Minggu, 22 November 2020

Karikatur Belanda yang kritis atas pembentukan negara-negara "boneka" federal, 1947-1949

Salah satu cara Belanda dalam mempertahankan kekuasaan di Indonesia, atau paling tidak memegang pengaruh atau malah kendali atas beberapa wilayah, adalah dengan membentuk negara-negara federal, terutama di luar Jawa. Kelihatannya Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia hanyalah negara orang Jawa, atau malah hanya sebagian orang Jawa. Karikatur-karikatur di bawah ini memperlihatkan bahwa di Belanda sendiri ide ini dipertanyakan.

De Groene Amsterdammer, 31 Mei 1947
(klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS)

Karikatur ini memperlihatkan bahwa Belanda, digambarkan sebagai 3 orang di belakang layar, mengatur seorang dalang untuk memperlihatkan besarnya "Negara Pasundan", yang sejatinya hanyalah bayangan dari sebuah wayang.

De Vlam, 15 Agustus 1947
(klik untuk memperbesar | © Wim van Wieringen / AVS)

Karikatur ini memperlihatkan bagaimana Van Mook membuat Konferensi Malino dengan memilah-milah Indonesia menjadi Bangka, Belitung, Indonesia Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dsb. dengan merangkul tokoh-tokoh yang dia sukai. Sementara Republik Indonesia, digambarkan dengan Sutan Sjahrir, sama sekali tidak diperhatikan, dan tampak gusar dengan aksi Van Mook ini.

De Vlam, 23 Januari 1949
(klik untuk memperbesar | © Wim van Wieringen / AVS)

Karikatur ini menggambarkan bagaimana banteng Indonesia, yang sebenarnya kuat, terikat oleh perjanjian Linggarjati. Keterbatasan ruang gerak ini dimanfaatkan oleh Van Mook untuk mengganggu sang banteng dengan menembakkan peluru-peluru "negara federal", seperti Bangka, Belitung, Jawa Barat, Kaimantan, Madura, Minangkabau, dan Palembang sementara Aceh, Ambon, dan Bali siap ditembakkan.

Waktu: 1947, 1949
Tempat: karikatur di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke kejadian di Indonesia
Tokoh: Hubertus Johannes van Mook (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda), Sutan Sjahrir (Perdana Menteri RI)
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Leo Jordaan | Wim van Wieringen
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar