Minggu, 14 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang Pulau Krakatau seabad sebelum letusan dahsyat menenggelamkannya (2)

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: 1788
Tempat terbit: London
Tokoh:
Deskripsi: Di Februari 1780, kapal HMS Resolution dan HMS Discovery singgah di Pulau Krakatau dalam perjalanan pulang ke Inggris setelah menjelajah dunia di bawah pimpinan James Cook, yang tewas di Hawaii setahun sebelumnya. Di pulau yang mereka sebut "Cocoterra/Cracatoa" ini mereka bisa mendapatkan air tawar untuk perjalanan, dan bahkan sumber air panas. John Webber, salah satu anggota penjelajahan, membuat lukisan tentang penampakan di dalam pulau ini, sesuatu yang jarang, dan kemudian malah tidak mungkin karena letusan besar Gunung Krakatau di 1883 menghancurkan sekitar 2/3 dari pulau ini dan membuatnya tidak bisa dihuni lagi.
Gambar di atas memperlihatkan seorang pria Krakatau di dekat sebuah rumah yang dikelilingi berbagai pepohonan. 
Juru foto/gambar: John Webber
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Sabtu, 13 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (19)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:Voedseldistributie door Amacal, Midden-Sumatra
  • Terjemahan: Pembagian makanan oleh Amacal, Sumatera Tengah
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1946/1947
Tempat: Sumatera
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 12 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang Pulau Krakatau seabad sebelum letusan dahsyat menenggelamkannya (1)

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: 1788
Tempat terbit: London
Tokoh:
Deskripsi: Di Februari 1780, kapal HMS Resolution dan HMS Discovery singgah di Pulau Krakatau dalam perjalanan pulang ke Inggris setelah menjelajah dunia di bawah pimpinan James Cook, yang tewas di Hawaii setahun sebelumnya. Di pulau yang mereka sebut "Cocoterra/Cracatoa" ini mereka bisa mendapatkan air tawar untuk perjalanan, dan bahkan sumber air panas. John Webber, salah satu anggota penjelajahan, membuat lukisan tentang penampakan di dalam pulau ini, sesuatu yang jarang, dan kemudian malah tidak mungkin karena letusan besar Gunung Krakatau di 1883 menghancurkan sekitar 2/3 dari pulau ini dan membuatnya tidak bisa dihuni lagi.
Gambar di atas memperlihatkan seorang warga Krakatau (kemungkinan perempuan) duduk di antara pepohonan. 
Juru foto/gambar: John Webber
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Kamis, 11 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (18)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:Voedseldistributie, West-Java.
  • Terjemahan:Pembagian makanan, Jawa Barat.
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1946
Tempat: Jawa Barat
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 09 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (17)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:Hedendaags Batavia: slapers op de keien.
  • Terjemahan: Jakarta sekarang ini: orang tidur di atas batu ubin jalanan.
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1946
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 08 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang bayi dan warga dewasa Dayak

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: sekitar 1839 
Tempat terbit: Leiden (?)
Tokoh:
Deskripsi: Gambar-gambar zaman dulu buatan orang Eropa tentang warga Nusantara jarang sekali menampilkan bayi. Karenanya, lukisan di atas menjadi unik dan merupakan sebuah pengecualian yang jarang ditemukan. Selain itu, lukisan ini juga lumayan mendetail dalam menggambarkan perkakas dan asesoris warga Dayak zaman dulu. Kita lihat a.l. tattoo di sekujur tubuh pria dayak, istrinya (?) yang telanjang dada, sementara budaknya yang menggendong bayi mengenakan pakaian, sesuatu yang di logika masa sekarang kurang masuk akal. Kita saksikan juga penutup kepala kedua perempuan yang bundar dan lebar, sementara si pria cukup memakai ikat kepala. Tidak ketinggalan: mandau, keranjang punggung, bentuk perahu, dan juga rumah panggung warga Dayak.
Juru foto/gambar: H.A. von Henrici / Willem Jan Gordon
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan: