Ketika PBB didirikan di San Francisco pada tanggal 26 Juni 1945, dan perwakilan dari 50 negara pendiri menandatangani piagam PBB, banyak tidak diketahui bahwa paling tidak ada dua orang asal Indonesia hadir di acara ini, meskipun Republik Indonesia saat itu belum lahir dan masih berada di bawah pendudukan Jepang.
Yang pertama adalah seorang diplomat asal Pasundan bernama Raden Muhammad Musa Surianata Jumena, yang saat itu menjadi Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Belanda di AS. Di tahun 1949, Musa Surianata sempat ditunjuk menjadi Konsul Belanda di Manila. Setelah pengakuan kemerdekaan oleh Belanda, tampaknya Musa kemudian berbakti untuk Republik Indonesia.
Yang kedua adalah Burhanuddin, seorang wartawan yang menerbitkan suratkabar Penjoeloeh.
Berikut beberapa foto tentang Musa dan Burhanudin di acara pendirian PBB.
Musa (berkacamata) bersama diplomat Belanda Adrian Pelt dan J.H. Sprockel (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Musa (nomor 3 dari kanan), dan Burhanudin (nomor 6 dari kanan) pada saat delegasi Belanda menandatangani Piagam PBB yang diwakili oleh Dr. A. Loudon (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Musa dan Burhanudin di antara para petinggi sipil dan militer a.l. Charles Olke van der Plas (berjenggot), mantan Gubernur Jawa Timur yang kelak sangat menentang kemerdekaan Indonesia (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Musa kali ini tampak mundur ke belakang, sementara Burhanudin tetap di belakang A. Loudon (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 26 Juni 1945
Tempat: San Francisco
Tokoh: Burhanudin (wartawan penerbit suratkabar Penjoeloeh), Raden Muhammad Musa Surianata Jumena (diplomat Belanda asal Indonesia)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar