Minggu, 31 Januari 2016

Sabtu, 30 Januari 2016

Malcolm X di Bandung, 1955

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 1955
Tempat: Bandung
Tokoh: Malcolm X (pejuang hak asasi manusia; paling kanan)
Peristiwa: Malcolm X di Bandung sebagai peserta Konferensi Asia Afrika
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:  Ini termasuk foto yang jarang dipublikasikan tentang kehadiran Malcolm X di KAA 1955 Bandung.

Jumat, 29 Januari 2016

Pose kemenangan pasukan KNIL di Sigli, 1897

(klik untuk memperbesar | © fotomuseum)

Waktu: Agustus 1897
Tempat: Sigli (Aceh)
Tokoh:
Peristiwa: Pasukan KNIL berpose setelah mengalahkan para pejuang Aceh di sebuah pertempuran Sigli
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Nederlands Fotomuseum
Catatan: Harus diakui foto ini mudah membangkitkan emosi karena para tentara KNIL tampak ponggah berdiri di atas jasad para pejuang Aceh; dan kesatuan ini selain terdiri dari orang Belanda juga diisi oleh warga lokal (kemungkinan dari Jawa dan Maluku?).

Kamis, 28 Januari 2016

Rally mobil Jakarta-Bandung, 1951

Mobil yang dikendarai Kolonel Daan Jahja di garis Start di Jakarta
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Check point di Padalarang
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Garis finish di hotel Savoy-Homann Bandung
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 12 Mei 1951
Tempat: Jakarta, Padalarang, Bandung
Tokoh:
Peristiwa: Beberapa foto dari rally mobil Jakarta-Bandung yang disponsori KLM dan Anker.
Fotografer: Studio Tong & Tim
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Rabu, 27 Januari 2016

Selasa, 26 Januari 2016

Kamp tawanan Cideng setelah Jepang menyerah (3), 1946

(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 1946
Tempat: Cideng (Jakarta)
Tokoh:
Peristiwa: Dua wanita Belanda, ditemani seorang anak bule, tampak berbelanja pisang di sekitar kamp tawanan Cideng, Jakarta 1946.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Senin, 25 Januari 2016

Isteri dari Imeum Teungkubin Mukim VII, Aceh

(klik untuk memperbesar | © fotomuseum)
Waktu: sekitar 1895-1905
Tempat: Aceh
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Nederlands Fotomuseum
Catatan:


UPDATE 16 Agustus 2020: Foto utuhnya, dengan ukuran yang lebih besar, akan dimuat di posting tanggal 18 Agustus 2020.

Minggu, 24 Januari 2016

Sjafruddin Prawiranegara di sekitar tahun 1946/1947

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: sekitar 1946-1947
Tempat: ?
Tokoh: Sjafruddin Prawiranegara (Menteri Keuangan di Kabinet Sjahrir III)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 23 Januari 2016

Wajah beberapa warga Aceh di tahun 1895

(klik untuk memperbesar | © fotoleren)

Waktu: 1895
Tempat: Aceh
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Christiaan Benjamin Nieuwenhuis / Fotoleren
Catatan:

Jumat, 22 Januari 2016

Relokasi anggota keluarga KNIL dari Solo/Yogya ke Jakarta/Bogor, 1948

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 28 April 1948
Tempat: Stasiun Kalibata (Jakarta)
Tokoh:
Peristiwa: Anak, isteri, atau kerabat pasukan KNIL direlokasikan dari wilayah Solo dan Yogyakarta ke Jakarta. Tampak para wanita dan anak-anak ini, baik yang berwajah lokal maupun indo/bule, diregister setelah kedatangan mereka di stasiun Kalibata, sebelum mereka dipindahkan ke penampungan di Bogor.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:


UPDATE 2 September 2017
Tambahan dua foto dari peristiwa ini.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Kamis, 21 Januari 2016

Rabu, 20 Januari 2016

Aksi Polisionil 2: Pasukan infantri Belanda menyerbu masuk ke Yogyakarta, 19 Desember 1948

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 19 Desember 1948
Tempat: Yogyakarta dan sekitarnya
Tokoh:
Peristiwa: Pasukan Belanda dari Resimen Infantri 1-15 menyerbu masuk ke Yogyakarta dalam Aksi Polisionil 2.
Fotografer: Th. van de Burgt
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Foto paling bawah adalah update dari posting ini.

Selasa, 19 Januari 2016

Potret Teuku Panglima Maharaja Tibang Muhammad, di sekitar awal abad ke-20

(klik untuk memperbesar | © fotoleren/spaarnestad)

Waktu: antara 1880-1910
Tempat: Aceh
Tokoh: Teuku Panglima Maharaja Tibang Muhammad
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo / Fotoleren
Catatan: Panglima Tibang merupakan tokoh yang kontroversial. Dia berasal dari Lahore, datang ke Aceh ketika masih kecil, kemudian bisa menunjukkan diri sebagai orang yang bisa dibutuhkan Sultan. Dia bisa meniti karir hingga sebagai syahbandar dan bahkan panglima laut Aceh. Ketika meletus perang melawan Belanda, tindakan-tindakan Panglima Tibang bisa dilihat sebagai usaha menyelamatkan Sultan, tetapi juga sebagai pengkhianatan atas Aceh yang menguntungkan Belanda. Bahwa kemudian Panglima Tibang mendapat bintang pernghargaan dari Belanda, seperti terlihat di foto ini, membuat pandangan kedua lebih melekat di ingatan para pejuang Aceh.

Senin, 18 Januari 2016

Wajah bocah-bocah Indonesia di masa perang kemerdekaan (2)

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 1 November 1949
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Th. van de Burgt
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 17 Januari 2016

Wajah bocah-bocah Indonesia di masa perang kemerdekaan (1)

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 18/27 September 1949
Tempat: Ambarawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Th. van de Burgt
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Tampak bahwa katapel menjadi asesoris wajib buat sebagian bocah cowok di masa itu. Sebagian anak tampak pula berbaju karung goni.

Sabtu, 16 Januari 2016

Jenderal van Heutsz di pertempuran memperebutkan Batee Iliek, Aceh 1901

(klik untuk memperbesar | © fotoleren/spaarnestad)

Waktu: 3 Februari 1901
Tempat: Batee Iliek (Aceh)
Tokoh: Jenderal Joannes Benedictus van Heutsz (Gubernur Militer Belanda di Aceh; di tengah dengan tangan ke belakang)
Peristiwa: Jenderal van Heutsz bersama para staffnya memantau penyerbuan pusat pertahanan pejuang Aceh di Batee Iliek
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: C. Nieuwenhuis / Spaarnestad Photo / Fotoleren
Catatan:

Jumat, 15 Januari 2016

Tentara Jepang yang memilih desersi atau bergabung dengan pemuda Indonesia di dalam melawan Belanda (5)

Pengantar: Setelah kapitulasi Jepang semua tentaranya diperintahkan untuk menyerahkan diri dan peralatan perangnya kepada Sekutu. Secara umum perintah ini dipatuhi, yang membuat usaha para pemuda Indonesia untuk merebut senjata dari tangsi-tangsi pasukan Jepang menemui rintangan. Korban jatuh di kedua belah pihak.

Di sisi lain, sebagian serdadu tidak sudi menyerah, dan lebih memilih desersi atau malah bergabung dengan para pejuang kemerdekaan di dalam perang melawan Belanda. Berikut beberapa fotonya.

Kimyo Tokusada
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Kusaka Seizo
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 1947
Tempat: Penjara militer Glodok (atas), Medan (bawah)
Tokoh:
Peristiwa: Serdadu-serdadu Jepang yang bergabung dengan para pejuang kemederkaan Indonesia, yang kemudian tertangkap Belanda .
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Nationaal Archief
Catatan: 


UPDATE 12 Juli 2016
Berikut foto Kusaka Seizo dari samping:
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Kamis, 14 Januari 2016

Rabu, 13 Januari 2016

Kamp tawanan Cideng setelah Jepang menyerah (2), 1945

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 1945
Tempat: Cideng (Jakarta)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Setelah mengalahkan Belanda, Jepang menempatkan para wanita dan anak-anak bule, umumnya Belanda, di kamp tawanan Cideng; sementara para lelaki ditempatkan di kamp lain.

Senin, 11 Januari 2016

Serdadu asal India yang memilih desersi daripada memerangi rakyat Indonesia (5)

Balkrhisn (?), seorang penganut Hindu asal Madras; tertangkap Belanda di Banyumas, 21 Maret 1948.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Nasrudin bin Basin, tertangkap Belanda di Purwakarta 7 Februari 1948.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Gurdass bin Bahawla, tertangkap Belanda di Purwakarta 7 Februari 1948.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Abdullah, tertangkap Belanda di Ciawi, 31 Januari 1948.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Delapan tentara asal India yang ditahan di penjara militer Glodok; sayang tanpa detail tentang nama-nama mereka.
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 1948
Tempat: Penjara militer Glodok, Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:)
Fotografer: van Krieken (foto no. 2-4), Engels (foto no. 5)
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 10 Januari 2016

Areal kuburan Kesultanan Aceh di Kutaraja, 1897

(klik untuk memperbesar | © fotomuseum)
(klik untuk memperbesar | © fotoleren/spaarnestad)
Waktu: 1897 (bawah), antara 1883-1918 (atas)
Tempat: Kuta Raja (Aceh)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Lambert & Co (atas)
Sumber / Hak cipta: Spaarnestad Photo / Fotoleren (bawah) / Nederlands Fotomuseum (atas)
Catatan:

Sabtu, 09 Januari 2016

Tentara Belanda memerika insiden perusakan fasilitas Kristen di Depok, 1946

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 11 April 1946
Tempat: Depok
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Willem van de Poll
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: