![]() |
Ketua delegasi Indonesia, Amir Syarifuddin, berbicara di perundingan. Paling kiri adalah Haji Agus Salim (hanya kelihatan tangannya memegang janggut) dan Johannes Leimena. Di sisi lain Amir Syarifuddin: Paul van Zeeland, Mantan Perdana Menteri Belgia yang menjadi perwakilan negaranya di Komisi Tiga Negara. (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
Yang berbicara kemungkinan adalah kapten dari USS Renville, William W. Ball. Tokoh lainnya d.ki.k.ka.: Paul van Zeeland (Belgia), tokoh India, Sir Richard Clarence Kirby (diplomat Australia), Frank Potter Graham (Amerika Serikat), dan Abdulkadir Widjojoatmodjo (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
D.ki.k.ka.: Amir Syarifuddin, Paul van Zeeland (berbicara), tokoh India, Richard Kirby, Frank Graham (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
Proses penandatanganan sebuah dokumen, dilakukan oleh Amir Syarifuddin dan Paul van Zeeland (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
Amir Syarifuddin berpidato (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 17 Januari 1948
Tempat: Kapal USS Renville di perairan Tanjung Priuk
Tokoh:
- Amir Syarifuddin Harahap (Perdana Menteri Indonesia, ketua delegasi Indonesia di perundingan Renville)
- Haji Agus Salim (Menteri Luar Negeri)
- Johannes Leimena (Menteri Kesehatan)
- Kolonel Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (perwira KNIL yang anti kemerdekaan Indonesia)
- Frank Porter Graham (Ketua Komisi Jasa-jasa Baik PBB)
- Paul Guillaume Viscount van Zeeland (mantan PM Belgia yang menjadi salah satu anggota Komisi Jasa-jasa Baik PBB)
- Sir Richard Clarence Kirby (diplomat Australia, salah satu anggota Komisi Jasa-jasa Baik PBB)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar