Selasa, 30 Juli 2019

Jongkok di pinggir jalan, kebiasaan warga desa zaman dulu (hingga sekarang)

Penduduk kota, bila berkendara ke desa-desa mungkin akan heran melihat para lelaki muda atau dewasa pada jongkok berdekatan di pinggir jalan. Mereka tidak duduk di tanah, tidak duduk di kursi, atau bersender di batang pohon; mereka jongkok begitu saja. Kebiasaan ini tetap dilakukan jika penduduk desa ini datang ke kota, misalnya Jakarta; tradisi jongkok ini akan terlihat di misalnya stasiun kereta api, atau di peron-peronnya.

Tidak jelas apa manfaat dari jongkok ini. Tapi jika kita melihat foto-foto zaman dulu, tampaknya ini memang kebiasaan yang sudah mendarah daging dari banyak generasi. Mungkin tidak sedikit foto zaman dulu yang menunjukkan orang jongkok. Di sini kita akan batasi ke rangkaian foto dari album perjalanan seorang Belanda bernama A.E.F. Muntz yang mengunjungi Jawa dari bulan Maret 1901 hingga Juli 1902.

Jongkok di Cirebon
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jongkok di jembatan
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jongkok lagi di Cirebon
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jongkok di Kendal
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Waktu: 1901-1902
Tempat: Cirebon, Kendal
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Universiteit Leiden
Catatan:

1 komentar:

  1. kebiasaan jongkok memang diharuskan bagi warga kelas bawah, terdapat kelas dalam masyarakat seperti, bangsawan, ambtenar, prajurit, pembantu dll

    BalasHapus