Jumat, 31 Mei 2019

Soekarno-Hatta dielu-elukan warga Bandung, 1945

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945
Tempat: Bandung
Tokoh: Soekarno (Presiden RI), Muhammad Hatta (Wakil Presiden RI)
Peristiwa: Setelah proklamasi kemerdekaan, Soekarno dan Hatta menyempatkan melawat ke Bandung dan disambut meriah oleh warga Bandung. Tak lama kemudian, pasukan Inggris merengsek menuju Bandung, dan setelah berbagai pertempuran, pada tanggal 11 Oktober 1945 menduduki kota ini.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 30 Mei 2019

Soekarno shalat di sebuah mesjid di Amerika (2), 1956

(klik untuk memperbesar | © Time-Life)
(klik untuk memperbesar | © Time-Life)
(klik untuk memperbesar | © Time-Life)
(klik untuk memperbesar | © Time-Life)

Waktu: 1956
Tempat: New York (?)
Tokoh: Soekarno (Presiden RI)
Peristiwa: Soekarno melakukan shalat di sebuah mesjid dalam kunjungannya ke Amerika Serikat
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Time-Life
Catatan:

Rabu, 29 Mei 2019

Aksi Polisionil 1: Sebuah keluarga Belanda mengungsi, 1947

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa: Ternyata di saat perang kemerdekaan, bukan hanya rakyat Indonesia yang harus mengungsi, warga Belanda pun harus meninggalkan kediaman mereka, seperti yang dialami keluarga Bloem ini. Tampak Pak Bloem (berbaju putih) ditemani istrinya (paling kanan) dan dua anak perempuannya (paling depan dan belakang) serta pembantunya yang membawa sepeda, pergi meninggalkan komplek perumahan mereka dengan latar belakang tentara Belanda berjaga-jaga. Tampak pula dua anak kecil digendong, serta satu bocah dituntun tanpa alas kaki. Menarik untuk dicatat bahwa para perempuan di keluarga Bloem ini mengenakan kebaya.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 28 Mei 2019

Soekarno shalat di sebuah mesjid di Amerika (1), 1956

(klik untuk memperbesar | © Time-Life)
(klik untuk memperbesar | © Time-Life)
(klik untuk memperbesar | © Time-Life)
(klik untuk memperbesar | © Time-Life)

Waktu: 1956
Tempat: New York (?)
Tokoh: Soekarno (Presiden RI)
Peristiwa: Soekarno melakukan shalat di sebuah mesjid dalam kunjungannya ke Amerika Serikat
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Time-Life
Catatan:

Senin, 27 Mei 2019

Soekarno dalam karikatur Belanda tahun 1940-an (6)

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: Agustus 1945
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Ini adalah konsep karikatur yang sejatinya lumayan sadis terhadap Soekarno. Teks di bagian bawah berbunyi "Sekarang, karena kepala Pieter Elberfeldt sudah disingkirkan, kita perlu kepala yang baru, kepalanya Soekarno!". Pieter Elberfeldt (atau Erberverd) adalah seorang Jerman-Indo yang didakwa hendak melawan VOC, dan karenanya di tahun 1722 dihukum VOC dengan cara ditarik oleh empat ekor kuda ke berbagai penjuru; tengkorak kepalanya kemudian ditancapkan di pasak besi di atas sebuah monumen berbahasa Belanda dan Jawa. Kematian yang tragis ini membuat dia mendapat julukan Pangeran Pecah Kulit. Di zaman Jepang, "monumen" Pieter Erberverd ini disingkirkan; dan si pembuat karikatur ini ingin membuat gantinya ...
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 26 Mei 2019

Tukang pikul di Jawa, 1902

Pemikul rumput
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Penjual buah
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Waktu: 1901/1902
Tempat: Jakarta (foto bawah)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Universiteit Leiden
Catatan:


UPDATE 31 Desember 2019
Tambahan foto dari lelaki yang memikul padi hasil tuai.

(klik untuk memperbesar | © A.E.F. Muntz / Universiteit Leiden)

Sabtu, 25 Mei 2019

Soekarno dalam karikatur Belanda tahun 1940-an (5)

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1947
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Karikatur ini memperlihatkan beberapa hal, tapi hanya dua hal yang langsung menarik dari sudut pandang Indonesia, yang intinya adalah kekecewaan Belanda pada militer Inggris. Pertama, karena mereka memberikan selamat pada hari ulang tahun Soekarno; dan kedua karena mereka meninggalkan Indonesia menuju Singapura dengan alasan menengok keluarga.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 24 Mei 2019

Tiga candi di Jawa di peralihan dari abad ke-19 ke ke-20

1890: Patung Buddha di Candi Mendut
(klik untuk memperbesar | © Kassian Cephas / Universiteit Leiden)
1897: Candi Prambanan
(klik untuk memperbesar | © Kassian Cephas / Universiteit Leiden)
1901/1902: Candi Werkudoro di dataran tinggi Dieng
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Waktu: 1890, 1897, 1902
Tempat: Dieng, Magelang, Yogyakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Kassian Cephas (dua foto pertama)
Sumber / Hak cipta: Universiteit Leiden
Catatan:

Kamis, 23 Mei 2019

Soekarno dalam karikatur Belanda tahun 1940-an (4)

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1946
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Karikatur ini memperlihatkan pandangan si karikaturis bahwa Amerika menekan Belanda untuk menandatangani Perjanjian Linggarjati, dan di lain pihak menjanjikan Indonesia bantuan Dolar yang membuat Indonesia tidak mengacuhkan (Gulden-nya) Belanda.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 22 Mei 2019

Kunjungan kenegeraan Presiden Soeharto ke Belanda (3), 1970

Soeharto menyalami masyarakat Indonesia di Belanda
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Pangeran Bernhard menyalami Bu Tien
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Kedua kepala negara dan suami/istri saling bersalaman
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: kemungkinan 4 September 1970
Tempat: Den Haag (Belanda)
Tokoh: Soeharto (Presiden RI), Siti Hartinah (isteri Soeharto), Juliana (Juliana Louise Emma Marie Wilhelmina; Ratu Belanda), Pangeran Bernhard van Lippe-Biesterfeld (Bernhard Leopold Frederik Everhard Julius Coert Karel Godfried Pieter; suami Juliana)
Peristiwa: Ratu Juliana dan suaminya, Pangeran Bernhard, menyalami Soeharto dan Bu Tien di Den Haag, sebagai tanda perpisahan setelah usainya kunjungan kenegaraan pertama seorang kepala negara Indonesia ke Belanda.
Fotografer: Gé van de Werff (empat foto terakhir)
Sumber / Hak cipta: ANP / Het Nationaal Archief
Catatan:

Selasa, 21 Mei 2019

Soekarno dalam karikatur Belanda tahun 1940-an (3)

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1946
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Karikatur ini menunjukkan bagaimana Singa Belanda mencoba menggertak dan menakut-nakuti Soekarno dengan cara mengelilingnya. Tetapi Soekarno tampak tak bergeming hingga akhirnya si singa malah mendekati dan tertidur di kaki Soekarno.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 20 Mei 2019

Kunjungan kenegeraan Presiden Soeharto ke Belanda (2), 1970

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 3 September 1970
Tempat: Den Haag (Belanda)
Tokoh: Soeharto (Presiden RI)
Peristiwa: Presiden Soeharto dalam acara saling tukar cendera mata; dalam rangkaian kunjungan kenegaraan pertama seorang kepala negara Indonesia ke Belanda.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: ANP / Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 19 Mei 2019

Soekarno dalam karikatur Belanda tahun 1940-an (2)

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1946
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Karikatur ini berjudul "Kembar Tiganya Soekarno ... dihentikan dari mengemudi" yang tampaknya menunjukkan pendapat si karikaturis bahwa Soekarno telah berhasil menyetir pandangan dunia internasional (PBB? Amerika? Melalui Komisi Tiga Negara?) ke arah yag diinginkannya.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 18 Mei 2019

Kunjungan kenegeraan Presiden Soeharto ke Belanda (1), 1970

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © Gé van de Werff / gahetna)
(klik untuk memperbesar | © Gé van de Werff / gahetna)
(klik untuk memperbesar | © Gé van de Werff / gahetna)
(klik untuk memperbesar | © Gé van de Werff / gahetna)

Waktu: 3 September 1970
Tempat: Den Haag (Belanda)
Tokoh: Soeharto (Presiden RI), Siti Hartinah (isteri Soeharto), Juliana (Juliana Louise Emma Marie Wilhelmina; Ratu Belanda), Pangeran Bernhard van Lippe-Biesterfeld (Bernhard Leopold Frederik Everhard Julius Coert Karel Godfried Pieter; suami Juliana)
Peristiwa: Ratu Juliana dan suaminya, Pangeran Bernhard, menyambut kedatangan Presiden Soeharto dan Bu Tien di Ypenburg, Den Haag, Belanda, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan pertama seorang kepala negara Indonesia ke Belanda.
Fotografer: Gé van de Werff (empat foto terakhir)
Sumber / Hak cipta: ANP / Het Nationaal Archief
Catatan:

Jumat, 17 Mei 2019

Soekarno dalam karikatur Belanda tahun 1940-an (1)

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Waktu: 1945
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa: Karikatur ini mengacu pada lukisan Rembrandt The Anatomy Lesson of Dr. Nicolaes Tulp, dan memperlihatkan bagaimana beberapa tokoh ada dalam proses pengguntingan wilayah Indonesia dari kekuasaan Belanda. Tokoh Indonesia yang disebut adalah Soekarno, Muhammad Hatta, Amir Syarifuddin, dan Oto Iskandar di Nata. Menariknya, karikatur ini juga menggambarkan van Mook dan Willem Schermerhorn (di samping Logeman dan Y.D. Plas) sebagai pihak yang ikut bertanggung jawab atas lepasnya Indonesia dari wilayah Belanda. Mudah ditebak bahwa karikatur ini berasal dari kelompok yang menginginkan Indonesia, juga Suriname, tetap berada di bawah kekuasaan Belanda.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:  Teks di gambar tsb. bermakna "Jangan berunding .. [tapi] bertindak! Pelajaran Anatomi, tahun 1945. Warga Belanda, hentikan pemotongan!! Kerajaan tidak boleh binasa karena politiknya sendiri."


UPDATE 10 November 2020: Poster yang sama dari arsip Atlas van Stolk

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Kamis, 16 Mei 2019

Soeharto, Bu Tien, dan Tutut bersama keluarga Ratu Belanda (2), 1970

Soeharto bertukar cendera mata dengan Pangeran Bernhard, disaksikan Pangeran Claus, Tutut, Putri Beatrix, dan Putri Maria
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Soeharto menyerahkan cendera kepada Ratu Juliana, disaksikan Putri Beatrix, Pangeran Bernhard, Putri Margriet, Bu Tien, dan Pieter van Vollenhoven
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 3 September 1970
Tempat: Den Haag, Belanda
Tokoh:
Peristiwa: Sambutan keluarga Kerajaan Belanda atas kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Istana Huis ten Bosch, Den Haag, 1970.
Fotografer: Gé van de Werff
Sumber / Hak cipta: ANP / Het Nationaal Archief
Catatan: lihat juga posting sebelum ini.

Rabu, 15 Mei 2019

Soekarno, dan Muhammad Hatta, di tahun 1944

7 September 1944: Soekarno dan para pembesar militer Jepang mengibarkan bendera Merah Putih dan Matahari Terbit, kemungkinan di gedung yang sekarang menjadi Istana Merdeka
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seoakrno, tanpa tutup kepala, di sebuah perbincangan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
September 1944: Soekarno dan Hatta di sebuah video propoganda Jepang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: September 1944
Tempat: Jakarta
Tokoh: Soekarno dan Muhammad Hatta (pejuang kemerdekaan Indonesia)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Foto kedua sejatinya tanpa tahun, tapi kemungkinan besar berasal dari tahun 1943-1945.

Selasa, 14 Mei 2019

Berburu macan tutul di wilayah gunung Arjuno (2), 1912

(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Waktu: 1912
Tempat: wilayah Gunung Arjuno dekat Tretes, Pasuruan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan: Lihat juga posting terkait.

Senin, 13 Mei 2019

Unjuk rasa membakar gambar Franklin D. Roosevelt dan Winston Churchill, 1944

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 15 November 1944
Tempat: Jakarta (?)
Tokoh:
Peristiwa:  Unjuk rasa anti Sekutu yang diorganisir Jepang, dengan membakar gambar  Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt, dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:  Catatan foto menyebutkan bahwa Soekarno terlibat langsung dalam aksi ini.

Minggu, 12 Mei 2019

Trem dengan seruan pro-kemerdekaan (2), 1945

(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Waktu: 1945 (atau 1946?)
Tempat: kemungkinan besar Jakarta
Tokoh:
Peristiwa: Masyarakat di sebuah trem yang ditulisi slogan meledek Van Mook.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:

Sabtu, 11 Mei 2019

Dokumen propaganda Jepang bergambar Soekarno yang disita Sekutu di Singapura, 1944

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: September 1944
Tempat: Jakarta (?)
Tokoh: Soekarno (pejuang kemerdekaan Indonesia)
Peristiwa: Ketika Sekutu kembali menduduki Singapura, mereka, di sebuah bekas kantor Jepang, menemukan foto yang menampilkan Soekarno berbaris bersama warga Indonesia yang membawa bendera Merah Putih dan Matahari Terbit. Kemungkinan besar foto ini merupakan bahan propaganda karene berisi tulisan dalam bahasa Indonesia, Inggris, serta huruf Kanji dan Katakana, yang menandakan banyaknya pihak yang dituju oleh penyebaran foto ini.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Foto di atas tersobek menjadi empat bagian, dan kemudian direkatkan kembali. Lipatan dan sambungan masih kentara di foto ini.

Jumat, 10 Mei 2019

Keluarga Abdul Haris Nasution di tahun 1968

D.ki.k.ka.: Hendrianti Saharah (anak Pak Nas; kakak Ade Irma Suryani), neneknya Hendrianti, Bu Nas (Johanna Sunarti)
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Waktu: 1968
Tempat: Jakarta
Tokoh: l.d.a.
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan:

Kamis, 09 Mei 2019

Pemuda-pemudi Pabrik Obat Salemba siap mendukung kemerdekaan, 1945

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1945 (atau 1946?)
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 08 Mei 2019

Beberapa wajah warga Nusantara dari akhir abad ke-19 ke awal abad ke-20

Sumatera, September 1885: Dua warga lokal menemani seorang pemburu Belanda. Di sekeliling tenda tampak kepala badak, banteng, serta kaki badak yang sudah dipotong.
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Bali(?), 1900-1910: Anak-anak bermain di sungai
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
1913: Seorang ibu berkebaya bersama anak berbaju monyet di sebelah pohon kelapa yang lebat buahnya
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)
Jawa, 1918: Acara selamatan
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Waktu: 1885, 1900-an, 1913, 1918
Tempat: Bali(?), Jawa, Sumatera
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: 
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo
Catatan: