Belanda sudah memperkirakan bahwa wilayah Balikpapan dengan kawasan sumur minyaknya akan menjadi sasaran serbuan Jepang yang memang perlu banyak bahan bakar untuk menopang ekspansi militernya. Dan memang kenyataannya, serangan Jepang di Kalimantan terpusat ke pusat-pusat pengilangan minyak, baik yang dikuasai Inggris maupun Belanda. Belanda, ketika merasa tidak bisa mempertahankan Balikpapan, melakukan aksi bumi hangus (sesuatu yang kemudian ditiru para pejuang dalam menghadapi Belanda di Aksi Polisionil 1). Ketika di tahun 1944/1945 Jepang mulai terdesak, Balikpapan pun menjadi sasaran utama Sekutu, diwakili oleh militer Australia, untuk direbut kembali.
Tiga foto di bawah memperlihatkan 3 perwira KNIL di tahun 1941 yang melakukan inspeksi atas kesiapan pertahanan dalam menghadapi serangan Jepang yang diperkirakan akan, dan memang benar, datang lewat udara.
Tiga perwira KNIL dengan latar belakang kawasan pengolahan minyak (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Inspeksi atas artileri pertahanan udara (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Inspeksi atas lampu sorot untuk memantau kedatangan pesawat musuh (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 1941
Tempat: Balikpapan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar