Ketika jembatan besi untuk transportasi bermotor belum dibangun di Jawa, transportasi dari pesisir ke pegunungan dan sebaliknya masih banyak menggunakan perahu yang mengandalkan arus sungai dan keterampilan mendayung; sesuatu yang hampir punah saat ini (klik untuk memperbesar | © NGA) |
Kuda dan tandu sebagai alat transportasi di Jawa (klik untuk memperbesar | © NGA) |
Jawa, 1900-an: Medan terjal seperti ini hanya bisa dilalui oleh kuda, tandu, atau pejalan kaki. Foto kemungkinan diambil di sekitar hutan Lalijiwo (Prigen, Pasuruan). (klik untuk memperbesar | © koleksi E. Becker / NGA) |
Citarum di kawasan Priangan, 1901: Ketika jembatan besi belum ada, pemindahan barang berat antar dua tepi sungai besar dilakukan dengan perahu yang menyeberang dengan dipandu tali (klik untuk memperbesar | © H. Kleinmann & Co / NGA) |
Cemoro Lawang (Tengger), 1920: Seorang bangsawan Jawa berpose bersama mobilnya (klik untuk memperbesar | © Studio Onnes Kurkdjian / NGA) |
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: H. Kleinmann & Co; koleksi E. Becker; Studio Onnes Kurkdjian
Sumber / Hak cipta: National Gallery of Australia
Catatan: 1) Foto nomor 1 menampilkan pintu air Mlirip (Mojokerto) yang mengatur aliran Kali Brantas ke arah Surabaya. 2) Foto nomor 4 pernah dimuat di posting ini dengan ukuran yang lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar