Kamis, 18 September 2025

KNIL Laut kembali menguasai penuh Vliegkamp Morokrembangan, 1947/1948 (5)

3 November 1948: Komandan Vliegkamp Morokrembangan, R. Vroon (kanan), memberikan penghargaan kepada W.H. Tetenburg, yang ditemani istrinya, dalam bentuk bendera komando perak. W.H. Tetenburg kemungkinan saat itu akan pensiun dari jabatannya sebagai Panglima KNIL Laut Hindia-Belanda untuk wilayah timur. Di latar belakang tampak pesawat Catalina sumbagan warga Australia James Fleming untuk Republik Indonesia. Pesawat yang dijuluki "kucing penyelundup" ini tertangkap Belanda dan dikabarkan memuat senjata senilai $350.000 yang ditujukan untuk para pejuang kemerdekaan.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
W.H. Tetenburg (depan kiri), memeriksa barisan awak lokal Vliegkamp Morokrembangan, ditemani R. Vroon (kanan depan), kemungkinan masih dalam rangkaian acara pelepasan Tetenburg dari jabatan Panglima KNIL Laut Hindia-Belanda untuk wilayah timur.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kemungkinan 9 Februari 1950, setelah pengakuan kedaulatan: Laksamana Hendricus Cornelis Willem Moorman (berjas), yang saat itu menjabat Sekretaris Negara Kerajaan Belanda untuk urusan Angkatan Laut, mengunjungi Vliegkamp Morokrembangan, ditemani para petinggi KNIL Laut. Moorman kemudian menjadi politisi sayap kanan dari Parta Katolik (Belanda) yang a.l. menentang masuknya wilayah Papua ke Republik Indonesia. Moorman sendiri pernah aktif bertugas di Hindia-Belanda sebagai perwira KNIL Laut.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1948, 1950
Tempat: Pangkalan udara Morokrembangan (Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 17 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (5)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


De Uitkijk Post (sekarang Menara Syahbandar) yang merupakan salah satu tempat mendarat di kawasan Sunda Kelapa; di latar belakang tampak bagian atas dari yang sekarang menjadi Jembatan Kota Intan, yang memang hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempat ini
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Hertogspark, gedung yang menjadi tempat tinggal Panglima KNIL dengan tukang kebun yang sedang berbincang dengan seorang perempuan di halamannya; sekarang bangunan ini menjadi Gedung Pancasila
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Mercusuar di Tanjung Belimbing, Lampung, yang dibangun di tahun 1879, dan bertahan kokoh ketika Gunung Krakatau meletus empat tahun kemudian
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Lukisan ini berjudul Verwoeste kampong (kampung yang hancur) tanpa keterangan lebih lanjut, dan memunculkan dugaan bahwa ini adalah sebuah pulau yang dulunya dihuni tetapi sebuah bencana alam (letusan gunung?) menghancurkan kawasan pemukiman di sana dan meninggalkan sebuah daratan yang terlantar
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Gunung Krakatau sebelum tenggelam akibat letusan hebat 1883; tampak laut relatif tenang dengan sebuah kapal uap berlayar di latar depan, dan sebuah kapal layar di latar belakang
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Selasa, 16 September 2025

KNIL Laut kembali menguasai penuh Vliegkamp Morokrembangan, 1947/1948 (4)

Komandan lama dari vliegkamp Morokrembangan, R.A.H. Roembeek (berkacamata) bersama komandan baru, R. Vroon (depan kiri), memeriksa barisan para kelasi yang umumnya terdiri dari warga Belanda …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… serta berisan para pelaut dengan pangkat yang lebih tinggi …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… begitu juga barisan kehormatan bersenjata …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… dan juga barisan pemusik pangkalan (dengan latar belakang seorang Indonesia membersihkan mobil perwira)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947/1948
Tempat: Pangkalan udara Morokrembangan (Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 15 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (4)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Sebuah kereta yang ditarik empat kuda, dengan sepasang kusir dan sepasang pengawal memasuki halaman gedung yang kelak menjadi Istana Merdeka di Jakarta
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Dua orang kulit putih di depan monumen Pieter Erberverd, yang oleh warga Jakarta disebut si Pangeran Pecah Kulit. Pieter Erberverd adalah pria keturunan Jerman yang dituding VOC berencana berbuat makar untuk menggulingkan pemerintahan, dan kemudian dihukum dengan ditarik oleh empat kuda ke empat arah yang berbeda yang menghancurkan badannya
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Suasana di dalam trem yang ditarik kuda di Jakarta: tampak warga kulit putih duduk bercampur dengan orang Arab, Tionghoa bertaucang dan "berkumis Pai Mei", pasangan Indonesia bagian timur, serta warga asli Jakarta
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Dua pedagang Tionghoa menjajakan kain ke seorang perempuan yang tampaknya sangat berada. Karena di kiri belakang tampak Gereja Immanuel (saat itu Willemskerk), maka area berumput hijau adalah kawasan yang kemudian menjadi Lapangan Monas sekarang, dan rumah gedung ini kemungkinan besar berada di Jalan Merdeka Barat sekarang
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Arak-arakan warga Tionghoa yang merayakan Cap Go Meh dan menjadi tontonan warga; apabila diperhatikan, barisan panjang ini tampak didominasi oleh warga berwajah pribumi
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Minggu, 14 September 2025

KNIL Laut kembali menguasai penuh Vliegkamp Morokrembangan, 1947/1948 (3)

Dua perwira yang baru disumpah memberi hormat kepada komandan lama (R.A.H. Roembeek) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… dengan irigan lagu kebangsaan Belanda, Wilhelmus, yang dibawakan rombongan kelasi pemusik yang umumnya berwajah lokal …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… serta penghormatan ke bendera Belanda (tidak tampak) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… dilanjutkan dengan inspeksi barisan termasuk ke deretan para istri perwira
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947/1948
Tempat: Pangkalan udara Morokrembangan (Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 13 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (3)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Tiga pria di sekitar Gereja Portugis yang dibangun di tahun 1695, dan sekarang menjadi Gereja Sion
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Tampak dalam dari Gereja Portugis dengan mimbar di tengah, kursi para jemaat di tengah, diapit oleh barisan tempat duduk di kiri dan kanan
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Sebuah kereta kuda berhenti di depan Schouwburg, sebuah gedung pertemuan para elite Belanda, dan sekarang menjadi Gedung Kesenian Jakarta
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Sebuah kereta pembesar berpengawal memasuki halaman gedung yang kelak menjadi Istana Negara; gedung pemerintah kolonial ini dipasangi bendera dan lambang Kerajaan Belanda, serta dijaga tentara bersenjata
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Sebuah kereta kuda berpengawal tampaknya selesai menurunkan pasangan pembesar Belanda di Willemskerk (Gereja Willem) yang sekarang menjadi Gereja Immanuel
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 12 September 2025

KNIL Laut kembali menguasai penuh Vliegkamp Morokrembangan, 1947/1948 (2)

Penyerahan komando atas vliegkamp Morokrembangan dari R.A.H. Roembeek (kiri) kepada R. Vroon (memberi hormat) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… dengan disaksikan oleh para istri perwira …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… diikuti pengambilan sumpah oleh para perwira lain (K.M.R. Blandell?) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… dan Gieskes (?) dengan disaksikan oleh para awak vliegkamp di latar belakang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947/1948
Tempat: Pangkalan udara Morokrembangan (Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 11 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (2)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Acara rampogan sima yang menempatkan harimau Jawa di lapangan yang dikelilingi para pria bersenjata tombak. Tradisi yang mempercepat kepunahan jenis satwa ini kemudian dilarang pemerintah Hindia-Belanda di tahun 1905.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Air terjun Bantimurung di luar Maros, Sulawesi Selatan, yang penampakan kininya, terlepas dari keramaian pengunjung sekarang, masih sangat mirip dengan yang terlukis di atas.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Stadhuis van Batavia, yang menjadi balaikota Jakarta dari tahun 1627 hingga 1913; sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Kesibukan di kawasan pecinan di Jakarta dengan rumah-rumah yang khas kawasan pecinan, sementara kubah Gereja Imanuel tampak menjulang di kanan belakang
 (klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Dua kuli mengangkut barang dengan melalui Gerbang Amsterdam di Jakarta, sementara sebuah trem berkuda mengikuti jalur rel mengitari ikon yang sekarang sudah hilang ini
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis) 
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 10 September 2025

KNIL Laut kembali menguasai penuh Vliegkamp Morokrembangan, 1947/1948 (1)

Upacara militer di Vliegkamp Morokrembangan …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… dengan parade kesatuan KNIL Laut dengan iringan tambur dan seruling …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… kemungkinan dalam acara pergantian komandan landasan udara dari yang lama, R.A.H. Roembeek (kiri) …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… ke komandan yang baru (R. Vroon)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947/1948
Tempat: Pangkalan udara Morokrembangan (Surabaya)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 09 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (1)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Reruntuhan Candi Borobudur mendapat kunjungan dari tiga orang
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Kesibukan pelayaran di Kepulauan Banda, dengan Gunung Api di sebelah kiri, serta Pulau Banda Neira dengan Benteng Belgica-nya di sebelah kanan
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Makassar sementara beberapa sosok orang tampak beraktivitas di kawasan pelabuhan
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Tiga warga Minang, di antaranya menggiring pedati, terlukis dengan latar belakang Gunung Marapi
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Benteng Rotterdam di Makassar dengan beberapa pohon rimbun di latar depan, serta sebuah kuburan Belanda di lapangan depan benteng
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Senin, 08 September 2025

Panglima KNIL Letnan Jenderal Ludolph Hendrik van Oyen di Balikpapan, 1945

Van Oyen (kanan) bersama seorang perwira Australia …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… kemungkinan di Balikpapan setelah Sekutu dan Belanda mengalahkan kekuatan militer Jepang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: kemungkinan Balikpapan
Tokoh: Letnan Jenderal Ludolph Hendrik van Oyen (Panglima KNIL 1942-1946)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 07 September 2025

Peta kuno tentang Jakarta dari sekitar tahun 1700 keluaran Venezia

(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: sekitar 1700
Tempat terbit: Venezia
Tokoh:
Deskripsi: Pembuat peta ini, Vincenzo Coronelli, adalah seorang biarawan dari Ordo Fransiskan yang memang seorang pakar dalam hal kartografi. Blog ini sebelumnya sudah menampilkan peta Sumatera karya Coronelli yang terbit di tahun 1687, serta peta Nusantara karya Coronelli pula yang terbit di tahun 1690. Peta kali ini menampilkan wilayah yang lebih sempit, yaitu kota Jakarta di penghujung abad ke-18. Sayangnya di peta ini tidak ada keterangan yang langsung ditampilkan dalam bentuk legenda. Tetapi kita bisa tahu bahwa di sini utara menghadap ke kiri, dengan pelabuhan Sunda Kelapa di kiri tengah. Bangunan dengan empat sudut seperti anak panah adalah Kastil Batavia. Sementara itu, di tengah peta mengalir Kali Besar, dengan bagian kota Jakarta berada di kedua tepinya, yang terdiri dari wilayah pemukiman umumnya warga Eropa, balai kota, rumah sakit, pasar, serta rumah ibadah.
Juru kartografi: Vincenzo Maria Coronelli
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Sabtu, 06 September 2025

Penguburan kembali jasad Letkol A.L. Gortmans yang dieksekusi Jepang di Makassar, 1946

Letnan Kolonel A.L. Gortmans adalah salah satu perwira KNIL yang terlibat dalam Pertempuran Kendari di 1942. Saat itu Belanda berusaha mempertahankan pangkalan udara Kendari II, yang saat itu merupakan yang termaju di kawasan Asia Tenggara, dari serbuan Jepang, dan kemudian harus mengakui keunggulan para prajurit dari negeri Matahari Terbit ini. Letkol Gortmans bersama beberapa kesatuan lain mundur ke pedalaman dan melakukan perang gerilya melawan Jepang. Ketika sebagian anggota KNIL memutuskan untuk menyerah, Gortmans termasuk yang bersikukuh untuk terus melawan Jepang. Hingga akhirnya, setelah didesak beberapa sejawat militernya, dia turut menyerahkan diri dan kemudian ditahan di kamp militer di Makassar. Setelah sekitar dua tahun ditahan, pada tanggal 6 April 1944 pihak Jepang mengeksekusi Gortmans.

Ketika Belanda kembali ke Makassar setelah Jepang kalah perang, jasad Gortmans digali kembali. Pihak Belanda mengadakan upacara militer untuk menghormati A.L. Gortmans, yang tampaknya dihadiri perwakilan dari keluarganya. Sisa-sisa belulangnya kemudian dikirim ke Jakarta untuk dimakamkan di kompleks Menteng Pulo. Foto-foto di bawah memperlihatkan acara penghormatan ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: kemungkinan 1946
Tempat: Makassar
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: