Sabtu, 20 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Gambar kuno tentang tandu sebagai alat transportasi zaman dulu di Jawa

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: ?
Tempat terbit: London (?)
Tokoh:
Deskripsi: Bentuk tandu di Jawa yang dipikul dua orang. Penumpang duduk, atau kemungkinan lebih tepatnya setengah berbaring di ruangan yang memiliki "atap" miring, dengan dinding yang memiliki tuas di satu sisi sebagai tempat keluar masuk, atau untuk sekedar melihat ke luar. Kemungkinan ini model tandu untuk perempuan yang selama perjalanan menghindar untuk terlihat. Model tandu seperti ini sangat mirip dengan yang ditampilkan di posting ini, ini, dan ini.
Juru foto/gambar: ?
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Jumat, 19 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (22)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Teks asli penyerta foto:Goddank we zijn achter de democratie lijn. Nu gaat het weer zoals vroeger. Indonesische landbouwers in veiligheid gebracht. West-Java.
  • Terjemahan: Puji Tuhan, kita berada di belakang garis demarkasi [=batas antara kekuasaan Republik dan Belanda]. Sekarang [kehidupan] kembali seperti dulu. Petani Indonesia diselamatkan [dari cengkeraman Republik]. Jawa Barat.
  • Bahasan: Kemungkinan ini adalah sekedar sekelompok petani yang senang mendapatkan tumpangan gratis.
  • Catatan: 
Waktu: 1947
Tempat: Jawa Barat
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 18 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Gambar kuno tentang keturunan Indo zaman dulu di Jakarta

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: sekitar 1752 
Tempat terbit: London (?)
Tokoh:
Deskripsi: Sudah ratusan tahun lalu rupanya ada perkawinan antar etnis di Jakarta yang menghasilkan keturunan berdarah campuran. Orang Inggris menyebutnya topalsses dan mardikers. Gambar di atas memperlihatkan penampakan dari warga berdarah campuran ini. Entah dengan alasan apa, sang pelukis juga menggambarkan monyet Jawa di sebelah kanan dengan postur berdiri seperti manusia.
Juru foto/gambar: Francis Garden 
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Rabu, 17 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (21)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:Een baby van 8 maanden sterk ondervoed in een extremisten-kamp.
  • Terjemahan:Bayi berusia 8 bulan mengalami kekurangan gizi yang parah di kamp ekstremis [=wilayah kekuasaan para pejuang].
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1947 (?)
Tempat: Jawa (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 16 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang rumah tradisional di Tapanuli

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: ?
Tempat terbit: Perancis (?)
Tokoh:
Deskripsi: Gambar ini berasal dari buku harian yang ditulis tangan dalam bahasa Perancis, dengan keterangan "maison des inhabitants de [?], pres de Tapanouli" (rumah penduduk ? dekat Tapanuli)
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan:

Senin, 15 Desember 2025

Propaganda semasa Perang Kemerdekaan yang menjelekkan Republik Indonesia dan memperindah Belanda (20)

Orang bilang, ketika dua kubu berkonflik maka pihak pertama yang menjadi korban adalah sang kebenaran. Kedua kubu akan berusaha mencari dukungan, baik dari dalam maupun dari luar, agar posisi dia semakin kuat dalam perseteruan. Usaha ini tidak jarang dilakukan dengan peluncuran propaganda yang tentunya membagus-baguskan diri sendiri, dan memburuk-burukkan pihak lain. Tidak jarang pula bahan propaganda ini tidak selaras dengan fakta dan kebenaran. Dan ini terjadi dari dulu hingga sekarang.

Rangkaian foto berikut akan menampilkan hal seperti ini. Semasa Perang Kemerdekaan dulu rupanya ada kalangan yang memunculkan foto-foto sebagai pembuktian bahwa Republik Indonesia itu menyengsarakan dan/atau masyarakat di Nusantara suka dengan pemerintahan Kerajaan Belanda. Kita akan coba untuk meneliti apa yang sebenarnya ditampilkan oleh foto-foto ini.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
  • Bahasan di awal: Kemiskinan ada dari dulu hingga sekarang, termasuk di masa penjajahan Belanda, dan kemudian dikabarkan meningkat tajam di masa pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan juga tidak menyulap kemiskinan menjadi sirna; perang kemerdekaan malah makin mempersulit pelaksanaan pengentasan kemiskinan karena prioritas para pihak berada di memenangkan konflik. Banyak foto yang menunjukkan kemiskinan semasa perang kemerdekaan: orang yang berpakaian compang-camping, berbadan kurus kering, luntang-lantung, dan warga yang senang mendapatkan makanan atau layanan kesehatan yang dibagikan pihak Belanda. Ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Republik Indonesia sangat menderita; dan bahwa Belanda datang untuk mengubah suasana ini ke yang jauh lebih baik.
  • Teks asli penyerta foto:De bevrijding van Bali door Nederlandse troepen
  • Terjemahan:Pembebasan Bali [dari kekuasaan Republik Indonesia] oleh pasukan Belanda
  • Catatan: Lihat juga kumpulan foto yang menampilkan kemiskinan di masa lalu.
Waktu: 1946
Tempat: Bali
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 14 Desember 2025

Dari kumpulan dokumen lama di Wellcome Collection: Lukisan kuno tentang Pulau Krakatau seabad sebelum letusan dahsyat menenggelamkannya (2)

(klik untuk memperbesar | @ Wellcome Collection)

Tahun terbit: 1788
Tempat terbit: London
Tokoh:
Deskripsi: Di Februari 1780, kapal HMS Resolution dan HMS Discovery singgah di Pulau Krakatau dalam perjalanan pulang ke Inggris setelah menjelajah dunia di bawah pimpinan James Cook, yang tewas di Hawaii setahun sebelumnya. Di pulau yang mereka sebut "Cocoterra/Cracatoa" ini mereka bisa mendapatkan air tawar untuk perjalanan, dan bahkan sumber air panas. John Webber, salah satu anggota penjelajahan, membuat lukisan tentang penampakan di dalam pulau ini, sesuatu yang jarang, dan kemudian malah tidak mungkin karena letusan besar Gunung Krakatau di 1883 menghancurkan sekitar 2/3 dari pulau ini dan membuatnya tidak bisa dihuni lagi.
Gambar di atas memperlihatkan seorang pria Krakatau di dekat sebuah rumah yang dikelilingi berbagai pepohonan. 
Juru foto/gambar: John Webber
Sumber / Hak cipta: Wellcome Collection
Catatan: