Di sisi lain, sebagian serdadu Jepang tidak sudi menyerah, dan lebih memilih desersi atau malah bergabung dengan para pejuang kemerdekaan di dalam perang melawan Belanda. Berikut beberapa fotonya.
© gahetna |
Foto diambil bulan Agustus 1947.
Dari kiri ke kanan, berdiri: Kasaharu Sengi (ditangkap di Belawan), Kodama Mitsugi (Siantar), Hayasi Tadao (Arnhemia), Kitassura Slisahu (Kuala, Binjai);
jongkok: Akiyama Fiiatri (Kabanjahe), Tamaki Keizo (?), Kuollya (Binjai), Tomon Hiroshi (Siantar).
Catatan: nama-nama di atas berdasarkan catatan Belanda, ada kemungkinan salah tulis.
© gahetna |
Sebelas serdadu Jepang yang ditangkap Belanda dan ditahan di penjara Cipinang.
Foto diambil bulan September 1947.
Dari kiri ke kanan, berdiri: Kaneda Keijun, Kanemoto Masao, Matsuyama Yukio, Yoshimoto Eikichi, Onehara Sanchin, Shimamoto Nagao;
jongkok: Okamura Zaimei, Wata Yusukuni, Matsui Kanshin, Kanayama Eemihisa, Yanagawa Ketsei.
Catatan: nama-nama di atas berdasarkan catatan Belanda, ada kemungkinan salah tulis.
© gahetna |
Nama-namanya: Hirikazu Yakanischi, Kanetatsu Kure, Masanosuke Fujita, Mizuyoshi Yanai, Sangozo Michisita, Son Seng Ko.
Catatan: Nama-nama di atas berdasarkan catatan Belanda, ada kemungkinan salah tulis; sayangnya juga catatan foto hanya menyebut nama-nama, tapi tidak menyebut apakah dari kiri ke kanan, atau dimulai dari yang berdiri.
Tambahan info: Pasukan Jepang yang membangkang tampaknya cukup aktif di wilayah Medan dan sekitarnya sehingga warga Tionghoa di sana berunjuk rasa menuntut memyerahnya apa yang disebut "Japanese deserters and war criminals" sebagaimana terlihat di foto di bawah ini.
© gahetna |
UPDATE 24 Juni 2019
Foto pertama dan kedua dengan ukuran yang lebih besar dan kualitas lebih bagus:
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar