Jumat, 17 Agustus 2018

Warga Tionghoa di masa perang kemerdekaan (19): Evakuasi di Cikajang, Garut

Pengantar: Kerusuhan 1998 termasuk bagian paling hitam di dalam sejarah hubungan warga "pribumi" dan Tionghoa di Indonesia. Peristiwa ini memicu munculnya era reformasi yang kemudian memberikan banyak kemajuan di dalam hubungan ini.

Harus diakui, peristiwa di tahun 1998 bukanlah yang pertama. Kekurang-harmonisan ini sudah ada puluhan tahun sebelumnya, termasuk di masa perang kemerdekaan. Blog ini sebelumnya sudah memperlihatkan perusakan pada harta benda warga Tionghoa yang dilakukan pejuang kemerdekaan di beberapa tempat, dan bagaimana Belanda dipandang sebagai pelindung warga Tionghoa dan terlibat dalam pembentukan milisi Tionghoa bersenjata yang berseteru dengan para pejuang.

Sebagian dari kita boleh jadi berpendapat "Ah, sudahlah, itu masa lalu. Tidak diusah diungkit-ungkit, hanya akan membuka luka dan borok lama. Kita lihat ke depan saja agar ada hubungan yang lebih harmonis." Pendapat seperti ini mengimplikasikan bahwa kita sebaiknya menutup sejarah yang tidak enak didengar. Di sini ada kemungkinan bahwa generasi ke depan, dari semua pihak baik "pribumi" maupun Tionghoa, tidak mencernai apa yang telah terjadi sebelumnya, dan menghadapi risiko akan mengulang apa yang justru seharusnya dihindari.

Penyelidikan sejarah secara jernih, tanpa generalisasi, tanpa praduga, tanpa emosi, diharapkan bisa menjadi bahan yang berharga agar kita, semua, bisa belajar dari masa lalu. Gambar-gambar berikut mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi ke arah sana.

(klik untuk memperbesar | © Exalto / gahetna)
Kolonel Lentz (kiri depan), komandan Brigade Infantri 3, dan Kolonel Paulusson (kanan depan), komandan Brigade W, yang membebaskan warga Tionghoa dari sebuah kampung di Cikajang (klik untuk memperbesar | © Exalto / gahetna)
(klik untuk memperbesar | © Exalto / gahetna)
(klik untuk memperbesar | © Exalto / gahetna)

Waktu: 28 Oktober 1947
Tempat: Cikajang (Garut)
Tokoh:
Peristiwa: Ketika militer Belanda merengsek maju ke kota Garut semasa Aksi Polisionil 1, Juli/Agustus 1947, para pejuang kemerdekaan mundur ke pedesaan. Mereka menggiring beberapa warga Tionghoa, dan menempatkannya di sebuah kampung di wilayah Cikajang. Di bulan Oktober 1947, lokasi ini diendus oleh Belanda yang kemudian mengerahkan paling tidak dua brigade untuk menjemput dan mengembalikan warga Tionghoa ini. Catatan Belanda menyebutkan ada sekitar 500 warga Tionghoa yang mereka temukan di kampung ini.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Foto paling atas pernah dimuat di posting ini; kali ini dimunculkan lagi dengan ukuran yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar