De Groene Amsterdammer, 9 Agustus 1947 (klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Karikatur ini keluar pada saat Aksi Polisionil 1 dan menggambarkan bagaimana Dewan Keamanan PBB, yang digambarkan sebagai polisi militer, menghentikan gerak maju pasukan Belanda yang digambarkan mengendarai kendaraan militer dengan bersenjata.
De Vlaam, Januari 1949 (klik untuk memperbesar | © Wim van Wieringen / AVS) |
Karikatur ini keluar pada saat Aksi Polisionil 2, dan menggambarkan aksi Belanda sebagai perusakan atas sebuah cagar budaya. Lampu spot dengan nama "UNO" (PBB) mengarah ke aksi Belanda ini. Teks yang mengiringi berbunyi: "Belanda, dunia mengawasimu …".
Vrij Nederland, 22 Januari 1949 (klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Tindakan Belanda yang menangkap para petinggi pemerintah Republik Indonesia dalam Aksi Polisionil 2, dan membuangnya ke Bangka, digambarkan sebagai aib yang memalukan di karikatur ini. Belanda tampak tampil di sidang Dewan Keamanan PBB dengan mengenakan baju tidur (?) bertuliskan "Banka", sementara negera-negara lain, dalam pakaian resmi dan terhormat, terkaget-kaget melihat penampilan Belanda.
Elsevier De Groene, 23 Januari 1949 (klik untuk memperbesar | © Eppo Doeve / AVS) |
Berbeda dengan 3 karikatur di atas yang cenderung kritis atas aksi Belanda, karikatur yang keempat ini justru melihat PBB bersama komunisme internasional sebagai luapan bah yang siap menenggelamkan Indonesia. Justru Belanda lah, yang digambarkan sebagai bocah yang dengan jarinya menutup lubang yang berpotensi memicu runtuhnya bendungan pelindung, yang menjadi pencegah terjadinya bencana. Penggambaran ini tampaknya diilhami oleh novel Hans Brinker.
Tempat: karikatur di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke peristiwa di Indonesia
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Eppo Doeve | Leo Jordaan | Wim van Wieringen
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar