Sabtu, 28 September 2024

Peta kuno dari tahun 1713 tentang Sumatera dengan banyak penamaan tempat

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)


Tahun terbit: 1713
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini termasuk dokumen yang banyak menyebut nama tempat di Sumatera, berbeda dengan peta-peta lain yang terkadang hanya terfokus ke Aceh dan Palembang saja. Kita bisa telusuri bagaimana peta ini mencantumkan banyak nama seperti Pedir, Deli, Bengkalis, Kampar, Indragiri, Tulang Bawang, Bengkulu, Indrapura, Padang, Kota Tengah, Pariaman, Pasaman, dan masih banyak tempat lain di samping nama-nama pulau di sekeliling Sumatera. Tidak digambarkannya Danau Toba menunjukkan bahwa bangsa Eropa saat itu hanya mengenal dan/atau tertarik dengan kawasan pesisir dan belum merambah ke pedalaman.
Juru kartografi: Diego Lopez de Sequeira / Vander Aa
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 27 September 2024

Aneka foto dari masa perang kemerdekaan (1)

Kemungkinan besar 1948: Seorang Belanda bernama Rob Nieuwenhuijs di jembatan kereta api Gombong, Kebumen, yang menjadi batas "status quo" antara wilayah yang dikuasai Belanda di barat dan TNI di timur. Jembatan ini menjadi tempat di mana Belanda dan TNI beberapa kali menjalankan pertukaran tawanan ataupun warga sipil.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Yogyakarta, 19 Desember 1948: Pergerakan pasukan Belanda dari Brigade T di saat Aksi Polisionil 2
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Yogyakarta, 19 Desember 1948: Pasukan Belanda dari Resimen Infantri 1-15 merengsek ke Yogyakarta pada saat Aksi Polisionil 2
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Medan, 14 Februari 1947: Para pejuang kemerdekaan yang berasal dari TNI dan Masyumi yang tertangkap dan ditahan militer Belanda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947, 1948
Tempat: Gombong, Medan, Yogyakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Foto nomor 3 pernah dimuat di posting ini; foto nomor 4 di posting ini.

Kamis, 26 September 2024

Peta keluaran Inggris dari tahun 1874 tentang Jawa dan Kalimantan

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)


Tahun terbit: 1874
Tempat terbit: London/Edinburgh
Tokoh:
Deskripsi: Peta keluaran Inggris ini menyebut Jawa dan Kalimantan sebagai daerah jajahan Belanda yang utama di Kepulauan Hindia. Ada beberapa hal yang bisa dicatat dari peta ini:

  • Peta ini dihiasi dengan gambar-gambar hewan serta orang berpakaian tradisional Jawa serta Dayak, di samping sketsa tentang kota Kucing dan Sungai Sarawak yang melintasinya.
  • Peta Jawa diberi batas warna: Ungu untuk wilayah yang dikuasai Belanda, umumnya di pesisir utara; serta coklat yang menurut Inggris masih dikuasai oleh Mataram dan/atau penerusnya.
  • Peta Jawa disertai deretan gunung dari ujung barat hingga ke timur, lengkap dengan nama dan ketinggiannya. Menarik bahwa Jawa bagian barat ternyata lebih rapat jarak antar gunungnya daripada bagian tengah dan timur.
  • Wilayah Kalimantan dibagi menjadi 3 bagian: jajahan Belanda (ungu), kekuasaan Kesultanan Brunei (coklat), dan wilayah Kesultanan Sulu (abu-abu).
  • Peta Kalimantan berasal dari peta lain yang disusun para misionaris dari Borneo Church Mission Institution.

Juru kartografi: Van de Velde / Augustins Petermann / G.H. Swanston
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 25 September 2024

Kelompok kiri merayakan Hari Buruh di Jakarta, 1 Mei 1947 (2)

Berbagai slogan dan nama organisasi diusung, seperti "SBM (Sarikat Boeroeh Moebil", "Kokohkan Barisanmu", "Sarekat Boeroeh Djawatan Oeroesan Laoet T[andjoen]g Prioek", "1 Mei", "Djakarta 1 Mei", "Sarekat Buruh ... Pertjetakan ... Indonesia", dll.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seorang tokoh kiri Belanda (?) berorasi
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Tokoh kiri asal Belanda yang aktif di Asia, Brend Blokzijl
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Orasi dari tokoh kiri lokal
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1 Mei 1947
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Lihat juga posting ini.

Selasa, 24 September 2024

Peta kuno berbahasa Perancis dari tahun 1743: Nusantara

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1743
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini berbahasa Perancis, tetapi diterbitkan di Amsterdam. Peta ini seperti merangkum apa yang diketahui Eropa tentang wilayah Nusantara saat itu. Di Sumatera mereka mengenal Aceh dan Jambi. Di Kalimantan mereka mengetahui ada Sambas, Banjarmasin, dan Brunei (yang mereka sebut "Borneo" dan karenanya dalam bahasa Inggris pulau ini bernama Borneo hingga kini). Di Jawa yang dikenala adalah Banten, Jakarta, Mataram, dan Blambangan (Palambuan). Di Nusa Tenggara ada Bali, Sumbawa (yang mereka sebut pulau Bima), serta Timor. Di Sulawesi dicantumkan Makasar dan Totoli (yang sejatinya nama suku, bukan tempat). Dari Maluku terlihat a.l. ada Banda, Ambon, Seram, dan Halmahera (yang mereka sebut pulau Gilo, dari nama tempat Jailolo).
Juru kartografi: Z. Chatelain (?)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Senin, 23 September 2024

Atribut komunisme yang ditemukan pasukan Belanda pada masa perang kemerdekaan (2)

Lukisan di sebuah tembok dari bangunan yang tammpaknya dibumihanguskan pejuang kemerdekaan. Di sebelah kiri tertulis "pedjoeang kita", sementara di sebelah kanan gambar dari Karl Marx, Friedrich Engels, Vladimir Lenin, dan Josef Stalin.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Dua prajurit Belanda berpose di depan tembok ini.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: kemungkinan besar Juli/Agustus 1947
Tempat: kemungkinan di Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 22 September 2024

Peta kuno dari tahun 1910: Jawa Tengah dan Timur, serta Madura

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1910
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini merupakan bagian dari seri peta Hindia-Belanda yang diterbitkan di tahun 1910. Peta Jawa dan Madura ini menampilkan wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Perhatian khusus diberikan kepada dua kota pelabuhan terbesar di kawasan ini yaitu Semarang dan Surabaya yang diberi bagian dengan skala yang lebih besar.
Juru kartografi:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Sabtu, 21 September 2024

Atribut komunisme yang ditemukan pasukan Belanda pada masa perang kemerdekaan (1)

Pekalongan, Agustus 1947: Pasukan Belanda menemukan atribut komunisme di pabrik teh yang dibumihanguskan pejuang kemerdekaan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah bendera dengan lambang yang sama dengan yang ada di foto di atas, juga ditemukan militer Belenda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jember, kemungkinan juga 1947: Pasukan Belanda menurunkan papan PKI
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Edisi lain dari foto pertama
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947
Tempat: Jember, Pekalongan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Foto pertama, dan keempat, pernah dimuat di posting ini.

Jumat, 20 September 2024

Peta kuno dari tahun 1730: Jakarta ketika masih dikelilingi pesawahan dan kebun

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: sekitar 1730
Tempat terbit: Paris
Tokoh:
Deskripsi: Peta berbahasa Perancis ini menapilkan Jakarta di abad ke-18, mulai dari Angke di barat hingga ke Ancol di timur, dan dari Kawasan Sunda Kelapa di utara hingga ke Noordwyck (sekitar Monas sekarang) di selatan. Berdasarkan peta ini, lebih dari 90% wilayah ini masih dipenuhi oleh pesawahan, perkebunan tebu, dan kebun-kebun lain yang tidak disebut secara spesifik. Peta ini dilengkapi dengan pemadangan pelabuhan Jakarta saat itu dilihat dari arah laut.
Juru kartografi: Jacques-Nicolas Bellin
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Kamis, 19 September 2024

Republik Indonesia Serikat (11) - Negara Sumatera Timur: Foto-foto tambahan dari unjuk rasa di Pematang Siantar mendukung pembentukan NST

Pengantar: Sejarah Indonesia tentang masa tahun 1949-1950 akan menyebut kata RIS alias Republik Indonesia Serikat. Tetapi kita tidak banyak menemukan bahasan tentang hal itu. Boleh jadi karena negeri-negeri federasi ini dianggap negara boneka buatan Belanda, dan tokoh-tokohnya dipandang sebagai kaki tangan Belanda di dalam usaha mereka mempertahankan kendali mereka atas Indonesia.

Seri posting kali ini akan menampilkan beberapa foto yang berkenaan dengan RIS ini. Mudah-mudahan ini bisa berkontribusi di dalam menggali bagian sejarah Indonesia yang tampak terlantarkan ini.


Pengunjuk rasa dengan spanduk yang a.l. bertuliskan "Kami minta(m) Daerah Istimewa Soematra Timoer" dan "Kembalikan keamanan dan keadilan pada kami"
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kerumunan para pengunjuk rasa
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seri foto ini merupakan lanjutan dari posting sebelumnya yang dimuat sepuluh tahun lalu.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Dua tokoh Negara Sumatera Timur di antara para pengunjuk rasa: Tengku Dzulkarnain (melambaikan tangan) dan Tengku Mansyur (berpeci)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 27 Agustus 1947
Tempat: Pematang Siantar
Tokoh: Tengku Mansyur (pemimpin Negara Sumatera Timur), Tengku Dzulkarnain (Ketua Dewan Sementara NST)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 18 September 2024

Peta kuno dari tahun 1730: Posisi pentingnya Nusantara di pelayaran Asia

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: sekitar 1730
Tempat terbit: Inggris (London?)
Tokoh:
Deskripsi: Peta ini diberi judul A map of the East-Indies (peta Hindia Timur) meskipun menampilkan wilayah Asia mulia dari jazirah Hindia hingga ke Tiongkok, Taiwan, dan Jepang. Wilayah Nusantara dibagi menjadi Sunda Islands di barat dan Mollucan or Spice I(s)l(ands) di timur. Peta ini menampilkan secara khusus lima pelabuhan dengan skala yang jauh lebih besar: tiga di India dan dua di Nusantara, yaitu Bantam dan Batavia. Ini menunjukkan posisi penting dan strategisnya Banten dan Jakarta saat itu, sebelum kemudian pelabuhan-pelabuhan lain seperti Singapura dan Yokohama serta Shanghai mengambil alih posisi puncak.
Juru kartografi: ?
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Selasa, 17 September 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Anak-anak dan pemuda dalam penahanan oleh pasukan Inggris asal India

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: November 1945
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa: Catatan foto menyebutkan bahwa ada kelompok massa yang mengambil alih sebuah kawasan gedung. Pasukan Inggris dari kesatuan asal India dikerahkan untuk menghentikan aksi ini. Foto menunjukkan macam ragamnya massa yang ditahan di area ini: ada pemuda, anak-anak, bapak-bapak dengan tas kantor, serta dua orang berseragam polisi. Adanya gantungan kain dan pakaian mengindikasikan kemungkinan agak lamanya proses penahanan warga ini.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 16 September 2024

Peta kuno dari tahun 1750: Banda dan sekitarnya

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)


Tahun terbit: sekitar 1750
Tempat terbit: Paris
Tokoh:
Deskripsi: Peta berbahasa Perancis ini menampilkan Pulau Banda dan sekitarnya. Kontur pulau-pulau masih belum akurat meskipun profil umumnya sudah terlihat. Pulau Run dan Ai di sebelah kanan juga tampak dipaksakan untuk masuk ke dalam peta sehingga letak, ukuran, serta bentuknya jauh dari akurat. Peta ini disertai 9 penamaan:

  1. Pulorin (Pulau Run)
  2. Puloway (Pulau Ai)
  3. Gunnanapi (Pulau Gunung Api)
  4. Labetak (Lautaka?)
  5. Nera (Naira)
  6. Wayer (?)
  7. Lantoor (Lontohir)
  8. Ortattan (?)
  9. Combeer (Combir)

Juru kartografi: Jacques-Nicolas Bellin
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Minggu, 15 September 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Keramaian pasar di beberapa tempat

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Bandung, November 1945: Dua pemuda berpose di pasar
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pasar ikan di Jakarta
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Agustus 1945: Suasana di pasar Kampung Baru di Kalimantan [Kalimantan mana?]
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa perang kemerdekaan (a.l. 1945)
Tempat: Bandung, Jakarta, Kalimantan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 14 September 2024

Denah dan deskripsi tentang Teluk Kalumbayan di Lampung dari tahun 1818, dipersembahkan untuk Sir Stamford Raffles

Sketsa tentang Teluk Kalumbayan, dilihat dari Pulau Kelapa
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Petunjuk arah untuk mencapai Teluk Kalumbayan
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Peta Teluk Kalumbayan dengan sketsa dan petunjuk yang ditampilkan di dua gambar sebelumnya
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1818
Tempat terbit: London
Tokoh:
Deskripsi: Peta atau denah ini berasal dari masa ketika Sir Stamford Raffles berada di Bengkulu. Saat itu Teluk Kalumbayan menjadi tempat persinggahan untuk kapal-kapal yang berlayar dari kawasan India/Sri Lanka menuju Selat Sunda untuk selanjutnya mengarah ke Maluku dan wilayah penghasil rempah-rempah lainnya. Peta ini dianggap perlu karena sebelumnya di tahun 1786 sebuah kapal Inggris bernama Horsburgh karam di sekitar wilayah ini akibat petunjuk navigasi yang kurang.
Juru kartografi: W.H. Hull, W.H. Johnstone, R.N. June
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 13 September 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Aksi-aksi pemuda dan warga pendukung kemerdekaan

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Para pemuda dengan genderang, bambu runcing, dan papan bertuliskan "Lasjkar rakjat bertempoer, moesoeh hantjoer"
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Dua pemuda dengan pistol dan senapan melakukan penjagaan di Surabaya
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jakarta, November 1945: Para pemuda Indonesia bersenjata memeriksa beberapa warga kulit putih
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa perang kemerdekaan (a.l. 1945)
Tempat: Jawa (a.l. Jakarta dan Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 12 September 2024

Peta kuno dari tahun 1700: Ketika bagian barat Nusantara masih disebut Kepulauan Sunda

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: ~1700
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Nicolas Sanson, pembuat peta berbahasa Perancis ini, adalah bapak kartografi Perancis yang wafat di tahun 1667. Peta ini dikeluarkan di Amsterdam di sekitar tahun 1700, dengan judul dalam bahasa Belanda De eilanden van Sunda, yang mengesankan bahwa judul aslinya "diedit" setelah Sanson meninggal. Terlepas dari hal itu, peta ini mencerminkan pemahaman para pakar geografi dan kartografi waktu itu bahwa tiga pulau besar di bagian barat Nusantara dikelmpokkan ke nama "Kepulauan Sunda", suatu istilah yang sekarang jarang dipakai, digeser oleh istilah "Sundaland" untuk menyebut wilayah Asia Tenggara zaman dulu ketika masih menyatu sebagai daratan dengan benua Asia.
Hal lain yang bisa dicatat dari peta ini adalah pemakaian kata "Borneo" untuk Brunei, yang tampaknya berujung pada nama Borneo di dunia internasional untuk pulau yang kita sebut Kalimantan.
Juru kartografi: berdasarkan karya Nicolas Sanson
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 11 September 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Korban-korban tembak dan kekerasan (2)

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Seorang pemuda Indonesia terkapar dengan luka-luka tembak di paha
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sudut lain dari foto di atas. Catatn foto menyebut bahwa yang melakukan perawatan darurat adalah seorang ibu rumah tangga Belanda yang hendak pulang dari belanja.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seorang pemuda yang terluka di tengah-tengah warga
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: November 1945
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 10 September 2024

Peta Italia dari tahun 1690 yang membagi Nusantara dalam 3 wilayah: Filipina, Maluku, dan Sunda

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1690
Tempat terbit: Venezia
Tokoh:
Deskripsi: Orang Italia dikenal sebagai jago kartografi dan pembuat peta yang handal. Menariknya, mereka tidak menggunakannya seperti orang Belanda, Inggris, Portugis atau Spanyol untuk berlayar jauh dan mendirikan koloni di belahan-belahan dunia. Orang Italia cenderung terfokus ke wilayah sekitar Laut Tengah sehingga koloni mereka berada misalnya di Etiopia, Eritrea, Libia, atau Somalia. Karena itu peta Italia yang menampilkan Isole dell'indie (kepulauan Hindia) ini menjadi menarik. Peta ini secara tegas membagi area kepulauan ini dalam tiga wilayah: Filipina, Sunda (meliputi Bali, Jawa, Kalimantan, Lombok, Sumatera, Sumbawa, dan sekitarnya), serta Maluku (pulau-pulau di timur mulai Flores dan Sulawesi hingga ke Papua). Hal lain yang menarik adalah bahwa Pulau Jawa hanya diberi keterangan sedikit, sementara peta-peta lain umumnya dipenuhi oleh nama-nama tempat di Jawa. Sebaliknya, pesisir timur Kalimantang yang sering hanya disebut sebagai "pantai belukar" oleh peta-peta lain, di peta ini malah ramai dengan nama-nama tempat.
Juru kartografi: Vincenzo Maria Coronelli
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Senin, 09 September 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Korban-korban tembak dan kekerasan (1)

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Tentara berseragam KNIL mengangkut seorang warga Tionghoa yang penuh luka, kemungkinan besar di Tanjung Priuk
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
November 1945: Seorang pemuda Indonesia yang terkena tembak peluru Belanda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
November 1945: Seorang pemuda dengan luka berdarah di kepala
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
November 1945: Catatan foto menyebut bahwa sebuah mobil berbendera merah-putih melaju kencang dan menembaki posisi pasukan Belanda. Tentara Belanda memberondong balik dan menewaskan salah seorang pemuda Indonesia yang berada di dalam mobil.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 08 September 2024

Peta lipat untuk perjalanan dari tahun 1905 tentang Jawa dan Madura

Tampilan penuh peta dalam 30 lipatan
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Jilid pembungkus peta
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Tampilan dekat ke salah satu bagian peta
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Index yang mempermudah pencarian sebuah tempat di peta
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1905
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi: Awal abad ke-20 merupakan masa dimulainya produksi mobil untuk khalayak yang berada. Ini memicu mobilitas serta minat akan perjalanan ke berbagai pelosok, termasuk di Pulau Jawa. Di awal abad ke-20 ini kita mencatat dokumentasi, termasuk foto-foto, dari beberapa kunjungan warga Belanda ke Jawa. Atau warga Belanda sendiri yang sudah berdiam di Jawa atau dari luar Jawa dan kemudian mengadakan perjalanan keliling di pulau ini. Tak dilupakan pula perjalanan dari beberapa bangsawan Jawa yang bisa membeli mobil dan menggunakannya untuk pelancongan ke beberapa daerah. Ini semua membutuhkan adanya peta seperti yang terpampang di atas ini. Peta yang bisa dilipat ini memang cocok untuk digunakan di dalam perjalanan.
Hal lain yang bisa dicatat dari peta ini adalah pembagian wilayah di Jawa saat itu: Banten, Jakarta (yang meliputi hingga Subang), Priangan (yang melebar hingga ke Banjar), Cirebon, Banyumas, Pekalongan, Kedu, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Rembang, Madiun, Kediri, Surabaya, Pasuruan, dan Besuki. Madura, seperti biasa digolongkan sebagai satu wilayah tersendiri.
Juru kartografi: E. de Geest / J. F. Niermeyer
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Sabtu, 07 September 2024

Foto-foto dari "masa bersiap": Ekshumasi korban-korban kekerasan (3)

"Masa bersiap" atau "bersiap" adalah istilah yang digunakan warga Belanda dan sejarah Belanda untuk menyebut masa-masa awal setelah warga Indonesia memproklamasikan diri yang diikuti konflik dan perseteruan di beberapa tempat yang dipicu banyak sekali faktor seperti nasionalisme, sentimen anti penjajah, kecemburuan sosial, dendam yang terpendam, masih belum siapnya aparat pemerintahan, dsb. Blog ini akan menampilkan beberapa foto dari era ini, yang beberapa di antaranya memang menampilkan sisi kejam dari masa ini.

Penggalian kembali jasad lebih dari 20 warga Tionghoa yang menjadi korban "pembantaian Mergosono"
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Penguburan warga Tionghoa yang menjadi korban masa "bersiap"
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: Agustus 1947 (foto atas)
Tempat: Malang (foto atas)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Masih perlu penelitian lebih lanjut apakah foto bawah terkait tragedi Mergosono.