Kamis, 18 April 2019

Perempuan Belanda dan kebaya (6): Tahun 1910-an

PENGANTAR

Sebelum ini sudah ada posting yang menunjukkan bagaimana wanita Belanda/bule mengenakan kebaya (di sini dan di sini). Hal yang selintas seperti biasa ini bisa menjadi menarik ketika kita bertanya: "Mana lelaki Belanda mengenakan pakaian daerah Indonesia?" Ketika kita melihat-lihat foto zaman dulu, para lelaki Belanda hampir semuanya berpakaian "a la kolonial" atau pakaian yang mereka juga lazim kenakan di negeri asalnya.

Apakah ini menunjukkan bahwa kaum perempuan lebih terbuka untuk menerima budaya lain, meskipun itu berasal dari masyarakat yang ‒saat itu‒ dianggap lebih inferior? Sementara kaum lelaki gengsinya lebih tinggi dan merasa turun martabat jika harus mengenakan sarung?

1900-1910: Seorang wanita Belanda berkebaya bersama tiga anak gadis
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
1912: Tiga perempuan Belanda berkebaya bersama tiga anak yang mandi di sungai
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
29 September 1914: A. Pronk bersama istriya, C.C. Pronk-Ruyter, dan bayi mereka, Dirk
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Waktu: 1912, 1914
Tempat: Jawa (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar