Selasa, 04 Maret 2025

Armada pesawat-pesawat Belanda di sekitar tahun 1930-an

Sebuah pesawat Fokker C.IV di Sumatera dengan hangar alami
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah pesawat latih di Andir, Bandung, dengan logo ayam, dan kode "PK" yang digunakan Indonesia hingga sekarang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kemungkinan pesawat-pesawat tempur Koolhoven F.K.51
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1930-an
Tempat: a.l. Bandung, Sumatera
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 03 Maret 2025

Peta Nusantara dari tahun 1860: Ketika di selatan Fak Fak ada pulau bernama "Van den Bosch" yang sekarang hilang

(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1860
Tempat terbit: London
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini merupakan kompilasi dari berbagai peta, yang berasal dari berbagai sumber seperti Amerika, Belanda, Inggris, dan Spanyol. Dalam skala yang ditampilkan, peta ini lumayan mendetail. Pulau-pulau kecil yang berserakan sepanjang Nusantara diberi nama. Beberapa tempat memiliki nama hingga ke jenjang kecamatan. Peta ini juga sudah sangat akurat untuk wilayah dari Aceh hingga ke Maluku. Di sekitar Papau peta ini cukup jujur untuk mengatakan bahwa beberapa kontur pantai masih belum terpetakan dengan benar. Ini terlihat dari garis putus-putus atau tanpa garis di sekitar Teluk Yos Sudarso, Kepulauan Aru, dan Kepulauan Tanimbar. Yang menarik, di selatan Fak Fak tampak garis putus-putus, kemudian kosong di bawahnya, dan muncul pulau dengan nama "Van den Bosch". Sekarang kita sudah tahu bahwa itu semua merupakan bagian utuh dari pulau Papua, dengan kata lain garis putus-putus, wilayah kosong, dan pulau itu seharusnya menyatu ke Papua.
Yang menarik lainnya: Garis-garis pantai diberi warna sesuai dengan siapa yang menguasainya: oranye untuk Spanyol dan Portugis, orange pucat untuk Belanda, pink untuk Inggris, serta abu-abu untuk wilayah yang masih dikuasai penduduk setempat. Jadi menurut peta ini, masih banyak wilayah di Nusantara yang saat itu tidak atau belum dikuasai Belanda:Aceh, pesisir timur Sumatera, pedalaman Kalimantan, Bali, Lombok, bagian barat Flores, serta Papua.
Juru kartografi: J. Bartholomew
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Minggu, 02 Maret 2025

Foto udara sekitar Jawa, kemungkinan di pertengahan 1930-an (3)

Pemadangan di atas Kali Mas, Surabaya
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Bangunan yang kelak menjadi Istana Merdeka, serta lapangan yang kelak dihiasi Tugu Monas
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kemungkinan salah satu kawasan di satu muara sungai di Surabaya
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1930-an
Tempat: Jakarta, Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 01 Maret 2025

Dari Padang sampai ke Banda: Lukisan pemandangan Nusantara karya Charles William Meredith van de Velde, 1844 (7 - Maluku)

Charles William Meredith van de Velde (1818-1898) tampaknya seorang dengan berbagai bakat dan kemampuan. Dia pernah menjadi perwira angkatan laut, tentara bayaran, pembuat peta, anggota palang merah, hingga misionaris. Salah satu keahlian dia adalah menangkap keindahan alam dari tempat yang dia kunjungi, dan menuangkannya ke atas kanvas. Dia terkenal sebagai pembuat peta Palestina di pertengahan abad ke-19, serta pelukis kota dan tempat di Palestina yang dia singgahi. Sebelumnya, dia juga mengabadikan banyak tempat di Nusantara dalam beberapa karya lukisannya, yang akan kita lihat di seri berikut ini.


Ternate dengan Gunung Gamalama di latar belakang. Tampak pula kawasan pelabuhan dengan sebuah benteng (?) dan pemukiman di pesisir. Latar depan memperlihatkan beberapa kapal layar dan perahu.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Pemandangan di Banda dengan komposisi yang digemari Van de Velde: gunung, kali ini Gunung Api Banda, dan perbukitan di latar belakang, serta kawasan pelabuhan dan pemukiman di pesisir. Kemudian perahu layar besar beserta beberapa perahu di latar tengah dan depan.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1844
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi:
Juru gambar: Charles William Meredith van de Velde
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: