Selasa, 30 Juni 2020

Beberapa wajah warga Makassar di sekitar tahun 1910

Warga perkampungan
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Wanita menenun
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Kawanan kerbau dan sekelompok warga
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Perkampungan pinggir air dan sekelompok penari
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Air terjun dan sekelompok pemuda
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu:  sekitar 1910
Tempat:  Sulawesi Selatan (kemungkinan di sekitar Makassar)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Senin, 29 Juni 2020

Pengungsian warga Indonesia pro-Belanda ke Belanda, 1958

(klik untuk memperbesar | © AVS)

(klik untuk memperbesar | © AVS)

(klik untuk memperbesar | © AVS)

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu:  19 Januari 1958
Tempat:  Rotterdam
Tokoh:
Peristiwa:  Ketika Republik Indonesia Serikat bubar, dan Uni Belanda-Indonesia terkubur, kemudian Soekarno mencanangkan nasionalisasi aset-aset (warga) Belanda, serta Papua mulai menjadi bahan perseteruan Belanda-Indonesia, banyak warga Belanda kembali ke negeri nenek moyangnya, repatriasi. Selain warga Belanda, tidak sedikit warga lokal yang merasa lebih nyaman hidup bersama orang Belanda, dan rela meninggalkan tanah kelahirannya untuk mencoba hidup baru di Eropa.
Foto-foto di atas memperlihatkan kedatangan kapal Sibayak di Rotterdam, yang a.l. mengangkut pengungsi "kulit coklat" dari Indonesia ke Belanda.
Fotografer: Nationaal Foto Persbureau
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Minggu, 28 Juni 2020

Potret lelaki Papua dari tahun 1875

(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: 1875
Tempat: Papua
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Woodbury and Page
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Sabtu, 27 Juni 2020

Buku bergambar untuk anak-anak zaman dulu

Selain buku Indisch ABC dan Gambar-gambar akan Peladjaran dan KasoekaƤn Anak-anak dan Iboe-bapanja, masih ada publikasi lain yang memperkenalkan dunia Indonesia dalam bentuk kata dan gambar. Berikut ini potongan dari paling tidak tiga terbitan lain ini, yang sayangnya tidak lengkap.

1857: Kerbau
(klik untuk memperbesar | © AVS)

1857: Menumbuk padi
(klik untuk memperbesar | © AVS)

1880: Gardu
(klik untuk memperbesar | © AVS)

1880: Ronggeng
(klik untuk memperbesar | © AVS)

1880: Sampul Indisch ABC
(klik untuk memperbesar | © AVS)

1909: Babu, pengasuh anak
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: 1857, 1880, 1909
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:  Gambar terakhir pernah dimuat di posting ini dalam ukuran yang lebih kecil.

Jumat, 26 Juni 2020

Potret studio perempuan Indonesia zaman dulu (5)

Penjahit
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sekitar 1870, pembantu rumah
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Sekitar 1890, gadis cilik membawa bakul
(klik untuk memperbesar | © G.R. Lambert & Co. / NGA)
Antara 1885 dan 1895, mojang Priangan penari (atau pengantin perempuan?)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Antara 1880 dan 1905, gadis penukar uang logam (?)
(klik untuk memperbesar | © Kassian Cephas / NGA)
Waktu: 1870, 1890, 1895, 1905
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: G.R. Lambert & Co. (nomor 3) / Kassian Cephas (nomor 5)
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Kamis, 25 Juni 2020

Lawatan delegasi Aceh ke Belanda, 1602 (2)

Ketika orang bicara massalah Aceh dan Belanda, yang otomatis terlintas kemungkinan besar adalah Perang Aceh yang berlangsung sangat lama dan liat. Hal yang jarang diketahui, sekitar empat abad sebelum Perang Aceh ini, Kesultanan Aceh sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Belanda. Pada tahun 1602, delegasi Aceh sempat berlayar dan berkunjung ke Belanda. Dua panglima laut Aceh, Sri Muhammad dan Mir Hassan, disambut oleh Pangeran Maurits van Nassau.

Dua lukisan di bawah ini dibuat di tahun 1862, dan menggambarkan iring-iringan kuda yang memperlihatkan pertemuan dua negeri ini.

Pangeran Maurits dan rombongan pengiringnya menyambut delegasi Aceh
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Rombongan delegasi Aceh ke Belanda
(klik untuk memperbesar | © AVS)


Waktu: 4 September 1602 (dilukis di tahun 1862)
Tempat: Belanda
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Rabu, 24 Juni 2020

Potret studio perempuan Indonesia zaman dulu (4)

Antara 1885 dan 1895
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Antara 1885 dan 1895
(klik untuk memperbesar | © G.R. Lambert & Co. / NGA)
Perempuan Bogor, 1906
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: 1895, 1906
Tempat: Bogor (foto ketiga)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: G.R. Lambert & Co. (foto nomor 2)
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Selasa, 23 Juni 2020

Lawatan delegasi Aceh ke Belanda, 1602 (1)

Ketika orang bicara massalah Aceh dan Belanda, yang otomatis terlintas kemungkinan besar adalah Perang Aceh yang berlangsung sangat lama dan liat. Hal yang jarang diketahui, sekitar empat abad sebelum Perang Aceh ini, Kesultanan Aceh sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Belanda. Pada tahun 1602, delegasi Aceh sempat berlayar dan berkunjung ke Belanda. Dua panglima laut Aceh, Sri Muhammad dan Mir Hassan, disambut oleh Pangeran Maurits van Nassau.

Ketiga lukisan di bawah ini dibuat di tahun 1862, dan menggambarkan ketiga tokoh ini ketika bertemu pada tanggal 4 September 1602.

Sri Muhamad
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Mir Hasan
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Pangeran Maurits
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu:  4 September 1602 (dilukis di tahun 1862)
Tempat:  Belanda
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Senin, 22 Juni 2020

Potret studio perempuan Indonesia zaman dulu (3)

Sekitar 1863
(klik untuk memperbesar | © Isidore van Kinsbergen / NGA)
Antara 1845 dan 1895
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Antara 1885 dan 1895
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Antara 1885 dan 1895
(klik untuk memperbesar | © NGA)

Waktu: 1863, 1895
Tempat: ?
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Isidore van Kinsbergen (foto pertama)
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Minggu, 21 Juni 2020

Iklan perekrutan tentara marinir Belanda untuk diterjunkan di Indonesia, 1945

Di awal tahun 1945, Jepang dan Jerman sudah berada di posisi mundur, defensif, dan banyak kehilangan wilayah. Pemerintah Belanda tampaknya sudah merasa yakin bahwa Jerman bukan lagi ancaman di Belanda, dan bahwa kekuatan militer sudah perlu diterjunkan di wilayah Indonesia dengan slogan Bevrijdt Indie! (bebaskan Hindia-Belanda dari kekuasaan Jepang).

Poster untuk menarik para pemuda untuk digembleng menjadi prajurit marinir, dengan tujuan nan jauh Indonesia, diedarkan di Belanda. Tampaknya tujuan dari perekrutan ini adalah untuk menghadapi pasukan Jepang. Dalam kenyataannya, pasukan marinir Belanda ini kemudian harus bertempur melawan para pemuda Indonesia.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Poster ini mengiklankan penggemblengan menjadi marinir di Amerika dalam 50 latihan.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Penggemblengan bukan hanya ditujukan untuk pelatihan perang semata, tetapi juga bidang penunjang lainnya seperti juru komunikasi, ahli bangunan, tukang masak, pakar kendaraan, juru mesin, hingga ke pakar sepatu.

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Poster ini mencantumkan syarat-syarat perekrutan terkait usia, kemampuan bahasa, serta ketentuan lain.

Waktu:  1945
Tempat:  Belanda
Tokoh:
Peristiwa:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Sabtu, 20 Juni 2020

Potret studio perempuan Indonesia zaman dulu (2)

(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu: antara 1862 dan 1865
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa: Beberapa bangsawan perempuan Jawa dalam jepretan Isidore van Kinsbergen
Fotografer: Isidore van Kinsbergen
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan:

Jumat, 19 Juni 2020

Penangkapan Pangeran Diponegoro menurut lukisan Hilmar J. Backer

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: 1830, lukisan dibuat oleh Hilmar J. Backer di tahun 1844
Tempat: Magelang
Tokoh: Pangeran Diponegoro (pemimpin perlawanan rakyat Jawa melawan Belanda), Hendrik Merkus de Kock (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda)
Peristiwa:
Juru gambar:  Hilmar J. Backer
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:  Nuansa di lukisan ini berbeda dengan di karya Raden Saleh yang cenderung memperlihatkan tipu daya pihak Belanda.

Kamis, 18 Juni 2020

Potret studio perempuan Indonesia zaman dulu (1)

Gadis Jawa, 1880
(klik untuk memperbesar | © Kassian Cephas / NGA)
Gadis Jawa kemungkinan di Jakarta, sekitar 1885
(klik untuk memperbesar | © Kassian Cephas / NGA)
Perempuan Melayu, antara 1885 dan 1895
(klik untuk memperbesar | © G.R. Lambert & Co. / NGA)
1895
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Waktu:  1880, 1885, 1895
Tempat: Jawa, Sumatera
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: G.R. Lambert & Co. / Kassian Cephas
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: Versi sederhana dari foto nomor 2 pernah dimuat di posting ini.

Rabu, 17 Juni 2020

Penangkapan Pangeran Diponegoro dalam sketsa Raden Saleh

(klik untuk memperbesar | © AVS)

Waktu: 16 Februari 1830, sketsa dibuat oleh Raden Saleh di tahun 1856
Tempat: Magelang
Tokoh: Pangeran Diponegoro (pemimpin perlawanan rakyat Jawa melawan Belanda), Hendrik Merkus de Kock (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda)
Peristiwa:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Selasa, 16 Juni 2020

Konstruksi jembatan bambu zaman dulu: Kumpulan berbagai jenis

Ini termasuk tipe anyaman, tetapi tanpa penopang
(klik untuk memperbesar | © NGA)
Termasuk tipe sangat sederhana dengan hanya batang bambu dan sedikit penopang
(klik untuk memperbesar | © NGA)
1925: Jembatan yang masuk kategori panjang dengan topangan
(klik untuk memperbesar | © Thilly Weissenborn / NGA)
Cimahi, 1904: Jembatan di atas Citarum dengan atap dan lengkungan bambu, termasuk kategori rumit
(klik untuk memperbesar | © NGA)
1898: Masih termasuk jembatan dengan penopang, kali ini dengan bantuan batang kayu
(klik untuk memperbesar | © NGA)
1885: Sebagai perbandingan, jembatan yang sepenuhnya dari kayu
(klik untuk memperbesar | © H. Ernst / NGA)
Waktu: 1885, 1898, 1904, 1925
Tempat: Cimahi (a.l.)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: H. Ernst / Thilly Weissenborn
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: