curian/terlantar (lihat posting berikutnya); teks dalam huruf Latin berbunyi "Outo2 ini di tjuri orang maka kalau ada mempoenja sendiri datang ke kantor Kenpeitai [?] kembali"
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah trem jalur 2 jurusan ?-Menteng, yang sudah diberi gambar bendera Merah Putih, tanda palang merah, serta coretan yang ditujukan ke pihak Belanda: "Don't touch our national symbol, it would be plain suicide" atau "Jangan sentuh simbol bangsa kami, itu sama saja dengan bunuh diri". 
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: (kemungkinan besar) H. Ripassa
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Lihat juga seri foto yang dibuat oleh H. Ripassa tentang Jakarta di sekitar September dan Oktober 1945 yang dimulai di posting ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar