Kamis, 04 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang kawah Gunung Papandayan

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: kemungkinan abad ke-19 
Tempat terbit: Belanda atau Inggris
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Pieter van Oort / W.J. Gordon
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Rabu, 03 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (14)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:In de gevangenis van Banjoemas vonden we tusschen vodden en lompen 14 levende skeletten die veroordeeld waren tot de "hongerdood"en waarom? Omdat ze "koerang semangat" waren, d.w.z. geen voldoende ijver aan den dag legden voor de z.g. Republiek. De man in de achtergrond was pas 3 maanden binnen. Allen leden aan dysentie en lagen in hun vuil.
  • Terjemahan:Di penjara Banyumas, di antara tumpukan kain yang compang-camping, kami menemukan 14 kerangka hidup yang dikutuk "kelaparan", dan mengapa? Karena mereka "koerang semangat", yang berarti mereka tidak menunjukkan semangat yang cukup untuk [berjuang demi] Republik. Lelaki di latar belakang baru berada di dalam penjara selama tiga bulan. Semuanya menderita disentri dan terbaring di antara kotoran mereka.
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: kemungkinan 1947
Tempat: Banyumas
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 01 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (13)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:Deze man heeft met levensgevaar de demarcatielijn weten te behalen. Een nederlandse arts onderzoekt de ongelukkige. Medisch onderzoek te velde (KNIL). 
  • Terjemahan:Lelaki ini mempertaruhkan nyawa untuk mencapai garis demarkasi [=melintas dari wilayah yang dikuasai Republik ke area yang dikontrol Belanda]. Seorang dokter Belanda memeriksa korban yang malang ini. Pemeriksaan medis di lapangan (KNIL).
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1947
Tempat: Jawa Barat
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 30 November 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang Gunung Api Banda

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: kemungkinan besar abad ke-19 
Tempat terbit: Belanda (?)
Tokoh:
Deskripsi: Ini merupakan tiga penampakan Gunung Api Banda: sisi tenggara (atas), sisi timur laut (bawah kiri), dan kawahnya (bawah kanan).
Juru foto/gambar: Van Oort
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Sabtu, 29 November 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (12)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:Zo worden de gevluchte kinderen uit de republikeinse "heilstaat" aangetroffen. Medisch ondezoek te Velde (KNIL). West-Java.
  • Terjemahan:Beginilah bagaimana anak-anak pengungsi dari "negara sejahteraan" Republik [Indonesia] ditemukan. Pemeriksaan kesehatan oleh Velde (KNIL), Jawa Barat.
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1947
Tempat: Jawa Barat
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 28 November 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang lembah beracun di Banten

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: abad ke-19 
Tempat terbit: kemungkinan London 
Tokoh:
Deskripsi: Ini kemungkinan berasal dari catatan perjalanan Alexander Loudon di Banten. Lembah beracun yang ditulis Guevo Upas ini masih sulit diidentifikasi. Tapi kemungkinan ini adalah salah satu mata sumber gas belerang di Banten yang membuat binatang (dan manusia?) yang mendekatinya terkena sesak napas dan kemudian tewas.
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan: