Kamis, 21 November 2019

Konstruksi jembatan bambu zaman dulu: Tipe segitiga

PENGANTAR

Sebelum warga Nusantara belum mengenal konstruksi beton atau baja, bambu adalah bahan yang digunakan untuk membuat jembatan. Bambu relatif mudah didapat, tersedia dalam berbagai ukuran panjang, mudah dipotong sesuai kebutuhan, dan cukup elastis dalam menahan beban.

Kelemahan bambu tetapi adalah daya topangnya yang terbatas. Di sini, warga Nusantara mencoba menyiasatinya dengan berbagai kreasi struktur, yang akan kita lihat di beberapa foto berikut ini.

Ketika beban yang harus diseberangkan makin besar dan rumit, serta rentang jembatan makin panjang, akhirnya bambu menemui limit kemampuannya, dan harus menyerahkan fungsi jembatan kepada beton dan baja hingga sekarang ini.

Jawa 1935: Bentuk awal dari tambahan bambu yang mencuat miring ke atas membentuk segitiga. Ini tampaknya untuk memperbesar stabilitas pada jembatan yanga agak panjang.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Kebon Sirih, Jakarta 1936: Jika di foto atas bagian yang miring disambung dengan bambu horisontal, di sini sambungannya menggunakan bambu vertikal di tengah. Secara teknis ini akan menambah beban ke jembatan; dan karenanya ada tumpuan tambahan dari dasar sungai.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Moga, Pemalang 1903: Konstruksi segitiga di jembatan ini bisa dipertanyakan karena tampaknya justru hanya menambah beban yang tidak perlu. Tapi secara estetis memang lebih ok.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Bandung 1930: Sambungan vertikal di jembatan ini lumayan masif, ada tiga pasang dengan masing-masing dua batang bambu. Jelas ini adalah penambahan beban yang lumayan, dan boleh jadi kurang sebanding dengan stabilitas yang dihasilkan.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Cikapundung, Bandung 1920: Jembatan dengan segitiga ganda. Konstruksi ini bisa termasuk stabil karena kaki segitiga berpijak langsung di dasar sungai, bukan ke tanggul.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Jawa 1918: Ini versi ganda dari jembatan di Bandung di atas. Tiap segitiga memiliki tiga pasang bambu vertikal dengan masing-masing dua batang bambu. Secara sepintas si jembatan akan lebih terasa ringan jika tambahan segitiga ini dihilangkan.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)

Waktu: 1903, 1918, 1920, 1930, 1935, 1936
Tempat: Bandung, Jakarta, Jawa, Pemalang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Universiteit Leiden
Catatan:


UPDATE 3 Januari 2020

Konstruksi segitiga yang digunakan tentara Belanda sebagai gerbang masuk ke area perkemahan mereka, 15 Juli 1948:

(klik untuk memperbesar | © Hugo Wilmar / Het Geheugen / Spaanerstad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar