Senin, 07 Juli 2014

Warga lokal yang tidak bersahabat dengan para pejuang kemerdekaan 6

Tidak semua rakyat Hindia Belanda menginginkan kemerdekaan. Dengan berbagai alasan beberapa pihak malah lebih senang hidup di bawah kekuasaan Belanda atau malah memusuhi para pejuang kemerdekaan. Generalisasi tentu tidak bisa disimpulkan terhadap kelompok atau suku tertentu. Tapi foto-foto berikut mudah-mudahan bisa menambah bahan masukan untuk diskusi tentang hal ini.


6. Kelompok keenam dan tampaknya yang paling berbahaya adalah warga lokal yang tergabung dalam pasukan KNIL. Sebagai tentara profesional, mereka adalah serdadu yang terlatih dan dipersenjatai cukup maju oleh pihak militer Belanda.

Ada banyak foto tentang KNIL, tapi kita batasi ke beberapa saja.

© gahetna
Foto di atas memperlihatkan tiga serdadu KNIL di saat perang kemerdekaan. Mereka, dari kiri ke kanan, bernama Emous (Sunda), Kopral Sahetapy (Ambon), dan Wungouw (Minahasa).

© gahetna
Foto di atas memperlihatkan tiga serdadu KNIL berjaga di Pasar Minggu, Jakarta, dengan mitraliur. Di latar belakang tampak coretan dukungan terhadap Belanda dengan bunyi "Hidoep Sri Baginda Wilhelmina" dan dalam bahasa Belanda "Leve Koningin Wilhelmina".

© gahetna
Foto ini memperlihatkan wajah-wajah tentara Belanda yang tidak bule. Mereka adalah kesatuan KNIL yang baru saja menggempur para pejuang kemerdekaan di pertempuran Ambarawa.

© gahetna
Foto di atas memperlihatkan tentara KNIL dari wilayah Arjawinangun, Cirebon, yang sudah pensiun tetapi diaktifkan kembali oleh Belanda untuk melawan para pejuang kemerdekaan. Nama-namanya dari kiri ke kanan, berikut usia dan masa aktif di ketentaraan kolonial:
    Daswan umur 50 tahun, 22 tahun sebagai KNIL
    Arpan 51, 22
    Sayim 52, 22
    Kadma 51, 24
    Umar 53, 24
    Talim 54, 24
    Amat 53, 23
    Wagiwin 50, 22
Waktu: antara 1946 dan 1949
Tempat: Jakarta, Ambarawa, Cirebon
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Nationaal Archief


Tidak ada komentar:

Posting Komentar