(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Poster di atas diterbitkan oleh Partai Komunis Belanda dalam kampanye pemilihan umum parlemen Belanda di tahun 1929. Poster ini menyatakan bahwa 50 juta rakyat Indonesia mulutnya dibungkam, dengan bendera Belanda, dan oleh tangan dengan tera Singa Belanda; dan bahwa hanya Partai Komunis Belanda yang berjuang untuk mereka, dan karenanya menyeru rakyat Belanda agar memilih Louis de Visser, Ketua Partai Komunis Belanda saat itu.
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Pemberontakan kapal perang De Zeven Provinciƫn di perairan Hindia-Belanda di bulan Februari 1933 menggoncang dunia politik Belanda yang tidak menyangkan akan adanya pembangkangan dari kalangan bersenjata di wilayah Hindia-Belanda terhadap pemerintah Belanda. Dalam pemilihan umum parlemen Belanda tahun 1933 kalangan komunis Belanda menggunakan peristiwa ini untuk menyerukan lepasnya Indonesia dari (kekuasaan) Belanda, dan mengutip ucapan Karl Marx (tapi dengan menampilkan siluet Lenin) bahwa "Suatu bangsa tidak akan bebas selama ia menindas bangsa lain".
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Posisi yang berbeda dipegang oleh Partai Anti-Revolusioner. Dalam pemilihan umum Belanda tahun 1948, di tengah konflik bersenjata di Indonesia, partai Protestan konservativ yang a.l. dimotor oleh Pieter Sjoerds Gerbrandy ini menyatakan bahwa yang harus ditegakan di Hindia-Belanda adalah hukum (Belanda) dan bukan kekacauan yang ditimbulkan oleh Republik (Indonesia).
Tempat: poster di atas terbit di Belanda dengan mengacu ke hal terkait Indonesia
Tokoh:
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar