Selasa, 28 Februari 2023

Propaganda Jepang dalam bentuk kisah dengan lukisan (3)

Ketika Jepang menyerah, pihak Belanda menyita banyak material propaganda dalam bentuk lukisan bercerita yang tampaknya bertujuan menggalang dukungan masyarakat Indonesia terhadap kekuasaan Jepang. Beberapa lukisan berisi hal yang sama, dan hasil akhirnya sangat mirip, atau hanya memiliki sedikit variasi. Ini menunjukkan bahwa lembaran-lembaran propaganda ini tidak dicetak, melainkan benar-benar digambar dan diwarnai satu per satu dengan tangan. Blog ini akan menampilkan beberapa dari lukisan ini.


Seorang perwira Jepang memberikan arahan kepada para pemuda Indonesia
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kemungkinan adegan perpisahan pemuda dari kekasihnya sebelum bertugas mendukung Jepang di pertempuran
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kemungkinan adegan pamitan pemuda dari ibuya sebelum bertugas mendukung Jepang di pertempuran
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Versi lain dari halaman judul dari kisah Pertempoeran oedara dilaoet sekitar Taiwan, kali ini dengan nama juru gambar Asjikin Noor Z.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 27 Februari 2023

Empat foto dari Puro Pakualaman jepretan Tassilo Adam, 1925

Pertunjukan tari serimpi di Puro Pakualaman; gadis cilik paling kiri adalah putri dari Paku Alam VII
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Edisi lain dari foto di atas
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Seorang pangeran Pakualaman (Sularso Kunto Suratno?)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Tiga bangsawan Pakualaman
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Abdi dalem pembawa pusaka keraton
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: 1925
Tempat: Puro Pakualaman (Yogyakarta)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Tassilo Adam
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Minggu, 26 Februari 2023

Propaganda Jepang dalam bentuk kisah dengan lukisan (2)

Ketika Jepang menyerah, pihak Belanda menyita banyak material propaganda dalam bentuk lukisan bercerita yang tampaknya bertujuan menggalang dukungan masyarakat Indonesia terhadap kekuasaan Jepang. Beberapa lukisan berisi hal yang sama, dan hasil akhirnya sangat mirip, atau hanya memiliki sedikit variasi. Ini menunjukkan bahwa lembaran-lembaran propaganda ini tidak dicetak, melainkan benar-benar digambar dan diwarnai satu per satu dengan tangan. Blog ini akan menampilkan beberapa dari lukisan ini.


Adegan di sebuah gardu jaga dalam kisah Menangkap serdadoe moesoeh
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Masyarakat Indonesia mengusung bendera Jepang dan menikam bendera Amerika dan Inggris
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Halaman judul dari kisah Pertempoeran oedara dilaoet sekitar Taiwan dengan gambar pesawat militer Amerika jatuh terbakar
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pemuda Indonesia berbaris mengusung bendera Jepang dengan dukungan warga sekitar
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Halaman judul dari kisah Benteng Badja (yang juga memperlihatkan barisan pemudi?)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 25 Februari 2023

Empat foto keluaran studio Gustave Richard Lambert, Singapura

Kelompok tari tandak ngejreng dari Jombang
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penari ronggeng
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penari topeng
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pasangan dari Aceh
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: akhir abad ke-19
Tempat: foto-foto kemungkinan diambil di studio di Singapura
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: studio Gustave Richard Lambert
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: Foto nomor 2 dalam ukuran kecil pernah dimuat di posting ini; nomor 4 di sini dan di sini.

Jumat, 24 Februari 2023

Propaganda Jepang dalam bentuk kisah dengan lukisan (1)

Ketika Jepang menyerah, pihak Belanda menyita banyak material propaganda dalam bentuk lukisan bercerita yang tampaknya bertujuan menggalang dukungan masyarakat Indonesia terhadap kekuasaan Jepang. Beberapa lukisan berisi hal yang sama, dan hasil akhirnya sangat mirip, atau hanya memiliki sedikit variasi. Ini menunjukkan bahwa lembaran-lembaran propaganda ini tidak dicetak, melainkan benar-benar digambar dan diwarnai satu per satu dengan tangan. Blog ini akan menampilkan beberapa dari lukisan ini.


Anak-anak mengelu-elukan pemuda Indonesia yang berlatih kemiliteran untuk Jepang. Di latar belakang tampak perumahan dan sebuah mesjid.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Anak-anak, tampaknya di halaman sekolah, ikut latihan berbaris di bawah pimpinan seorang pemuda dalam pakaian milisi Jepang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Para pemuda Indonesia dalam gemblengan militer Jepang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Halaman awal sebuah kisah dengan judul Berkoerban dengan pelukis (?) bernama M.B. Loebis
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Halaman awal dari kisah lain dengan judul Menangkap serdadoe moesoeh
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat:
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 23 Februari 2023

Kumpulan foto hasil jepretan Isidore van Kinsbergen: Borobudur (3)

Dunia purbakala Indonesia tidak akan lepas dari nama Isidore van Kinsbergen. Juru foto asal Belgia ini merupakan orang pertama yang mencoba mendokumentasikan peninggalan purbakala warga di sepanjang Jawa, dari barat hingga ke timur di sekitar tahun 1860. Di samping situs-situs terkenal seperti Borobudur dan Panataran, Isidore juga merambah ke tempat lain yang belum mendapat perhatian orang seperti Ciamis, Garut, Kuningan, Majalengka, dan Tasikmalaya. Blog ini pernah memuat sebagian dari foto-foto purbakala ini (lihat posting dari tanggal 5 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020). Selain itu, Isidore juga meninggalkan banyak foto tentang wajah-wajah orang Jawa menjelang akhir abad ke-19 dari berbagai kalangan.

Blog ini mencoba mengumpulkan foto-foto ini yang tampak bertebaran di berbagai tempat.


Atas: relief lalitavistara yang memperlihatkan turunnya Boddhisattva dari surga Tusita. Bawah: relief avadan yang memperlihatkan Sudhana membawa upeti kaum pemberontak kepada ayahnya.
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Edisi lain dari foto Isidore yang banyak dicetak ulang
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sebuah relief dari Candi Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Edisi lainnya dari foto Isidore tentang Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: September-Desember 1873
Tempat: Magelang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Isidore van Kinsbergen
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Rabu, 22 Februari 2023

Orang Korea yang menjadi bagian dari pasukan Jepang di Indonesia (4)

Tidak semua tentara Jepang yang masuk ke Indonesia adalah orang Jepang. Kasus Tan Tik An dan Tan Tjian Loe, yang di masa perang kemerdekaan bergabung dengan para pemuda Indonesia melawan Belanda, dan kasus Teruo Nakamura alias Lee Kuang-hui, yang bersembunyi di hutan dari tahun 1945 hingga 1974, menunjukkan warga Taiwan yang loyal terhadap Jepang. Selain itu, tidak sedikit warga Korea yang juga diterjunkan di Indonesia sebagai bagian dari pasukan Jepang. Blog ini akan menampilkan foto dari beberapa warga Korea di Indonesia ini, yang sayangnya tidak selalu dengan keterangan lebih lanjut misalnya tentang siapa dan di mana.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Orang Korea bernama Furyoshuyrsho Kimirin yang menjadi penjaga kamp tawanan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jawa (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 21 Februari 2023

Kumpulan foto hasil jepretan Isidore van Kinsbergen: Borobudur (2)

Dunia purbakala Indonesia tidak akan lepas dari nama Isidore van Kinsbergen. Juru foto asal Belgia ini merupakan orang pertama yang mencoba mendokumentasikan peninggalan purbakala warga di sepanjang Jawa, dari barat hingga ke timur di sekitar tahun 1860. Di samping situs-situs terkenal seperti Borobudur dan Panataran, Isidore juga merambah ke tempat lain yang belum mendapat perhatian orang seperti Ciamis, Garut, Kuningan, Majalengka, dan Tasikmalaya. Blog ini pernah memuat sebagian dari foto-foto purbakala ini (lihat posting dari tanggal 5 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020). Selain itu, Isidore juga meninggalkan banyak foto tentang wajah-wajah orang Jawa menjelang akhir abad ke-19 dari berbagai kalangan.

Blog ini mencoba mengumpulkan foto-foto ini yang tampak bertebaran di berbagai tempat.


Atas: relief lalitavistara yang memperlihatkan Ratu Maya dan Raja Suddhodana di paviliun, serta kaum brahmana menerima persembahan. Bawah: relief avandana yang memperlihatkan Manohara dan Sudhana di keraton Druma.
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Atas: relief lalitavistara yang memperlihatkan Ratu Maya pergi menuju taman Lumbini di mana Siddharta akan dilahirkan. Bawah: relief avandana dengan adegan yang belum teridentifikasi.
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Stupa Candi Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pemandangan dari puncak Borobudur ke pesanggrahan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Pemandangan dari Borobudur ke bukit Menoreh dengan pesawahan di sekitarnya
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: September-Desember 1873
Tempat: Magelang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Isidore van Kinsbergen
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Senin, 20 Februari 2023

Orang Korea yang menjadi bagian dari pasukan Jepang di Indonesia (3)

Tidak semua tentara Jepang yang masuk ke Indonesia adalah orang Jepang. Kasus Tan Tik An dan Tan Tjian Loe, yang di masa perang kemerdekaan bergabung dengan para pemuda Indonesia melawan Belanda, dan kasus Teruo Nakamura alias Lee Kuang-hui, yang bersembunyi di hutan dari tahun 1945 hingga 1974, menunjukkan warga Taiwan yang loyal terhadap Jepang. Selain itu, tidak sedikit warga Korea yang juga diterjunkan di Indonesia sebagai bagian dari pasukan Jepang. Blog ini akan menampilkan foto dari beberapa warga Korea di Indonesia ini, yang sayangnya tidak selalu dengan keterangan lebih lanjut misalnya tentang siapa dan di mana.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Orang Korea yang ikut menjaga sebuah kamp tawanan di Bandung, dia dijuluki orang Belanda sebagai de bloempot (pot bunga)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jawa (?, a.l. Bandung)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 19 Februari 2023

Kumpulan foto hasil jepretan Isidore van Kinsbergen: Borobudur (1)

Dunia purbakala Indonesia tidak akan lepas dari nama Isidore van Kinsbergen. Juru foto asal Belgia ini merupakan orang pertama yang mencoba mendokumentasikan peninggalan purbakala warga di sepanjang Jawa, dari barat hingga ke timur di sekitar tahun 1860. Di samping situs-situs terkenal seperti Borobudur dan Panataran, Isidore juga merambah ke tempat lain yang belum mendapat perhatian orang seperti Ciamis, Garut, Kuningan, Majalengka, dan Tasikmalaya. Blog ini pernah memuat sebagian dari foto-foto purbakala ini (lihat posting dari tanggal 5 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020). Selain itu, Isidore juga meninggalkan banyak foto tentang wajah-wajah orang Jawa menjelang akhir abad ke-19 dari berbagai kalangan.

Blog ini mencoba mengumpulkan foto-foto ini yang tampak bertebaran di berbagai tempat.


1873: Candi Borobudur; foto ini akan tercetak ulang dalam banyak edisi
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kepala Buddha dari Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Salah satu patung Buddha dari 72 stupa Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Patung singa penjaga Borobudur
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Salah satu relief Borobudur yang terkenal karena a.l. memperlihatkan moda transportasi laut
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: September-Desember 1873
Tempat: Magelang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Isidore van Kinsbergen
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Sabtu, 18 Februari 2023

Orang Korea yang menjadi bagian dari pasukan Jepang di Indonesia (2)

Tidak semua tentara Jepang yang masuk ke Indonesia adalah orang Jepang. Kasus Tan Tik An dan Tan Tjian Loe, yang di masa perang kemerdekaan bergabung dengan para pemuda Indonesia melawan Belanda, dan kasus Teruo Nakamura alias Lee Kuang-hui, yang bersembunyi di hutan dari tahun 1945 hingga 1974, menunjukkan warga Taiwan yang loyal terhadap Jepang. Selain itu, tidak sedikit warga Korea yang juga diterjunkan di Indonesia sebagai bagian dari pasukan Jepang. Blog ini akan menampilkan foto dari beberapa warga Korea di Indonesia ini, yang sayangnya tidak selalu dengan keterangan lebih lanjut misalnya tentang siapa dan di mana.


(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Ini adalah orang Korea yang menjadi penjaga kamp tawanan di Flores. Dia dikenal kejam hingga dijuluki de bolle sadist (si sadis gemuk). Setelah Jepang menyerah dia ditangkap dan dikirim ke penjara Pearls Hill di Singapura di mana foto ini dibuat
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: masa pendudukan Jepang (tiga foto pertama) dan Oktober 1945 (foto terakhir)
Tempat: Jawa (tiga foto pertama?), Singapura (foto terakhir)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 17 Februari 2023

Kumpulan foto hasil jepretan Isidore van Kinsbergen: Wajah-wajah penghuni pulau Jawa (2)

Dunia purbakala Indonesia tidak akan lepas dari nama Isidore van Kinsbergen. Juru foto asal Belgia ini merupakan orang pertama yang mencoba mendokumentasikan peninggalan purbakala warga di sepanjang Jawa, dari barat hingga ke timur di sekitar tahun 1860. Di samping situs-situs terkenal seperti Borobudur dan Panataran, Isidore juga merambah ke tempat lain yang belum mendapat perhatian orang seperti Ciamis, Garut, Kuningan, Majalengka, dan Tasikmalaya. Blog ini pernah memuat sebagian dari foto-foto purbakala ini (lihat posting dari tanggal 5 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020). Selain itu, Isidore juga meninggalkan banyak foto tentang wajah-wajah orang Jawa menjelang akhir abad ke-19 dari berbagai kalangan.

Blog ini mencoba mengumpulkan foto-foto ini yang tampak bertebaran di berbagai tempat.


Dua perempuan dan gamelan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Penjual makanan
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Kumpulan buah-buahan dari Jawa
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Anak-anak dan sangkar burung
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: 1860-an
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Isidore van Kinsbergen
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: