Minggu, 06 Juli 2014

Warga lokal yang tidak bersahabat dengan para pejuang kemerdekaan 5

Tidak semua rakyat Hindia Belanda menginginkan kemerdekaan. Dengan berbagai alasan beberapa pihak malah lebih senang hidup di bawah kekuasaan Belanda atau malah memusuhi para pejuang kemerdekaan. Generalisasi tentu tidak bisa disimpulkan terhadap kelompok atau suku tertentu. Tapi foto-foto berikut mudah-mudahan bisa menambah bahan masukan untuk diskusi tentang hal ini.


5. Sebelum ini sudah ada posting yang memperlihatkan perusakan pemukiman warga Tionghoa oleh satuan pejuang kemerdekaan di berbagai tempat. Tidak bisa dipungkiri, penyanderaan dan penganiayaan pun terjadi. Kejadian-kejadian seperti ini mendorong sebagian warga Tionghoa untuk menyambut baik kedatangan pasukan Belanda, atau membentuk satuan keamanan sendiri untuk mencegah kejadian yang sama.

Kita serahkan ke para ahli sejarah untuk menentukan mana ayam mana telur. Apakah para pejuang mencurigai warga Tionghoa karena meragukan dukungan mereka atas kemerdekaan, atau apakah warga Tionghoa meragukan republik karena perlakuan yang dialami mereka.

Satuan milisi Tionghoa yang sempat dibicarakan sengit hingga setelah Belanda angkit kaki dari bumi Indonesia adalah Pao An Tui. Gambar di bawah ini menunjukkan anggota satuan Pao An Tui berlatih di Bandung, dan dilatih oleh tentara Belanda di Banyumas.

© gahetna
© gahetna
© gahetna
Gambar berikut memperlihatkan satuan yang disebut Politie Keamanan di Bagan Siapi-api yang terdiri dari para warga Tionghoa.
© gahetna
Foto berikut memperlihatkan bagaimana perkumpulan warga Tionghoa "Chung Hua Tsung Hui" di Pasuruan menyambut hangat kedatangan pasukan Belanda ke kota mereka dengan menghadiahkan babi guling dan rokok kepada komandan satuan II-5RI Kolonel Ooms.
© gahetna
Selanjutnya, masih di Pasuruan, satuan keamanan warga Tionghoa menangkap dua orang yang diduga terlibat penyerangan atas pemukiman mereka.
© gahetna

[bersambung]

Waktu: antara 1946 dan 1949
Tempat: Bandung, Banyumas, Bagan Siapi-api, Pasuruan
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Nationaal Archief


UPDATE 4 Juli 2018
Berikut beberapa gambar di atas atau tambahannya dengan kualitas yang lebih bagus dan ukuran lebih besar:
Pasuruan, September 1947: Kolonel Ooms menerima babi guling dari Chung Hwa Chung Hui
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Pasuruan, September 1947: Kolonel Ooms bersalaman dengan tokoh Chung Hwa Chung Hui
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Pasuruan, September 1947; Satuan keamanan Tionghoa menangkap dua warga
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar