![]() |
3 November 1948: Komandan Vliegkamp Morokrembangan, R. Vroon (kanan), memberikan penghargaan kepada W.H. Tetenburg, yang ditemani istrinya, dalam bentuk bendera komando perak. W.H. Tetenburg kemungkinan saat itu akan pensiun dari jabatannya sebagai Panglima KNIL Laut Hindia-Belanda untuk wilayah timur. Di latar belakang tampak pesawat Catalina sumbagan warga Australia James Fleming untuk Republik Indonesia. Pesawat yang dijuluki "kucing penyelundup" ini tertangkap Belanda dan dikabarkan memuat senjata senilai $350.000 yang ditujukan untuk para pejuang kemerdekaan. (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
W.H. Tetenburg (depan kiri), memeriksa barisan awak lokal Vliegkamp Morokrembangan, ditemani R. Vroon (kanan depan), kemungkinan masih dalam rangkaian acara pelepasan Tetenburg dari jabatan Panglima KNIL Laut Hindia-Belanda untuk wilayah timur. (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
Kemungkinan 9 Februari 1950, setelah pengakuan kedaulatan: Laksamana Hendricus Cornelis Willem Moorman (berjas), yang saat itu menjabat Sekretaris Negara Kerajaan Belanda untuk urusan Angkatan Laut, mengunjungi Vliegkamp Morokrembangan, ditemani para petinggi KNIL Laut. Moorman kemudian menjadi politisi sayap kanan dari Parta Katolik (Belanda) yang a.l. menentang masuknya wilayah Papua ke Republik Indonesia. Moorman sendiri pernah aktif bertugas di Hindia-Belanda sebagai perwira KNIL Laut. (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 1948, 1950
Tempat: Pangkalan udara Morokrembangan (Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: