Kamis, 28 November 2019

Pamflet dukungan atas Indonesia di Belanda, 1945

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / Historisch Centrum Leeuwarden)
"Surabaya! Gencatan senjata di Indonesia. Jangan ada granat, cukup berunding! Membombardir kota terbuka adalah tindakan pengecut. Kita orang Belanda, dan bukan Nazi!". Kemungkinan besar pamflet ini muncul sebagai reaksi atas pertempuran 10 November 1945.

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2)
Sebuah pamflet dengan judul "Bangsa yang merdeka" menampilkan foto dan berita dari Indonesia, a.l. Soekarno berpidato di Yogyakarta, sementara para pemuda berkumpul mendengarkannya, serdadu Inggris/India bersiaga di Jakarta dan bagaimana mereka menandu seorang pemuda yang tertembak, serta pertemuan Sutan Sjahrir dengan van Mook yang ditengahi oleh Jenderal Christison di bulan Desember 1945.

(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah pamflet dari Partai Buruh dari tahun 1946 yang berbunyi "Tiga juta pemilih menuntut dari Belanda dan Indonesia implementasi penuh dari [hasil perjanjian] Linggarjati sekarang!"

Waktu: 1945, 1946
Tempat: Belanda, Jakarta, Yogyakarta
Tokoh: Soekarno (Presiden RI), Sutan Sjahrir (Perdana Menteri RI), Hubertus van Mook (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda), Letnan Jenderal Philip Christison (Panglima Sekutu untuk wilayah Asia Tenggara)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / Historisch Centrum Leeuwarden / 
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar