Senin, 14 Desember 2020

Halaman muka "De Notenkraker" yang kritis atas situasi penjajahan di Hindia-Belanda, 1927-1935

De Notenkraker adalah media mingguan yang dekat dengan Partai Buruh Sosial-Demokrat Belanda, SDAP. Sebagai bagian dari spektrum politik kiri tidak mengherankan jika media ini kritis atas sepak terjang politik kaum kanan, termasuk dalam kaitannya dengan penjajahan. Tiga edisi di bawah ini memperlihatkan karikatur halaman muka karya Albert Hahn dengan tema Hindia-Belanda.

25 Juni 1927
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Nona Belanda, yang biasanya digambarkan terhormat sebagai dewi Romawi, atau polos sebagai gadis desa Belanda, kali ini terlihat tua, dengan helm kerajaan, pedang berdarah, dan kalung salib. Dia mencoba mencari-cari apa yang dia bisa dapat dari Indonesia. Teks di bagian bawah berbunyi "Mencari pembenaran atas kesalahan sendiri".

10 Januari 1931
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Kali ini Albert Hahn menggambarkan pria Indonesia yang diikat, disekap mulutnya, di sebuah ruangan gelap berjeruji; sementara latar belakang menunjukkan pengerukan sumber daya alam. Ini adalah reaksi De Notenkraker atas vonis yang dijatuhkan kepada para pimpinan PNI. Teks di bagian bawah bertanya "Atas dasar hukum apa!".

18 Mei 1935
(klik untuk memperbesar | © AVS)

Kali ini Albert Hahn menggambarkan Henri van Kol berbicara dengan pria Indonesia. Van Kol adalah pendukung SDAP, tetapi dia memiliki aktivitas bisnis terselubung di Hindia-Belanda yang membuat kalangan kiri mempertanyakan posisi dia. Di karikatur ini, yang terbit 10 tahun setelah Van Kol meninggal karena terjatuh saat turun dari mobil, Van Kol berkata: "Ya, ya, saudara coklatku. Kami tidak mendudukimu, tapi mengelabuimu."

Waktu: 1927, 1931, 1935
Tempat: karikatur di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke situasi di Hindia-Belanda
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar: Albert Pieter Hahn
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar