Sabtu, 31 Agustus 2024

Peta dari tahun 1910: Sumatera dalam dua bagian

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1910
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini merupakan bagian dari rangkaian peta Hindia-Belanda yang diterbitkan di tahun 1910. Khusus untuk Sumatera, peta dibuat dalam 2 bagian: utara dan selatan. Selain itu, beberapa wilayah dan tempat digambar terpisah dalam skala yang lebih medetail, yaitu Pulau We, Kutaraja, Medan dan Belawan, wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Kepulauan Riau, Padang dan sekitarnya, serta Selat Sunda.
Juru kartografi:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 30 Agustus 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Ketegangan di jalanan (1)

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Selongsong dan amunisi yang disita dari pejuangg kemerdekaan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, November 1945: Pasukan Belanda bersitegang dengan pemuda yang sebelumnya mengambil alih sebuah bangunan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, November 1945: Gerombolan massa dan tentara Belanda (?) di sekitar Stasiun Kota
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, 29 September 1945: Pasukan AL Belanda menggeledah beberapa warga di sekitar kawasan Harmoni. Catatan foto menyebut bahwa warga Indonesia ini sebelumnya menduduki sebuah bangunan.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 29 Agustus 2024

Peta kuno dari tahun 1730: Kepulauan Sunda

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1730
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini mengikuti tradisi orang-orang Eropa terutama Belanda yang menyebut wilayah yang meliputi Jawa, Kalimantan, dan Sumatera sebagai "Kepulauan Sunda" (dan Nusa Tenggara sebagai "Kepulauan Sunda Kecil"). Peta ini dipenuhi dengan nama-nama tempat yang dianggap penting. Pulau Jawa, karena relatif kecil dibanding dua pulau besar lainnya, harus menerima penempatan nama-nama tempat ini di luarnya, karena di dalamnya sudah penuh sesak. Peta ini menyebut 3 wilayah utama di Jawa: Bantam, Batavia, serta Mataram. Sementara di Sumatera hanya menyebut Achen serta nama-nama lain tanpa menyiratkan bahwa nama-nama itu berada di sebuah kesultanan tertentu. Di Kalimantan, peta ini menyebut beberapa nama selain Woeste Kust (pantai liar): Ryk van Borneo, Succadana, dan Banjar Massin. Menarik untuk dicatat bahwa peta ini menyebut Mahometanen (wilayah Muslim) untuk kawasan barat daya Kalimantan; sebuah istilah yang jarang digunakan.
Juru kartografi: Isaak Tirion
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 28 Agustus 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Perusakan bangunan

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Jawa: Sebuah kawasan perumahan yang dibakar
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, November 1945: Rumah kediaman komandan Kempeitai yang diporakporandakan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, November 1945: Seorang bule berpistol memeriksa rumah komandan Kempetai yang dirusak
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Perusakan sebuah kawasan kuruan di Lawang, Malang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Catatan foto menyebut bahwa ini adalah perumahan warga Belanda yang dihancurkan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: Jawa (a.l. Jakarta, Lawang)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 27 Agustus 2024

Peta kuno dari tahun 1575: Posisi Nusantara di Asia

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1575
Tempat terbit: ?
Tokoh:
Deskripsi: Peta yang sangat tua dalam bahasa Latin ini menarik dari banyak sudut. Yang sangat mencolok tentunya proporsi besar beberapa pulau yang tampaknya menunjukkan pentingnya pulau ini di mata bangsa Eropa saat itu, seperti Ambon, Halmahera (Gilolo), Jawa, Sumbawa, dsb. Kedua, belum terjelajahinya beberapa pulau besar seperti Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes). Meski demikian, peta ini mencatat adanya Manado (Manada), serta Brunei (Burneo) yang kelihatannya membawa bangsa Eropa ke nama "Borneo' untuk pulau Kalimantan. Ketiga, tentunya beberapa kesalahan seperti Makassar (Macace) yang digambarkan sebagai sebuah pulau, lebih dekatnya Australia ke Jawa daripada ke Papua (meski peta ini sudah dengan benar memisahkan Australia dari Papua), dekatnya Jepang (Iapan) ke Amerika,dsb. Berikutnya, sangat menarik untuk dicatat bahwa pengaruh Melayu tampaknya terasa sampai ke pesisir Kamboja, Vietnam, bahkan bagian selatan Tiongkok. Ini terlihat dari beberapa tempat yang dimulai dengan kata "pulau" seperti Pulocondor, Pulosirsir, dan Pulocampaa, Pulo S:pole, dan Pulogam di kawasan barat laut dari Laut Tiongkok Selatan.
Juru kartografi: Abraham Ortelius
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Senin, 26 Agustus 2024

Pertemuan warga Belanda penentang Republik Indonesia di Den Haag, 27 September 1947

Para peserta yang memenuhi gedung perkumpulan. Spanduk di samping bendera Belanda bertuliskan "Republik Indonesia berarti kungkungan, kekacauan, dan kesengsaraan. Berunding dengan gerombolan ini merupakan perkhianatan."
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Salah seorang pembicara yang merupakan penentang Republik Indonesia, politisi dari Partai Katolik dan mantan Menteri Urusan Tanah Jajahan, Charles Joseph Ignace Marie Welter
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pembicara lain yang sangat anti Republik Indonesia, mantan perdana menteri Belanda, Pieter Sjoerds Gerbrandy
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 27 September 1947
Tempat: Den Haag
Tokoh: lihat deskripsi di atas
Peristiwa: Pertemuan warga Belanda penentang Republik Indonesia
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 25 Agustus 2024

Peta kuno dari tahun 1724/1726: Kawasan Laut Arafura dan Laut Banda

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1724/1726
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini menampilkan pulau-pulau yang bertebaran di Laut Arafura serta Laut Banda dan sekitarnya. Buru dan Seram menjadi pulau yang banyak diberi keterangan. Pulau Banda dan sekitarnya tentu tidak ketinggalan. Peta ini menampilkan pulau-pulau lain yang pada saat itu relatif jarang diperlihatkan, seperti Kepulauan Aru, Kepulauan Yamdena dengan Tanimbar (Timor Laoet) sebagai pulau utamanya, serta pulau-pulau lain seperti Babar (Babber), Damar (Damme), serta Moa.
Juru kartografi: (berdasarkan penjabaran dari  François Valentijn)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Sabtu, 24 Agustus 2024

Kapal-kapal militer di perairan Ambon setelah Jepang kalah perang, 1945

Kapal AL Australia HMAS Gympie di perairan Ambon membawa pasukan Australia (dan Belanda?) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… disertai kapal AL Australia lainnya yaitu HMAS Glenelg
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kapal-kapal KNIL Laut yang di tahun 1942 direbut Jepang, dalam kondisi terbengkalai di tahun 1945
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah kapal torpedo pemburu kapal selam sedang diperbaiki …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… awalnya kapal ini milik Jepang tetapi kemudian direbut Sekutu dan diambil alih oleh Belanda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: Oktober/November 1945
Tempat: Ambon
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 23 Agustus 2024

Peta kuno berbahasa Perancis dari tahun 1745: Pesisir Jawa dan sekitarnya

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1745
Tempat terbit: Paris
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini tampaknya fokus sepenuhnya ke navigasi pelayaran, dan hanya mencantumkan informasi tentang wilayah-wilayah pesisir, serta tidak peduli dengan kawasan pedalaman. Kita melihat tampilan penuh tentang Bangka, Belitung, dan Madura, serta sebagian kecil dari Kalimantan dan Sumatera. Sesuai judul peta, Carte de l'isle de Java, pulau Jawa menjadi tokoh utama di peta ini dengan pencantuman nama-nama kawasan sbb. sesuai arah jarum jam: Banten (Bantam), Jakarta (Jakatra), Karawang, Ciasem, Cirebon, Gresik, Surabaya (Soberabaie), Panarukan, Blambangan (Balemboang), Surapati, Yogyakarta (Susuhunan dan Panaraga), Bagelen, Sukapura, dan Cidamar (Sidamer).
Juru kartografi: Jean-Baptiste d’Apres de Mannevillette
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Kamis, 22 Agustus 2024

Pasukan Australia di Maluku, 1945

Oktober 1945: Beberapa tentara Australia berdiri tegap sementara bendera Australia dan Belanda dinaikkan dengan iringan musik genderang dan seruling dari beberapa warga lokal
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Ambon: Seorang tentara Australia berjaga di sebuah jalan yang lumayan banyak dilewati warga
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Oktober 1945: Seorang perwira Inggris bersama seorang perwira (?) Australia
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pasukan Australia (sebagian tanpa baju) dan Belanda di Laha, Ambon …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… pada saat kedatangan sebuah kesatuan Belanda dari Morotai yang akan ditempatkan di Ambon
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Edisi lain dari foto pertama
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: Maluku (kemungkinan semuanya di Ambon)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 21 Agustus 2024

Peta kuno dari tahun 1719: Ketika pulau-pulau di Kepulauan Seribu masih bernama Belanda

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1719
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Ini merupakan peta yang oleh VOC dikategorikan sebagai rahasia, artinya tidak dipublikasikan, dan sepenuhnya digunakan VOC untuk kepentingan mereka sendiri. Peta ini menampilkan pesisir utara dari wilayah Jakarta dengan nama-nama yang masih bertahan sampai sekarang a.l. Ontongh Java (Untung Jawa), Tangerangh (Tanggerang), Grogol, Ankee (Angke), Antzioll (Ancol), dan Tanjong Priok. Tetapi pulau-pulau kecil di sebelah utara masih diberi nama yang kebanyakan didasarkan pada nama-nama tempat di Belanda, sehingga kita menemukan nama Pulau Alkmaar, Enkhuyfen, Hoorn, Kuypers, Leyden, Purmerent, Haarlem, Rotterdam, Schiedam, Vader Smith, dan tentunya Onsrust.
Juru kartografi: Gerard van Keulen
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Selasa, 20 Agustus 2024

Pendaratan (tepatnya pelautan) pesawat amfibi Catalina milik AU Australia di Ambon, 1945

Warga berperahu, termasuk dua ibu-ibu, mengerumuni pesawat amfibi
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seorang awak pesawat memberikan sesuatu (koin?) kepada seorang anak
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Edisi lain dari foto pertama
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: sekitar Oktober 1945
Tempat: Ambon
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 19 Agustus 2024

Peta kuno dari sekitar tahun 1690: Kedudukan Nusantara di Asia

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1690
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Salah satu hal yang menarik dari peta ini adalah bahwa penyusunnya, Nicolaas Witsen, adalah seorang politisi yang pernah menjadi walikota Amsterdam sebanyak 13 kali (!). Dan yang terkait dengan sejarah Indonesia: Nicolaas Witsen pernah menjadi pucuk pimpinan VOC. Tidak mengherankan apabila penggambaran wilayah Nusantara sudah cukup lumayan, termasuk pemisahan antara Papua dari Australia yang pada saat sebelumnya masih dianggap menyambung. Di peta ini bangsa Eropa saat itu bisa melihat bagaimana banyak sekali pulau bertebaran mulai dari ujung Sumatera di barat hingga ke Maluku dan Papua di timur, serta kawasan Filipina di utara, dan Nusa Tenggara di selatan.
Juru kartografi: Nicolaas Witsen
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Minggu, 18 Agustus 2024

Pertemuan petinggi Belanda dengan beberapa pemuka masyarakat Sulawesi Selatan, 1946 (4)

Delegasi Belanda (NICA?) di pertemuan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kelompok pemusik tradisional yang mengiringi acara pertemuan …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… di samping pemain tuba…
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… yang merupakan bagian dari kelompok pemusik dengan instrumen barat
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: kemungkinan 1946
Tempat: Sulawesi Selatan (Gowa?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 17 Agustus 2024

Peta kuno dari sekitar tahun 1599: Banda dan sekitarnya

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: sekitar 1599
Tempat terbit: Frankfurt (?)
Tokoh:
Deskripsi: Peta sangat kuno ini merupakan salah satu peta pertama yang menampilkan Pulau Banda dan sekitarnya. Banda dan Neira tampak ditampilkan dengan letak, proporsi, dan kontur yang lumayan tepat. Ini menunjukkan bahwa pulau-pulau ini sudah cukup dikenal dan dijelajahi. Sementara itu, Pulau Run (Poeleron) dan Pulau Ai (Poeleway) terkesan disisipkan karena ukurannya diperkecil dan letaknya didekatkan ke Banda. Menarik untuk dicatat bahwa Gunung Api ditulis Groene Ape yang selintas seperti menyebut "monyet hijau".
Juru kartografi: Theodore De Bry
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 16 Agustus 2024

Pertemuan petinggi Belanda dengan beberapa pemuka masyarakat Sulawesi Selatan, 1946 (3)

Acara penandatanganan dokumen (sebuah kesepakatan antara Belanda dan para pemuka masyarakat?) difoto dari ruangan sebelah
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kemungkinan setelah acara tanda tangan selesai …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… yang dilanjutkan dengan pidato dari pihak Belanda (NICA?)…
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… yang disampaikan oleh dua perwakilan Belanda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: kemungkinan 1946
Tempat: Sulawesi Selatan (Gowa?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 15 Agustus 2024

Peta kuno dari sekitar tahun 1600: Bali

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: sekitar 1600
Tempat terbit: Frankfurt (?)
Tokoh:
Deskripsi: Peta sangat kuno ini tampaknya merupakan cikal bakal dari beberapa peta berikutnya di berbagai abad yang menampilkan Bali seperti hair dryer. Peta dengan utara menghadap ke bawah ini disalin "buta" berulang kali, termasuk keterangan tentang adanya tiga istana kerajaan (coninckx palaijs) serta ilustrasi tentang penampakan istana raja serta bangunan "piramida bundar" (tampaknya dimaksudkan sebagai pura) yang banyak berjejer di pantai barat Bali.
Juru kartografi: Theodore De Bry
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 14 Agustus 2024

Pertemuan petinggi Belanda dengan beberapa pemuka masyarakat Sulawesi Selatan, 1946 (2)

Seorang peserta menandatangani sebuah dokumen (kesepakatan?) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… disusul seorang peserta lainnya
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Acara penandatanganan dokumen difoto dari sudut jauh
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seorang peserta lain membubuhkan tanda tangannya
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: kemungkinan 1946
Tempat: Sulawesi Selatan (Gowa?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 13 Agustus 2024

Peta kuno dari tahun 1616: Sumatera

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1616
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Wilayah Malaka dan Sumatera merupakan kawasan yang relatif awal dipetakan oleh bangsa-bangsa Eropa, seperti yang diperlihatkan oleh peta berbahasa Latin dari awal abad ke-17 ini. Peta ini sudah tepat menempatkan Aceh (Achem) di utara (di peta ini menghadap ke kanan) dan Palembang (Palimbaõ) di selatan; tetapi, banyak tempat lain yang masih salah letak. Misalnya Minangkabau dan Indrapura ditempatkan di selatan; sementara di Sumatera Barat malah ada Teluk Banten (?). Kawasan Bata(k?) berada di lautan, dan Bengkalis seolah-olah dipisahkan oleh sungai dari Sumatera, bukan oleh laut.
Juru kartografi: Barent Langenes
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Senin, 12 Agustus 2024

Pertemuan petinggi Belanda dengan beberapa pemuka masyarakat Sulawesi Selatan, 1946 (1)

Kelompok pemusik yang menyertai acara pertemuan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pertemuan ini dihadiri a.l. oleh Raja Gowa ke-35, I Mangimangi Daeng Mattutu Karaeng Bontonompo, (di depan kursi) dan kemungkinan juga Arung Enrekang ke-13, Andi Muhammad Tahir (berdasi)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Dua petinggi Belanda di depan meja hidangan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Meja hidangan di acara pertemuan, difoto dari sudut lain
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: kemungkinan 1946
Tempat: Sulawesi Selatan (Gowa?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: