Prostitusi semasa pendudukan Jepang adalah tema yang jarang dibahas atau didokumentasikan meski keberadaannya tidak bisa dipungkiri. Salah satu tempat "hiburan" untuk para pembesar Jepang ini bernama "Akebono", yang dulunya bernama "Trianon". Foto di bawah adalah salah dua dari sedikit rekaman jejak yang memperlihatkan penampakan dari establishment semacam ini.
Foto kedua memperlihatkan para tamu yang tampaknya para pembesar Jepang, beberapa di antaranya berseragam militer, dilayani oleh para pramusaji berseragan blangkon, kain, dan setelan pakaian daerah. Di latar belakang tampak para perempuan penghibur berbaris di belakang sebuah mikrofon.
Foto pertama memperlihatkan para awak dari Akebono ini, yang antara lain terdiri dari para pramusaji, pemusik bersetelan putih dengan dasi kupu-kupu, para wanita penghibur, dan tampaknya pasangan pengelola atau mucikari dari tempat hiburan ini. Pasangan pengelola memiliki wajah Eropa atau Indo, kecuali seorang pria yang bertampang Asia Timur. Para perempuan penghibur didominasi oleh para wanita berwajah Indo, meski kemungkinan ada juga yang berparas lokal.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar