Kamis, 14 Agustus 2014

Hamengkubuwono VII, Pakubuwono X, Hamengkubuwono IX, dan Paku Alam VIII

(klik untuk memperbesar)
Waktu: Sekitar 1930 (?)
Tempat: Solo
Tokoh (dari kiri ke kanan): BRM Dorodjatun (kelak menjadi Hamengkubuwono IX), Hamengkubuwono VII (Sultan Yogyakarta), Pakubuwono X (Raja Kasunanan Surakarta), 2 wanita yang belum teridentifikasi, BRMH Sularso Kunto Suratno (Paku Alam VIII)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Sebelumnya ada kesalahan penulisan, tertulis "Hamengkubuwono X" padahal seharusnya "Hamengkubuwono VII".


UPDATE 11 Juni 2020: Foto yang sama dalam ukuran yang lebih besar

(klik untuk memperbesar | © NGA)

10 komentar:

  1. Balasan
    1. yg benernya apa dong bro...klo ente bilang ini fake coba ente kasih keterangan yg benernya apa...

      Hapus
    2. BRM Dorodjatun (kelak menjadi Hamengkubuwono IX), Hamengkubuwono X (Sultan Yogyakarta)..... Sultan ke-X (Herjuna Darpito) apakah sudah dewasa waktu itu ?..... Lha wong HB ke-IX aja belum jadi raja koq Sultan ke-10 nya sudah muncul dan dewasa lagi ?... ANEHH ....

      Hapus
    3. 2 wanita tersebut adalah abdi dalem putri khusus, lihat kalung samir yang dikenakannya. Siapa-siapa saja yang berhak mengalungkan samir dilehernya ???....

      Hapus
  2. nama anak "Pakubuwono VIII" siapa gan..?

    BalasHapus
  3. Mohon maaf sebelumnya posting ini memuat kesalahan, baik di judul maupun di deskripsi foto. Sebelumnya judul menyebut "Hamengkubuwono VIII" dan deskripsi menyebut "Hamengkubuwono X"; padahal seharusnya "Hamnegkubuwono VII" di dua-duanya.
    Terima kasih atas perhatian pembaca.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Keterangan yang tepat utk sosok no 3 dan 4:

    3. KGPAA Hamengkunegoro. Ia putra mahkota Jogja bernama lahir GRM Putro. Namun sang putra mahkota meninggal pada 1913, sehingga bukan Hamengku Buwono VIII. Yang naik menjadi HB VIII adalah adiknya, GRM Sujadi.

    4. KGPAA Suryodilogo. Nama lahirnya BRMH Surarjo. Sejak tahun 1906 bergelar Suryodilogo. Baru pada 1921 mendapat gelar Paku Alam VII, bukan VIII.

    Rujukan: Twitter @potretlawas.

    BalasHapus