5. Sebelum ini sudah ada posting yang memperlihatkan perusakan pemukiman warga Tionghoa oleh satuan pejuang kemerdekaan di berbagai tempat. Tidak bisa dipungkiri, penyanderaan dan penganiayaan pun terjadi. Kejadian-kejadian seperti ini mendorong sebagian warga Tionghoa untuk menyambut baik kedatangan pasukan Belanda, atau membentuk satuan keamanan sendiri untuk mencegah kejadian yang sama.
Kita serahkan ke para ahli sejarah untuk menentukan mana ayam mana telur. Apakah para pejuang mencurigai warga Tionghoa karena meragukan dukungan mereka atas kemerdekaan, atau apakah warga Tionghoa meragukan republik karena perlakuan yang dialami mereka.
Satuan milisi Tionghoa yang sempat dibicarakan sengit hingga setelah Belanda angkit kaki dari bumi Indonesia adalah Pao An Tui. Gambar di bawah ini menunjukkan anggota satuan Pao An Tui berlatih di Bandung, dan dilatih oleh tentara Belanda di Banyumas.
© gahetna |
© gahetna |
© gahetna |
© gahetna |
© gahetna |
© gahetna |
[bersambung]
Waktu: antara 1946 dan 1949
Tempat: Bandung, Banyumas, Bagan Siapi-api, Pasuruan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Nationaal Archief
UPDATE 4 Juli 2018
Berikut beberapa gambar di atas atau tambahannya dengan kualitas yang lebih bagus dan ukuran lebih besar:
Pasuruan, September 1947: Kolonel Ooms menerima babi guling dari Chung Hwa Chung Hui (klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Pasuruan, September 1947: Kolonel Ooms bersalaman dengan tokoh Chung Hwa Chung Hui (klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Pasuruan, September 1947; Satuan keamanan Tionghoa menangkap dua warga (klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar