De Groene Amsterdammer, 16 Februari 1946 (klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Karikatur ini berasal dari masa ketika Belanda berusaha memulihkan kekuasaan di Indonesia, sementara rakyat Indonesia mencoba mendirikan pemerintahan sendiri yang berdaulat. Situasi ini digambarkan seperti di pertunjukan sirkus. Profesor Johann Logemann, saat itu Menteri Urusan Tanah Jajahan, digambarkan sudah melepaskan Van Mook, tokoh kelahiran Semarang yang ditunjuk menjadi Letnan Gubernur Jenderal. Tetapi Sutan Sjahrir, saat itu Perdana Menteri, tampak belum di posisi yang siap menyambut Van Mook. Para penonton tampak terlihat tegang untuk melihat kelanjutan dari adegan ini.
Elseviers Weekblad, 9 November 1946 (klik untuk memperbesar | © Eppo Doeve / AVS) |
Karikatur ini mengenang Eduard Douwes Dekker dan mengutip ucapan Multatuli: "Baiklah, baiklah! Tapi ... rakyat Jawa dianiaya!", serta menggambarkan bagaimana rakyat jelata harus memikul beban yang berat, sementara kaum priyayi dan berada hanya menyaksikan.
De Groene Amsterdammer, 7 Desember 1946 (klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Karikatur ini tampaknya menggambarkan reaksi sebagian kalangan di Belanda yang menolak Perjanjian Linggarjati, antara lain kelompok Indiƫ in Nood, Partij voor de Vrijheid, Nationale Jonge Verbond, serta pers liberal, yang dianggap mencoba menahan lajunya jam.
Het Parool, 2 Juli 1947 (klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Karikatur ini muncul ketika Aksi Polisionil 1 diluncurkan dan konflik bersenjata antara Belanda dan pejuang kemerdekaan pecah menjadi perang. Presiden AS, Harry Truman, digambarkan sebagai polisi yang mencoba melerai perkelahian antara Belanda dan Indonesia, dan menawarkan bantuan keuangan bagi yang mengikuti arahan dia.
Elsevier, Juli/September 1947 (klik untuk memperbesar | © Eppo Doeve / AVS) |
Kaikatur ini menggambarkan kelesuan para pedagang Tionghoa di masa Aksi Polisionil 1. Perang terbuka yang pecah telah membuat warung, toko, dan perdagangan menjadi sepi.
Tempat: karikatur di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke peristiwa di Indonesia
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Eppo Doeve | Leo Jordaan
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar