Senin, 25 November 2024

Peta kuno dari tahun 1818: Ketika Makassar bernama Rotterdam

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1818
Tempat terbit: Augsburg (Jerman)
Tokoh:
Deskripsi: Dokumen berbahasa Jerman ini berjudul Karte von Ostindien (Peta Hindia-Timur), dan menggunakan istilah Vorder-Indien (Hindia Depan) untuk menyebut jazirah Hindia, dan Hinter-Indien (Hindia Belakang) untuk menamakan wilayah yang sekarang menjadi Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Wilayah Nusantara, yang seharusnya diberi nama Ostindien, dibagi menjadi dua bagian: Sundische Inseln (Kepulauan Sunda) dan Molukische Inseln (Kepulauan Maluku). Dengan cakupan seluas ini peta ini tentunya hanya fokus ke nama-nama yang menurutnya penting. Maka di Sumatera kita hanya baca 4 nama: Aceh, Bengkulu, Padang, dan Palembang. Jawa malah hanya diwakili oleh 2 nama: Banten dan Jakarta. Sementara Kalimantan a.l. memperoleh Banjarmasin, Brunei, dan Sambas. Sulawesi malah hanya diwakili oleh satu nama saja, yang justru malah salah; peta ini tidak menyebut "Makassar", tapi menulis nama benteng Belanda yang ada di kota ini: Rotterdam.
Juru kartografi: Johan Walch
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar