Minggu, 31 Agustus 2014

Acara pengakuan Kerajaan Belanda atas kedaulatan Indonesia, 1949

(klik untuk memperbesar)
Waktu: 27 Desember 1949
Tempat: Istana Kerajaan Belanda di Amsterdam
Tokoh: Muhammad Hatta (Wakil Presiden RI), Juliana (Ratu Belanda), Willem Drees (PM Belanda; berdiri), Sultan Hamid II (anggota delegasi Indonesia; di sebelah Hatta)
Peristiwa: Acara pengakuan Kerajaan Belanda atas kedaulatan Indonesia, di Amsterdam 1949, menyusul penandatanganan hasil Konferensi Meja Bundar.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Sebelumnya, blog ini menyebut acara ini berlangsung di Den Haag, padahal seharusnya di Amsterdam.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Para pimpinan pemberontakan komunis di Ciamis, 1927

Sastra Tabai, dihukum seumur hidup.
(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Dirja (kiri) dan Egom (kanan), keduanya dihukum mati.
(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Hasan Baki, dihukum mati.
(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: 1927
Tempat: Ciamis (?)
Tokoh: Sastra Tabai, Dirja, Egom, Hasan Baki (para pimpinan pemberontakan komunis di Ciamis tahun 1926, yang kemudian divonis oleh Belanda dengan hukuman mati atau seumur hidup).
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Jumat, 29 Agustus 2014

Wikana, tokoh kiri Indonesia

© gahetna
Waktu: masa perang kemerdekaan
Tempat: ?
Tokoh: Wikana (tokoh gerakan kiri, ketika foto ini dibuat kemungkinan sedang menjabat Menteri Pemuda di kabinet Amir Syarifudin II)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Wikana termasuk salah satu dari tokoh kiri yang hilang setelah ditangkap TNI menyusul G-30-S PKI.

Kamis, 28 Agustus 2014

Alimin Prawirodirjo, pimpinan PKI, 1947

(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: 1947
Tempat: ?
Tokoh: Alimin Prawirodirjo (pimpinan PKI yang banyak ditempa gerakan komunisme internasional, termasuk di Rusia dan Tiongkok)
Peristiwa: Alimin tampak berbicara di sebuah acara yang belum teridentifikasi.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Foto ini jelas di-retouche negatifnya. Di sekeliling Alimin diberi bingkai, latar belakangnya dibuat abu-abu; bahkan potongan mikrofon di sebelah kiri juga dihilangkan meski masih terlihat sisanya.


UPDATE 30 Oktober 2015:
Foto di atas diambil di saat  sidang BP-KNIP di Malang, Februari/Maret 1947. Alimin berbicara mewakili PKI. Beberapa foto lain dari Alimin di acara ini akan menyusul.

Rabu, 27 Agustus 2014

Penahanan sekelompok tersangka komunis di galian tanah, 1965

(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: 1965
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa: Sekelompok lelaki tersangka komunis tampak dikumpulkan di sebuah lubang, dan dijaga tentara.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Apakah lubang itu kemudian menjadi kuburan mereka?

Selasa, 26 Agustus 2014

Puing-puing dari kantor pusat PKI yang dirusak massa, 1965 (2)

(klik untuk memperbesar, © gahetna)
(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: Jakarta
Tempat: 10 (atas) dan 20 (bawah) Oktober 1965
Tokoh:
Peristiwa: Puing-puing dari kantor pusat PKI yang dirusak massa yang dikabarkan terutama berasal dari organisasi Islam.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Senin, 25 Agustus 2014

Kerusakan akibat pemberontakan PKI di Madiun, 1948

(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: 18 September 1948
Tempat: Madiun
Tokoh:
Peristiwa: Kerusakan akibat pemberontakan PKI di Madiun.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 24 Agustus 2014

Pasukan PRRI di Sumatera, 1959

(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: 15 April 1959
Tempat: Sumatera (Barat?)
Tokoh:
Peristiwa: Pasukan PRRI mengadakan apel militer.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 23 Agustus 2014

Jenderal Sudirman di Stasiun Manggarai, 1946 (1)

(klik untuk memperbesar, © gahetna)
Waktu: 1 November 1946
Tempat: Stasiun Manggarai, Jakarta
Tokoh: Jenderal Sudirman (Panglima Besar TNI)
Peristiwa: Jenderal Sudirman tiba di Jakarta dalam perjalanan dari Jogjakarta.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Sebelumnya tanggal kejadian ditulis 11 yang sekarang dikoreksi menjadi 1 November 1946.

Jumat, 22 Agustus 2014

Westerling di Batujajar, 1948

Westerling di hadapan defile pasukan KST. ((c) gahetna)
Westerling membacakan pesan perpisahan. ((c) gahetna)
Westerling dengan pesan terakhir untuk anak buahnya. ((c) gahetna)
Mayjen van Vreeden memindahkan tongkat komando . ((c) gahetna)
Defile KST dalam melepas Westerling dan menyambut van Beek. ((c) gahetna)
Waktu: 16 November 1948
Tempat: Batujajar, Bandung
Tokoh: Raymond Pierre Paul Westerling (perwira KNIL, panglima KST)
Peristiwa: Penyerahan tongkat komando Korps Speciale Troepen (KST, Korps Pasukan Khusus) dari Kapten Westerling ke Letkol W.C.H. van Beek, yang dihadiri oleh Panglima Staf Komando Mayjen Buurman van Vreeden, di Batujajar.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Fasilitas militer di Batujajar masih digunakan sampai sekarang oleh Kopassus.


UPDATE 9 Juli 2016
Di bawah ini foto close up Westerling dengan resolusi yang lebih besar.
(klik untuk memperbesar | © Acme Neswpictures / gahetna)

Kamis, 21 Agustus 2014

Kudeta APRA, Bandung 1950 (4)

Kesatuan APRA, kemungkinan setelah merebut markas Divisi Siliwangi.
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Kesatuan APRA setelah merebut markas Divisi Siliwangi.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Kerumunan massa dan satuan APRA di sekitar markas Divisi Siliwangi.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Seorang anggota APRA berusaha merusak plang markas Divisi Siliwangi dengan menggunakan parang.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Kesatuan APRA di Cimahi.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Beberapa anggota APRA berpose mengusung potret Ratu Belanda di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.
Catatan foto menyebut nama-nama sbb.:
Serma Leihitu, Kopral Tetelepta, Kopral E. Sahuleka (depan ki-ka);
Sersan Ferdinandus, Sersan Titarsole, Lettu Titaley, Pendeta militer Hattu, Sersan Sinay (belakang ki-ka).
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Waktu: Januari 1950
Tempat: Bandung, Pulau Onrust
Tokoh:
Peristiwa: Beberapa foto dari serangan Angkatan Perang Ratu Adil pimpinan Kapten Westerling yang sempat menguasai kota Bandung.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief / Acme Newspictures / Museum Maluku /  J. de Bode / M.J. Latumahina

Rabu, 20 Agustus 2014

Kudeta APRA, Bandung 1950 (3)

Kesatuan APRA berpatroli di kota Bandung unjuk kekuatan.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Truk TNI dengan bendera merah putih mendapat serangan dari APRA yang membuat beberapa anggota TNI gugur di tempat.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Truk yang sama difoto dari sudut berbeda.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Korban APRA lainnya yang gugur bergelimpangan di jalanan kota Bandung.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Jasad seorang anggota TNI yang gugur dalam penyerangan APRA tampak tergeletak di jalan.
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Waktu: Januari 1950
Tempat: Bandung
Tokoh:
Peristiwa: Beberapa foto dari serangan Angkatan Perang Ratu Adil pimpinan Kapten Westerling yang sempat menguasai kota Bandung.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief / Acme Newspictures / Museum Maluku /  J. de Bode / M.J. Latumahina


UPDATE 10 Juni 2018
Foto nomer 2 dengan resolusi lebih tinggi.
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Selasa, 19 Agustus 2014

Kudeta APRA, Bandung 1950 (2)

Markas Divisi Siliwangi di dalam kekuasan APRA.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Dengan berpatokan pada kendaraan yang diparkir bisa dipastikan bahwa kedua anggota TNI ini gugur dibantai APRA di depan markas Divisi Siliwangi.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Kondisi mengenaskan dari salah satu anggota TNI yang gugur di depan markas Divisi Siliwangi.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Kesatuan APRA, kemungkinan setelah merebut markas Divisi Siliwangi. Empat orang yang duduk di tanah kemungkinan adalah anggota TNI yang tertawan.
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Waktu: Januari 1950
Tempat: Bandung
Tokoh:
Peristiwa: Beberapa foto dari serangan Angkatan Perang Ratu Adil pimpinan Kapten Westerling yang sempat menguasai kota Bandung.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief / Acme Newspictures / Museum Maluku /  J. de Bode / M.J. Latumahina


UPDATE 10 Juni 2018
Foto nomer 3 dengan resolusi lebih tinggi.
(klik untuk memperbesar | © spaarnestad)

Senin, 18 Agustus 2014

Kudeta APRA, Bandung 1950 (1)

Kesatuan APRA menjatuhkan dua orang yang kemungkinan besar adalah anggota TNI yang sedang menuju markas Divisi Siliwangi dengan menggunakan sepeda.
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Kedua anggota TNI tampak gugur di lokasi serangan.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Di depan markas Divisi Siliwangi kesatuan APRA menembaki anggota TNI yang mengemudikan jip. Tampak dua anggota TNI gugur dalam peristiwa ini.
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Jip dengan nomer 3-0168 ini kemudian digunakan APRA untuk keliling unjuk kekuatan.
(klik untuk memperbesar (c) Museum Maluku)
Waktu: Januari 1950
Tempat: Bandung
Tokoh:
Peristiwa: Beberapa foto dari serangan Angkatan Perang Ratu Adil pimpinan Kapten Westerling yang sempat menguasai kota Bandung.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief / Acme Newspictures / Museum Maluku /  J. de Bode / M.J. Latumahina

Minggu, 17 Agustus 2014

Pakubuwono X dalam beberapa foto (3)

Pakubuwono X bersama isteri dan kerabat keraton
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X menyambut kedatangan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (memegang topi) di Stasiun Solo Balapan, 1937
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X di akhir hayatnya menyempatkan diri berziarah ke Makam Luar Batang, Tanjung Priuk, 1939
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Prosesi pemakaman Pakubuwono X, 1939
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Prosesi pemakaman Pakubuwono X, 1939
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Waktu: 1937-1939
Tempat: Solo, Tanjung Priuk
Tokoh: Pakubuwono X (Raja Kasunanan Surakarta), Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (Gubernur Jenderal Hindia Belanda)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief

Sabtu, 16 Agustus 2014

Pakubuwono X dalam beberapa foto (2)

Pakubuwono X turun dari kapal Belanda "Coen" bersama salah satu puteranya, KPGH Kusumayuda, 1923
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X bersantai dikelilingi beberapa monyet, 1924
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X dan sebagian keluarga menaiki kapal uap Belanda "Prins der Nederlanden", 1925
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X dalam acara Grebeg Maulud, 1926
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Waktu: 1923-1926
Tempat: Solo, Jawa Tengah
Tokoh: Pakubuwono X (Raja Kasunanan Surakarta)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief

Jumat, 15 Agustus 2014

Pakubuwono X dalam beberapa foto (1)

Pakubuwono X di masa muda
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X (2) menerima kunjungan Raja Siam, Chulalongkorn atau Rama V (1), 1896
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X (3) menerima kunjungan Herzog von Braunschweig, Johann Albrecht (1), kemungkinan tahun 1910
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X menerima kunjungan beberapa petinggi Belanda, antara 1936-1938 (?)
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Pakubuwono X dalam peresmian jembatan rel kereta di Solo
(klik untuk memperbesar (c) gahetna)
Waktu: l.d.a.
Tempat: Solo
Tokoh: Pakubuwono X (Raja Kasunanan Surakarta), Rama V (Raja Siam), Johann Albrecht (Herzog von Braunschweig)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief