(klik untuk memperbesar | © Louis Raemaekers / AVS) |
Karikatur di atas dibuat sekitar tahun 1915 dan 1934. Seperti disinggung di posting sebelum ini, masalah candu di Hindia-Belanda, terutama di Jawa telah menjadi persoalan yang akut. Karikatur di atas mengabarkan bahwa masyarakat Tionghoa di Hindia-Belanda memohon kepada pemerintahan Belanda yang berasal dari dunia Kristiani agar dalam waktu 3 tahun produksi dan penjualan candu bisa dihentikan, serta rumah sakit untuk perawatan pecandu didirikan.
(klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Karikatur di atas dibuat sekitar tahun 1925-1934 oleh Leo Jordaan yang kemudian akan membuat banyak karikatur tentang Indonesia. Karya ini berjudul "... dan Hindia berdansa!" yang bisa ditafsirkan bahwa dansa-dansinya warga Belanda di Indonesia sejatinya dibayang-bayangi oleh bahaya bahwa suatu saat rakyat Hindia-Belanda akan "meletus".
(klik untuk memperbesar | © Louis Raemaekers / AVS) |
Sketsa di atas dibuat di tahun 1942, dan tampaknya memperlihatkan kesiagaan warga Hindia-Belanda bersama kesatuan KNIL dalam menghadapi invasi (Jepang). Sejarah mencatat bahwa Jepang dengan relatif cepat bisa menundukkan pertahanan KNIL.
(klik untuk memperbesar | © Leo Jordaan / AVS) |
Karikatur di atas terbit di bulan Oktober 1945, hanya sekitar 2 bulan setelah proklamasi kemerdekaan. Menurut karikatur ini, Menteri Urusan Tanah Jajahan, Profesor Johann Logeman berusaha untuk menghubungi rakyat Indonesia untuk menyampaikan bereidheid tot onderhandelen (kebersediaan untuk bernegosiasi), tetapi upaya ini tidak disambungi oleh Perhimpunan Indonesia.
Tempat: karikatur di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke peristiwa di Nusantara
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Leo Jordaan | Louis Raemaekers
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar